Kampung Kerajinan Keparakan menawarkan oleh-oleh khas Yogyakarta - WisataHits
Jawa Timur

Kampung Kerajinan Keparakan menawarkan oleh-oleh khas Yogyakarta

Ada sebuah daerah di Yogyakarta yang terkenal dengan kerajinan tangannya yaitu Desa Kerajinan Keparakan.

Seperti dikutip dari tourism.jogjakota.go.id, Kampung Kerajinan Keparakan ini merupakan rumah bagi para pengrajin kulit sapi yang telah membuat sandal, tas, jaket dan ikat pinggang sejak tahun 1980-an.

Kampung Kerajinan Keparakan terletak di Jl. Kolonel Sugiyono, Keparakan Kidul, Kec. Mergangsan, tepatnya sekitar 3 km dari pusat kota.

Pada tahun 1980, Pak Suyadi, warga Desa Keparakan, mencoba membuat ikat pinggang, sepatu, dan tas dari kulit.

Kerajinan tangan Pak Suyadi terbukti sangat populer, sehingga produksinya berkembang dengan melibatkan penduduk setempat dalam pembuatan kerajinan kulit dan sekarang dikenal sebagai pusat industri kulit.

“Kami memproduksi atas pesanan orang yang datang dan membawa kulit sendiri. Harga pembuatan tergantung tingkat kesulitan, biasanya mereka membawa sample atau gambar barang. Untuk tas, harganya berkisar antara Rp 50.000 hingga ratusan ribu rupiah. Untuk sepatu kulit harganya mulai dari Rp 250.000,” ujar Vicky, salah satu pengrajin wanita di rumah kerajinan kulit VR Putra Collection.

Ada sekitar 25 showroom kerajinan kulit di Desa Keparakan. Showroom ini bertujuan untuk memamerkan kerajinan tangan seperti sandal, tas, jaket, ikat pinggang yang semuanya terbuat dari kulit sapi.

Banyak wisatawan domestik dan mancanegara juga pernah singgah di Desa Keparakan.

Selain berbelanja produk kerajinan, mereka juga melihat langsung pembuatan kerajinan tangan dan juga bisa membuat sendiri kerajinan kulit khas desa Keparakan.

Produk kerajinan kulit dari Desa Kerajinan Keparakan juga dijual di mall souvenir seperti Malioboro dan Pasar Beringharjo.

Pedagang dari berbagai kota seperti Surabaya, Semarang, Madiun, Kediri dan Bojonegoro bahkan dari Kalimantan juga menjadi pelanggan yang membeli produk kerajinan kulit ini untuk dijual kembali.

Banyaknya pesanan produk kerajinan tersebut menjadikan profesi pengrajin di Desa Kerajinan Keparakan menjadi sumber pendapatan utama bagi warga.

“Jika pembeli ingin memilih produk artisanal secara langsung, showroom di sini buka dari jam 9 pagi sampai jam 5 sore. Produk utama saya terutama sandal kulit. Cukup favorit di kalangan wisatawan karena harganya yang terjangkau dengan banyak model seharga Rp 25.000 saja. Penjualan per hari bisa sampai 100 pasang.” Kata Pak Maryono, salah satu perajin dari rumah kerajinan kulit Mitra Collection.***

Source: news.google.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button