Kagumi keindahan Danau Remis, destinasi wisata di Kuningan - WisataHits
Jawa Timur

Kagumi keindahan Danau Remis, destinasi wisata di Kuningan

Danau Remis adalah sebuah destinasi wisata di Desa Kaduela, Kecamatan Pesawahan, Kabupaten Kuningan, Jawa Barat. Danau ini merupakan danau alami yang berada di kaki Gunung Ciremai.

Secara total, kawasan ini memiliki luas hingga 13 hektar (ha), sedangkan luas danau mencapai 3,35 ha. Danau yang memiliki kedalaman hingga 12 meter ini masih memiliki suasana asri.

Para wisatawan bisa melakukan berbagai aktivitas di kawasan Danau Remis ini. Bagi wisatawan yang suka jalan-jalan atau jalan-jalan, danau ini memiliki jalur khusus yang bisa digunakan.

Menggambar Wisata Danau

Para wisatawan dapat dengan mudah melakukan jogging atau sekedar jalan-jalan sambil menikmati pemandangan sekitar dan udara yang bersih. Bagi wisatawan yang hobi memancing, Anda juga bisa membawa alat pancing ke Danau Remis ini.

Telaga Remis memiliki beragam jenis ikan untuk dibawa pulang oleh wisatawan, seperti ikan nila dan ikan mas. Fasilitas umum yang dibangun di sekitar destinasi wisata di Kunigan ini juga cukup lengkap.

Para wisatawan dapat bersantai di pendopo yang dibangun di sekitar kawasan Telaga Remis, yang dilengkapi dengan fasilitas sanitasi, tempat ibadah dan tempat ibadah. sudut makan yang bisa memenuhi kebutuhan perut wisatawan.

Para wisatawan yang ingin berkunjung ke kawasan wisata Telaga Remis tidak perlu khawatir tersesat. Jalur atau jalur menuju danau ini cukup mudah ditemukan. Selain itu, akses menuju kawasan wisata Danau Remis cukup baik. Wisatawan bisa membawa kendaraan pribadi, baik roda dua maupun roda empat.

Jika wisatawan memulai perjalanan dari pusat kota Kuningan, mereka dapat mengambil rute Jalan Lingkar Timur Kuningan – Jalan Lingkar Cilimus – Jalan Mandirancan – Jalan Sindang Jawa Mandirancan – Jalan Cisaat Kramat – Jalan Pahlawan – Telaga Remis.

Jika wisatawan memulai perjalanan dari pusat Kota Cirebon dapat melewati rute Jalan Kesambi – Jalan Kanggraksan – Jalan Kalitanjung – Jalan Raya Sumber Cirebon – Jalan Sultan Agung – Jalan Nyai Ageng Serang – Jalan Cisaat-Kramat – Jalan Pahlawan – Jalan Undian Kauela-Telaga.

Harga tiket Danau Remis cukup terjangkau. Bagi wisatawan yang berlibur ke sini, cukup membayar harga tiket Rp 10.000 di hari biasa dan Rp 15.000 di akhir pekan.

Kisah di balik Danau Remis

Dalam buku “Wisata Mudik Nusantara” karya Rosyid Hariyadi, nama Telaga Undian berasal dari kata “danau‘ dan ‘kerang‘. dalam bahasa sundadanau‘ artinya danau sedangkan ‘kerang‘ adalah jenis kerang dengan warna kuning.

Banyak sekali cangkang kerang yang hidup di sekitar danau ini, maka dari itu danau ini disebut sebagai Danau Kerang oleh masyarakat sekitar. Ada legenda tentang asal usul Danau Remis yang berkembang di masyarakat sekitar.

Dulu, Keraton Cirebon yang dikelola oleh Sultan Matangaji menolak membayar upeti kepada Kerajaan Mataram yang seharusnya diberikan. Maka diutuslah Pangeran Selingsingan dan anak buahnya. Namun sebelum sampai di tempat tujuan, rombongan bertemu dengan rombongan Pangeran Purabaya dari Mataram yang ingin mengumpulkan upeti. Hingga akhirnya perang pun tak terhindarkan.

Berada di kaki Gunung Slamet, Pangeran Selingsingan tidak bisa menandingi kegigihan Pangeran Purabaya dan pasukannya. Hal ini mendorongnya untuk pensiun dan mengirim pesan kepada Sultan Matangaji. Mendengar situasi ini, Sultan mengirim menantunya yang kuat ke medan perang. Hal ini tidak dibantah oleh Elang Sutajaya.

Untuk membantu saudara-saudaranya yang membutuhkan, ia berangkat untuk membantu Pangeran Selingsingan dan memenangkan perang. Sesampainya di tempat tujuan, Elang Sutajaya mencari Pangeran Purabaya sebagai musuh utama.

Dia menggunakan keris sebagai senjata dan sihir untuk mengalahkan utusan dari kerajaan Mataram. Dan tanpa ampun, keris yang menjadi senjata elang itu berhasil membelah tubuh Purabaya menjadi dua.

Pangeran Purabaya merasa kalah dan meminta ampun kepada Elang Sutajaya untuk memaafkannya. Dia merasa seperti orang biasa. Namun, Elang Sutajaya tidak bergeming. Dia mengatakan bahwa Purabaya bukanlah Muslim yang baik karena tidak ada Muslim yang melakukan kekerasan termasuk memulai perang hingga membunuh.

Ketika Pangeran Selingsingan mendengar nasehat yang keluar dari Purabaya Elang, ia menangis terus menerus. Hingga air matanya membentuk telaga yang imbang. Sedangkan Pangeran Purabaya menjelma menjadi bulus atau kura-kura.

Bulus itu disebut Si Mendung Purbaya. Berdasarkan legenda tersebut, Telaga Draw disebut sebagai simbol kerendahan hati Pangeran Selingsingan.

Source: katadata.co.id

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button