Jawa Tengah

Kampung Batik Kauman berharap dapat menawarkan menu kuliner khas kota Solo

SOLO – Desa Wisata Batik Kauman lebih dikenal sebagai sentra pembuatan batik yang masih eksis di kota Solo. Selain itu masih banyak potensi lain yang bisa dikembangkan yang nantinya menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan yang ingin berkunjung ke kawasan Kauman.

Kawasan ini akan memunculkan menu kuliner khas Kota Bengawan yang diharapkan bisa menjadi ikon wisata. Produk unggulan ini perlu dicanangkan sebagai magnet baru bagi wisatawan yang berkunjung ke kota Solo. Tujuannya adalah untuk menawarkan kepada wisatawan berbagai pilihan, yang akibatnya berkembang durasi menginap di Solostadt.

“Di Jogja ada bakpia pathok dan bakpia kukus. Dengan begitu, sosis basah, sosis mentah, dan inovasi lainnya bisa diperkenalkan di Solo. Ini bisa menjadi ikon wisata bagi kota Solo. Kami sempat berdiskusi dengan teman-teman di Kauman, banyak produk yang bisa dimunculkan. Potensinya besar,” kata Gunawan Setiawan, penasehat Komunitas Kuliner Halal Kauman Jawa Pos Radar Solo, kemarin.

Menurutnya, program ini sangat membantu para pelaku UMKM kuliner di Kauman untuk cepat maju ke kelas. Khususnya, menciptakan produk unggulan yang akan menjadi ikon baru pariwisata Kota Solo. Di sana peningkatan kapasitas Apa yang dilakukan tidak hanya mengerjakan menjalankan bisnis, tetapi juga mengerjakan pembuatan produk yang berkualitas.

“Karena kota Solo butuh produk unggulan yang perlu diangkat. Harapannya dengan adanya program ini, Kauman akan memunculkan menu baru, atau bahkan menu lama yang bisa dibatalkan. Tentunya bisa dipresentasikan ke masyarakat luas,” lanjutnya.

Achmad Khoirani, Kepala Desa Kauman, mengatakan branding Desa Wisata Kauman telah berubah sejak pandemi selama dua tahun terakhir. Dari Kampung Batik Menjadi Kampung Kuliner Halal. Meski perkembangannya masih tersendat karena belum ada produk khusus yang unik. Namun merek belakangan ini dikenal masyarakat.

“Semoga gastronomi di Kauman segera memiliki produk unggulan. Bisa bersaing dengan daerah lain. Karena begitu banyak tantangan. Pelaku kuliner banyak tampil. Ada banyak pesaing. Semua desa memiliki produk unggulan. Semua orang berlomba-lomba memikat pecinta kuliner ke Solo,” jelasnya. (aya/nik/dam)

Source: news.google.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button