Kampung Wisata Kampus Kopi Boyolali Diresmikan, Bisa Jadi Wahana Sekolah Alam - Solopos.com - WisataHits
Jawa Barat

Kampung Wisata Kampus Kopi Boyolali Diresmikan, Bisa Jadi Wahana Sekolah Alam – Solopos.com

SOLOPOS.COM – Ketua DPRD Boyolali Marsono (kanan tengah) menyerahkan sepotong tumpeng kepada Banyuanyar (Kades) Desa Komarudin, Kamis (27/10) saat peresmian Desa Wisata Kampus Kopi Banyuanyar, traffic light, Boyolali/2022. Desa, desa adalah basis keunggulan desa. (Solopos/Ni’matul Faizah)

Solopos.com, BOYOLALI satu khidup HAItidak pProduk (OKOP) menjadi nilai luar biasa pada peresmian Kampung Wisata Kampung Susu (Kampus) Kopi Banyuanyar, lampu lalu lintas, Boyolali, Kamis (27/10/2022).

Kepala Desa Banyuanyar Komarudin mengatakan, dari sembilan dusun yang ada di desa tersebut, tujuh telah meluncurkan produk unggulannya masing-masing. “Jika kamu berfikir civitas akademik ini HAItidak vDesa HAItidak pproduktapi menurut Banyuanyar itu OKOP atau HAItidak khidup HAItidak pproduk‘ katanya kepada wartawan di sela-sela acara.

Daihatsu Rocky Promotion, Harga Mobil Rp 200 Juta Jadi Hanya Rp 99.000

Di antara tujuh dusun yang sudah memiliki produk unggulan adalah Dukuh Dukuh sebagai desa budaya. Kemudian Dusun Grenjeng sebagai Desa Madu, Dusun Jumbleng sebagai Desa Jahe, Dusun Wangan sebagai Desa Susu.

Kemudian Dukuh Banyuanyar sebagai Kampung Toga atau Tanaman Obat Keluarga, Dusun Geneng sebagai Kampung Ekraf dan Dusun Ngemplak sebagai Kampung Kopi. Namun, tidak ada yang diketahui tentang dua dusun lainnya, yaitu Bunder dan Krüning.

“Untuk dua dusun itu, ke depan kita akan mencari potensi lokal yang berbeda dengan dusun lain dan bisa dijadikan keunggulan desa. Dan itu berbeda per dusun, tetapi syaratnya harus dari Banyuanyar ke Banyuanyar dan untuk Banyuanyar,” jelas Komarudin.

Baca Juga: Taj Yasin Puji Desa Urutsewu Boyolali Investasi Energi Murah

Selain itu, Komarudin menegaskan bahwa semangat Desa Wisata Banyuanyar adalah meningkatkan perekonomian masyarakat sekaligus mengurangi kemiskinan. Hal ini, lanjutnya, karena Desa Wisata Kampus Kopi Banyuanyar berbasis masyarakat dan menjalankan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).

Dijelaskannya, tanpa UMKM, desa wisata di Banyuanyar tidak akan berfungsi sebagai roda penggerak yang menjadi urusan masyarakat. Beberapa toko yang ada di masyarakat seperti Toko Madu Clanceng di Kampung Madu Dukuh Grenjeng dan Toko Susu di Kampung Susu Dukuh Wangan.

“Kami benar-benar ingin membangun ini untuk memberdayakan masyarakat. Jadi masyarakat harus menjadi pelaku dan memutar roda perekonomian di bawah naungan Bumdes Kampus Kopi Banyuanyar,” jelasnya.

Baca Juga: Agar Tidak Bingung, Pahami Detail Tarif Parkir Yang Berlaku di Boyolali

Saat ditanya mengenai kunjungan ke Desa Wisata Kampus Kopi Banyuanyar, Komarudin mengatakan, pengunjung biasanya tertarik untuk melihat langsung pertanian dan pertanian terpadu. Misalnya membuat kopi dari biji kopi menjadi kopi.

Pengunjung biasanya pelajar atau siswa sekolah dasar di sekitar Banyuanyar yang ingin belajar langsung di lokasi. “Tujuan paling jelas ke depan adalah menjadi ruang sekolah yang natural bagi siswa SD dan SMA, bahkan mahasiswa. Ayo, setiap saat, mereka yang belajar teori di kelas kemudian berlatih di Banyuanyar. Jadikan Banyuanyar sebagai kampus yang nyata,” ujarnya.

Kepala Desa Banyuanyar mengaku telah mempersiapkan desa wisata selama tiga tahun sebelum dibuka pada Kamis pagi. Kesulitannya adalah membangun Cara berpikir dari muda sampai tua.

Baca juga: Semangat! 1.800 peserta mengikuti Grebeg Penjalin, aneka kerajinan rotan yang dipamerkan

“Tidak mudah, apalagi desa wisata kita berbasis masyarakat. Bisa dibilang, seperti perkebunan kopi, kebun jahe, susu dan sarana produksi lainnya, itu bukan milik desa tapi 100 persen milik masyarakat,” ujarnya.

Sementara itu, pemuda setempat yang juga ketua RakIT IT Drive (RakIT) Banyuanyar, Nanang Ari Yanto, 28, mengaku pemuda juga terlibat dalam menyukseskan desa wisata di desanya. Ia mengatakan tugas kader RakIT Desa Banyuanyar adalah membuat video pemasaran dan merek Desa wisata kampus kopi.

Untuk lebih memperkuat peran RakIT di desa, beberapa pengusaha muda juga telah dilatih untuk membuat video promosi, menurut Nanang. “Beberapa kader kami juga sering mengikuti pelatihan video, seperti di Lembang, Jawa Barat,” ujarnya.

Baca Juga: Upacara Adat di Boyolali Mulai Direkam, Ada Yang Meriah Tanpa Dukungan APBD

Source: news.google.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button