Kampoeng Heritage Kajoetangan di Kota Malang kini sepi, wisatawan semua ramai di Pedestrian Page Kayutangan - WisataHits
Jawa Timur

Kampoeng Heritage Kajoetangan di Kota Malang kini sepi, wisatawan semua ramai di Pedestrian Page Kayutangan

Kampoeng Heritage Kajoetangan di Kota Malang kini sepi, wisatawan semua ramai di Pedestrian Page Kayutangan

MALANG, KOMPAS.com – Pemerintah Kota Malang (Pemkot) meminta warga bersabar menyikapi sepinya wisatawan di Kampoeng Heritage Kajoetangan.

Hal itu disampaikan Kepala Disporapar (Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata) Kota Malang, Baihaqi.

Menurutnya, pengunjung saat ini lebih memilih untuk datang ke Jalur Pejalan Kaki Kayutangan di sisi Jalan Jenderal Basuki Rahmat.

Baca Juga: Wisata Sejarah Akan Datang ke Malang, Pemkot Siapkan Penataan Kawasan Kayutangan

Pasalnya, pemerintah telah menata dengan rapi lokasi yang berada tidak jauh dari Kampoeng Heritage Kajoetangan.

“Dulu (Kampoeng Heritage Kajoetangan) ramai karena bukan di pinggir jalan atau di luar seperti sekarang,” kata Baihaqi. Kompas.comJumat (1/6/2023).

Saat ini Kampoeng Heritage Kajoetangan sepi wisatawan. Padahal, dulu, wisatawan sudah ramai memasuki desa untuk menikmati berbagai spot foto.

Situasi ini terjadi sebelum pemerintah melakukan perbaikan terhadap Jalur Pejalan Kaki Kayutangan.

Turis ramai di Jalan Pejalan Kaki Kayutangan

Pihak Baihaqi juga telah bertemu dengan pengurus Kelompok Sadar Wisata atau Pokdarwis Kampoeng Heritage Kajoetangan. Dalam pertemuan tersebut, warga juga menyepakati perkembangan kawasan Kayutangan saat ini dan yang akan datang.

Baca Juga: Wisata Malang Mengunjungi Halte Trem di Kayutangan Heritage

Saat ini, kawasan Kayutangan banyak disibukkan dengan aktivitas hiburan hanya di luar atau pedestrian street.

Bahkan, Pemkot Malang sendiri kerap melakukan kegiatan di dekat tempat-tempat tersebut. Sedangkan kegiatan di desa tidak direncanakan.

Spot foto baru tersebut adalah bilik telepon di Kawasan Cagar Budaya Kayutangan pada Selasa (1/3/2023). KOMPAS.com/Nugraha Perdana Titik foto baru yaitu bilik telepon di Kawasan Cagar Budaya Kayutangan pada Selasa (1/3/2023).

“Semua orang mendukung bahkan masyarakat menuntut agar kegiatan serupa dilakukan lebih lama lagi. Mereka juga menyerukan partisipasi banyak UMKM dan lebih banyak tenda untuk dijual, ”katanya.

Pada tahun 2023, Jalan Pejalan Kaki Kayutangan dijadwalkan menjadi tuan rumah pertunjukan musik setiap hari.

Disporapar berencana menggelar pameran di sekitar lokasi yang lebih besar dari tahun lalu. Pelaksanaannya berlangsung pada momen perayaan hari jadi kota Malang.

Upaya menghidupkan kembali Kampoeng Heritage Kajoetangan

Pemerintah Kota Malang sebenarnya sudah berusaha mencari cara agar wisatawan bisa sampai ke kampung-kampung yang ada di Kampoeng Heritage Kajoetangan itu juga.

Menurutnya, berbagai aktivitas hiburan di Jalan Pejalan Kaki Kayutangan kemungkinan akan mempengaruhi minat pengunjung untuk memasuki desa tersebut.

Baca Juga: 2 Bus City Tour Difabel Malang Beroperasi di Kota Malang Mulai Sekarang

Namun nyatanya, upaya tersebut belum terlihat. Baihaqi berharap warga bersabar. Menurutnya, penataan kawasan Kayutangan saat ini tidak dirasakan dalam waktu singkat.

“Untuk membangunnya pada 2021 butuh proses, kita butuh kesabaran. Satu hingga tiga tahun tidak cukup bagi orang untuk membangunnya. Ini akan terasa dalam 5 hingga 10 tahun,” kata Baihaqi.

kesepian Kampoeng Heritage Kajoetangan

Sebelumnya, kondisi Kampoeng Heritage Kajoetangan di Kota Malang sempat sepi wisatawan pada awal tahun 2023.

Keadaan ini konon karena destinasi wisata yang spot fotonya di desa kalah bersaing dengan jalur pejalan kaki yang ditata apik oleh Pemerintah Kota Malang.

Memasuki kawasan desa, masih ada spot foto seperti B. mural bernuansa Kajoetangan zaman penjajahan Belanda dengan lampu-lampu tua.

Lalu berfoto dengan suasana seperti di teras rumah tua. Pengunjung juga bisa berfoto di depan rumah-rumah pedesaan bernuansa era kolonial.

Sejak dilakukan pemantauan pada Selasa (1/3/2023) sekitar pukul 12.00 WIB, suasana di Kampoeng Heritage Kajoetangan sepi pengunjung.

Sudah sepi sejak Covid-19

Salah seorang warga, Rudi Haris, 65 tahun, mengatakan sepinya pengunjung sudah dirasakan sejak pandemi Covid-19 pada 2020 hingga sekarang.

Meski kenaikan kasus Covid-19 di Kota Malang menurun, namun tidak berdampak besar terhadap kunjungan wisatawan ke Kampoeng Heritage Kajoetangan.

“Tahun lalu liburan mulai ada pengunjung, tapi belum signifikan, tapi liburan sudah selesai, jadi bisa dilihat bagaimana keadaan sekarang, paling banyak satu sampai tiga orang,” kata Rudi, Selasa (1/3/2023). .

Keadaan Kampoeng Heritage Kajoetangan yang beberapa hari lalu sepi wisatawan. KOMPAS.com/ Nugraha Perdana Keadaan Kampoeng Heritage Kajoetangan yang beberapa hari lalu sepi wisatawan.

Ia juga masih mengkhawatirkan kelestarian Kampoeng Heritage Kajoetangan. Ia dan warga lainnya hanya berharap wisatawan yang berkunjung ke desa itu bisa tetap ramai ke depannya.

“Dulu siapa yang mengeluarkan Kajoetangan dari desa ini. Jumlah pengunjung tidak sedrastis sebelumnya, yakni 100 persen hingga maksimal satu persen. Sekarang, apakah itu semakin gelap atau terang, kami berharap wisatawan bisa masuk ke atas,” katanya.

Bahkan ia sempat bertemu dengan seorang turis yang mengira jalur pejalan kaki di Jalan Basuki Rahmat itu bagian dari Kajoetangan Heritage Kampoeng.

“Ada juga miskonsepsi masyarakat bahwa pusaka Lampung terletak di atas (jalur pejalan kaki). Ketika ada siswa yang diberi tugas sekolah untuk menulis tentang kampung pusaka, dia dituding oleh gurunya lalu diwawancarai saya,” ujarnya.

Baca Juga: Banyak Pengajuan Paspor di Biro Imigrasi Malang yang Ditolak, Ini Penyebabnya

Rudi yang juga anggota Pokdarwis Kampoeng Heritage Kajoetangan ini mengusulkan beberapa hal kepada Pemerintah Kota Malang untuk mempromosikan wisata tersebut, seperti meminta tambahan ornamen lampu model lama untuk spot foto.

Ia juga tidak sepenuhnya menyalahkan pemerintah, karena menurutnya Pemkot Malang juga melakukan upaya pembuatan video promosi.

“Suatu kali disarankan untuk menambahkan lampu bermotif di dalam, seperti lampu di lantai atas (di pedestrian mall). Pemerintah juga membuat video promosi,” ujarnya.

Ia pun berharap ke depannya, ketika kebijakan PPKM dicabut oleh pemerintah, bisa diadakan event-event di Kampoeng Heritage Kajoetangan untuk menarik wisatawan.

“Dulu musik keroncong sering diputar di sini, lalu ada festival makanan lama, tapi tidak ada acara selama pandemi. Saya harap PPKM ini diangkat, semoga ada acara apa lagi yang bisa menghidupkan desa pusaka,” ujarnya.

dapatkan pembaruan pesan yang dipilih dan berita terkini setiap hari dari Kompas.com. Yuk gabung di grup Telegram “Kompas.com News Update” caranya klik link lalu gabung. Anda harus menginstal aplikasi Telegram terlebih dahulu di ponsel Anda.

Source: news.google.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button