Jurnal Wicaksana Media Istana Negara Kawasan Bina UMKM Desa Cibeureum - WisataHits
Jawa Barat

Jurnal Wicaksana Media Istana Negara Kawasan Bina UMKM Desa Cibeureum

Tampilan postingan: 70

Analisnews.co.id, Jawa Barat – Jurnal Media Wicaksana Istana Negara promosikan UMKM di desa Cibeureum. Usaha mikro, kecil, dan menengah yang termasuk dalam kategori pedagang kecil merupakan pejuang ekonomi berbasis kerakyatan yang perlu mendapat perhatian dan penting untuk terus dibina.

IMG 20221123 WA0047 1
Salah satu lokasi pelaku UMKM di kawasan Cisarua Bogor yakni di Kampung Baru Kampung Cibeureum Cisarua yang letaknya persis di kawasan depan pintu masuk kawasan Taman Safari Obyek Wisata Nasional Cisarua Bogor, Rabu (23/11/2019). 2022).

Di lokasi ini, sejak tahun 1984 menjadi titik pusat para pedagang kecil, yang bisa dibilang UKM, dengan berbagai jenis barang.

Ada yang menjual oleh-oleh khas Cisarua, penjual buah-buahan, penjual lapak makanan, pernak-pernik cinderamata, dan juga penjual tanaman hias dan aneka tanaman bonsai.

Dalam kunjungan khusus Pimpinan Umum Lembaga Jurnal Media Wicaksana, Istana Negara secara resmi mengumumkan bahwa UMKM di wilayah ini menjadi bagian dari Pengembangan Kelembagaan Jurnal Wicaksana.

“Saya berkunjung secara resmi sambil memasang spanduk sebagai bukti publikasi bahwa pelaku UMKM di tempat ini adalah mentor kami,” ujar Ali Nasrullah, Ketua Umum Jurnal Wicaksana.

Heri selaku pedagang bersama sejumlah pedagang lainnya yakni Ujang Uhar, H. Marpudin, Didin bin Duri, Dadan dan sejumlah pedagang lainnya menyatakan telah berdagang sejak tahun 1984 dan hingga kini tempat ini kami tempati dengan tetap menjaga lingkungan. sustainability dan kita jaga bersama, kata Heri kepada redaksi jwgroupnews (21/11/22).

“Kami berdagang dan mencari kebahagiaan untuk keluarga, dari generasi ke generasi, dan kami membangun kios serta memelihara tempat parkir bagi pengunjung yang mampir ke area perdagangan kami,” jelas Heri.

H. Marpudin menambahkan bahwa dia menjaga kios dan berdagang buah-buahan, dan sudah sangat lama kami tidak mempertahankan pos perdagangan kami.

Didin bin Duri dan Ujang Uhar menambahkan, keduanya adalah satu kesatuan dan telah menjalankan usaha dagang kecil-kecilan di bawah arahan kepala desa sejak tahun 1984 bersama warga lainnya.

“Dulu kami berdagang secara tradisional di daerah bawah yang sekarang menjadi rumah besar, kemudian kami diinstruksikan oleh Lurah untuk berdagang di tempat ini dan sejak tahun 1984 kami berdagang,

lalu kami masih disini dan kami sepakat menamakan tempat ini “Pasar Safari Kuring” karena tempatnya dekat dengan pintu masuk Kawasan Taman Safari,” jelas Didin dan Ujang Uhar silih berganti.

Prinsipnya Pasar Safari Kuring yang sampai saat ini memiliki sekitar 40 pedagang kios, serta pedagang kaki lima dan pedagang lainnya yang berjumlah sekitar 90 orang, telah resmi bergabung dengan Lembaga Jurnal Wicaksana dan menjadi pembina Lembaga Jurnal Wicaksana, sehingga kedepannya akan kami terbitkan bukti kerjasama dan juga berbagai program pembinaan yang akan kami koordinasikan dengan kementerian terkait dan dinas terkait di Kabupaten Bogor dan juga di provinsi Jawa Barat.

“Kita harus menjunjung tinggi dan melestarikan kearifan lokal para pedagang Pasar Safari Kuring,” pungkas Ali.

Reporter : M Fidri

Source: news.google.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button