Keamanan dan ketertiban dalam penataan Pura Agung Besakih
ASKARA – Dalam rangka mendukung Pemerintah Provinsi Bali, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melalui Direktorat Jenderal Cipta Karya saat ini sedang melaksanakan penetapan kawasan Pura Agung Besakih di Kecamatan Rendang, Karangasem, Bali.
Penataan tersebut dilakukan untuk melindungi kawasan cagar budaya yang merupakan pusat peribadatan umat Hindu di Bali sekaligus menjadi tujuan wisata unggulan. Faktor keamanan dan kebersihan gedung menjadi perhatian Menteri Basuki saat pemeriksaan fisik.
Dalam kunjungan kerjanya ke Bali, Kamis (6 Oktober), Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan, pengerjaan fisik penataan kawasan itu tidak akan menyentuh area bangunan utama Pura Besakih yang digunakan sebagai tempat peribadatan.
Penataan kawasan ini dimaksudkan untuk meningkatkan keamanan dan kenyamanan ribuan pengunjung yang hadir dalam pelayanan dan perjalanan wisata, kata Menteri Basuki
“Pintu masuk dan keluar dirancang berbeda untuk sirkulasi lalu lintas. Hal ini untuk mencegah terjadinya kemacetan lalu lintas,” kata Menteri Basuki.
Ia juga meminta untuk memperhatikan tanjakan jalan yang cukup curam untuk meminimalisir risiko kecelakaan, terutama untuk kendaraan besar seperti bus.
“Posisi tempat parkir bus perlu diatur ulang demi alasan keamanan,” kata Menteri Basuki.
Pura Agung Besakih yang terletak di kaki Gunung Agung merupakan pura terbesar dan tersuci di Bali dan merupakan pusat pelayanan spiritual utama bagi umat Hindu di Indonesia untuk melakukan salat. Perpaduan pemandangan dan arsitektur pura yang indah juga menjadikan kawasan Pura Agung Besakih sebagai tujuan wisata utama.
Direktur Jenderal (Dirjen) Cipta Karya Diana Kusumastuti mengatakan, tata letak kawasan Pura Agung Besakih dimulai pada Agustus 2021 dan diharapkan selesai pada Januari 2023.
“Penataan kawasan Pura Agung Besakih akan dilakukan dengan mekanisme design-and-build menggunakan APBN sebesar Rp378,4 miliar. Saat ini progres fisik sudah mencapai 62,37%,” kata Dirjen Diana saat mendampingi Menteri Basuki meninjau langsung progres pembangunan kawasan Pura Agung Besakih, Kamis (6/10).
Penataan kawasan Pura Agung Besakih dilakukan oleh PT Pembangunan Perumahan (PP) selaku Kontraktor Eksekutif dan PT Ciriajasa Cipta Mandiri selaku Konsultan Manajemen Konstruksi di bawah Multi-Year Contract (MYC) 2021-2022. Selain itu, gedung parkir sepeda motor, kios dan ruang audio visual juga telah disiapkan dana APBD Provinsi Bali yang disediakan oleh PT. Waskita Karya.
Penataan dilakukan di dua kawasan, yakni kawasan Manik Mas dan kawasan Bencingah. Tata ruang kawasan Manik Mas meliputi garasi parkir 5 lantai, 20 unit kios besar, 36 kios kecil, Bale Pesandekan, Pura Melanting, Gedung Anjung Pandang, toilet dan akses jalan. Sedangkan tata ruang kawasan Bencingah meliputi pembangunan 194 unit kios besar, 140 kios kecil, bale pesandekan, bale gong, halaman, taman bermain anak, toilet dan tempat parkir.
Dalam penataan kawasan Pura Agung Besakih, Kementerian PUPR tetap mengedepankan kearifan lokal Bali dengan menggelar upacara keagamaan sebelum, saat, dan setelah pelaksanaan. Selain itu proses konstruksi juga dilakukan oleh 125 pekerja lokal.
“Warung harus bersirkulasi dengan baik agar tidak pengap dan harus ada sistem selokan yang baik agar tidak tampias. Secara keseluruhan, agar proses konstruksi selesai tepat waktu agar masyarakat Hindu Bali dapat menggunakannya untuk upacara akbar di awal tahun 2023,” tutup Menteri Basuki.
Didampingi Menteri Basuki, Gubernur Bali Wayan Koster, Dirjen Cipta Karya Diana Kusumastuti, Panel Ahli Menteri PUPR Bidang Teknologi, Perindustrian dan Lingkungan Endra S. Atmawidjaja, Direktur Utama PT. PP Novel Arsyad, Manajer Operasional 2 PT. Waskita Karya Bambang Rianto, Kepala Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) Jawa Timur dan Bali Apri Artoto, Kepala BPPW Bali I Nyoman Sutresna dan Kepala Daerah Aliran Sungai Bali – Nusa Penida Eka Nugraha.
Penerbit: Husnie
Source: www.askara.co
