Jogo X Jogo Tingkatkan Pariwisata di Notoprajan • Radar Jogja - WisataHits
Yogyakarta

Jogo X Jogo Tingkatkan Pariwisata di Notoprajan • Radar Jogja

RADAR JOGJA – Desa Notoprajan mengadakan upacara adat Jogo X Jogo. Kegiatan keempat dari upacara tahunan ini adalah menggali potensi budaya. Bekerja sama dengan bidang ekonomi, upacara tersebut bertujuan untuk mendongkrak pariwisata di Notoprajan.

Kepala Desa Budaya Notoprajan Pelopor Casnugi menyatakan bahwa Upacara Adat Jogo X Jogo merupakan upaya untuk mengembangkan budaya di Notoprajan. “Kami bersyukur Notoprajan telah menjadi pelopor desa budaya dengan peringkat pertama. Insya Allah setiap tahun akan kita gelar,” ujarnya kepada Radar Jogja kemarin (27 Oktober).

Casnugi kemudian mengungkapkan bahwa upacara adat Jogo X Jogo juga menjadi pengingat bagi warga. Untuk selalu menjaga kebersihan dan kelestarian Sungai Winongo. “Agar airnya bersih dan lingkungannya juga bersih. Sehingga bisa dimanfaatkan untuk kegiatan pariwisata yang berdampak pada pembangunan ekonomi,” ujarnya.

Casnugi juga mengapresiasi para pemuda Notoprajan yang ikut ambil bagian. Mereka membuka Angkringan, yang menampung olahan kuliner warga. Dengan sinergi ini, diharapkan pria berusia 60 tahun ini dapat terus menumbuhkan pariwisata di daerahnya. “Selain membuka Angkringan, anak-anak muda juga bisa berbagi pengetahuan tentang cagar budaya di Notoprajan,” ujarnya.

Perhatikan bahwa ada beberapa lokasi di Notoprajan. Mulai dari Ndalem Tejokusuman, Ndalem Notoprajan, Bekas Stasiun Ngabean dan Bekas Kantor Balai Kota Jogja. Keberadaan situs tersebut juga dikatakan mampu menarik wisatawan. “Jadi biarkan budaya menumbuhkan pariwisata untuk masyarakat yang sejahtera,” ujarnya.

Kepala Lembaga Adat Budaya dan Seni Kundha Kaculture Kota Jogja Tri Sodya Atmi mengapresiasi antusiasme warga Desa Notoprajan. Ia berharap, bagian kota ini segera berstatus desa budaya. “Dengan demikian, dapat berkontribusi pada kekayaan budaya kota Jogja,” ujarnya.

Tri juga berharap sinergi warga Notoprajan dalam melestarikan budaya dapat menjadi embrio bagi pertumbuhan pariwisata. Sehingga desa dapat menjadi bagian dari saluran informasi budaya. Pada saat yang sama, itu membawa serta pariwisata, yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi. “Semoga upacara adat Jogo X Jogo ini dapat menarik wisatawan, yang merupakan salah satu cara pemberdayaan ekonomi,” ujarnya. (tebal/bah)

Source: news.google.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button