Jika Anda mengenal sejarah negara Bali dan asal usul nama Bali, apakah yang menyebutnya benar-benar orang India?
BondowosoNetwork.com – Setiap kali kita mendengar nama Bali, pikiran dan ingatan kita tertuju pada sebuah pulau indah yang terkenal di Kepulauan Sunda Kecil.
Keindahan pulau Bali selalu dimaknai sebagai surga dunia dan disinilah satu-satunya tempat dimana kita bisa melihat dan membayangkan kehidupan masyarakat nusantara pada masa kejayaan kerajaan-kerajaan kuno.
Pulau Bali merupakan pulau yang sangat indah dan masyarakatnya sangat kental dengan agama yang mereka yakini yaitu agama Hindu.
Tapi dari mana nama Bali itu berasal? Siapa yang pertama kali menemukan pulau Bali ini dan sejak kapan pulau indah ini bernama Bali?
Sampai saat ini belum ada kesepakatan ilmiah atau nasional mengenai asal usul nama Bali.
Baca Juga: KUY MAMPIR, 5 Rekomendasi Tempat Kuliner Nasi Liwet di Denpasar Bali yang Enak dan Murah, Cek Harganya Disini
Dikutip BondowosoNetwork.com dari akun YouTube Indonesia 101, ada beberapa teori yang terungkap berdasarkan prasasti dan catatan kuno tentang penambahan nama Bali.
Selain itu, penamaan kata Bali juga dapat ditemukan di berbagai kitab suci agama Hindu lainnya.
Berdasarkan fakta di beberapa kitab suci tersebut, I Ketut Wiyana, seorang penulis kitab agama Hindu, menyimpulkan bahwa nama Bali berasal dari bahasa Sansekerta yang berarti kekuasaan tertinggi.
Jika kita meyakini bahwa nama Bali memang berasal dari bahasa Sansekerta, maka masuk akal untuk melihat dari tempat asal budaya ini yaitu India, lebih tepatnya di Odisha di pantai timur India.
Di India kuno, wilayah Lembah Kalinga, Vidarbha, dan Krisna terletak di negara bagian Odisha.
Baca Juga: Tahukah Anda Ini 7 Kabupaten Terkaya di Kepulauan Nusa Tenggara yang Peringkat Kotanya Di Bali?
Belum diketahui secara pasti apakah nama-nama tersebut merupakan nama negara atau kerajaan.
Namun yang bisa dipastikan, ketiga lokasi tersebut merupakan lokasi tempat tinggal orang India kuno, seperti B. Kalingga, Kaudinga, Chola, Pandya, Malayalam dan Kanadiga.
Sekitar abad pertama, ketiga wilayah ini adalah wilayah dinasti Satavahana.
Selama periode ini, duta ekspedisi besar dikirim ke nusantara untuk mencari emas dan makanan.
Ini karena kebijakan reformasi ekonomi Roma yang diterapkan oleh Kaisar Vespasianus, yang menutup pintu ekspor dari seluruh wilayahnya pada tahun 70 M.
Baca Juga: TAJIR MELINTIR! 5 orang terkaya dari Bali berkecimpung di dunia bisnis, #1 pemilik Krisna Souvenirs
Di Nusantara mereka tersebar mulai dari daerah Punan di Kamboja, Campa di Vietnam, Sumatera-Jawa hingga Kepulauan Sunda Kecil.
Punan sebagian besar ditempati Caudinya, sedangkan Semenanjung Malaysia ditempati oleh kombinasi Caudinya dan Kalinga.
Sumatera dihuni oleh suku Chola, Pandya, Malayalam dan Kanadiga. Terutama di daerah Kandis dan Jambi yang ditempati oleh masyarakat Kalinga. Demikian pula Jawa dan Kepulauan Sunda Kecil didominasi oleh orang Kalinga.
Berdasarkan penelitian I Gusti Putu Phalgunadi, terdapat banyak kesamaan budaya dan gaya hidup antara Odisha masa kini dan Bali.
Kemiripan tersebut antara lain ditemukan dalam kaitannya dengan prosesi ritual, tarian, ukiran, bentuk candi, desain tekstil, makanan, sikap masyarakat, dan kosa kata.
Baca Juga: Bukan Hanya Bali! 5 tempat terindah di Indonesia ini terkenal di dunia internasional dan disebut juga negeri surga
Selain itu, ada manuskrip kuno dari abad ke-10 yang digunakan baik di Bali maupun di Odisha.
Selain itu, ada sebuah festival kuno yang masih dipertahankan oleh masyarakat Odisha hingga saat ini, yaitu Festival Yatra Bali.
Sebuah festival memperingati kejayaan bahari masa lalu suku Indian Odisha yang berhasil menyeberangi lautan dan tiba di Bali.
Hal yang menarik adalah ketika kita menghubungkan kepercayaan masyarakat Odisha dengan kisah kedatangan Aji Saka di Jawa tahun 78 M dan kemudian berdirinya Salakanagara tahun 130 M di Banten.
Dengan demikian kita dapat menemukan kaitan-kaitan yang membentuk cerita sejarah panjang yang terjalin sehingga layak untuk dikaji lebih lanjut, baik secara teori maupun legenda yang ada di India dan Indonesia.
Baca Juga: Desa Terbersih di Indonesia, Desa Penglipuran, Destinasi Wisata Populer di Bali
Sebaliknya, sebuah kerajaan bernama Kalingga muncul di pantai utara Jawa pada abad ke-6. Nama tersebut sama dengan nama daerah di Odisha kuno.
Dalam bahasa Cina, Kalingga disebut Kunlun atau Ho Ling, sedangkan karena faktor lafal dan dialek bahasa Indonesia, disebut demikian atau Keling.
Inilah awal mula penyebutan nama Keling untuk Black Indian di beberapa tempat di Indonesia.
Selain itu, sejarah nusantara juga mencatat dinasti Syailendra di Sumatera.
Dinasti ini kemudian juga menguasai wilayah Jawa setelah Kerajaan Sriwijaya meluas ke Jawa.
Baca Juga: Desa Terbersih Dunia Ada di Pulau Dewata, Bali. Apakah Anda ingin mengenal suasananya? Awalnya cantik dan sangat cantik
Syailendra adalah gabungan kata Sansekerta, Saila dan Indra, yang berarti raja pegunungan.
Jadi kemungkinan nenek moyang dinasti Shailendra berasal dari lembah Krisna di Odisha kuno.
Ketika mereka tiba di Kepulauan Sunda Kecil sekitar abad ke-2 hingga ke-3, mereka menyebut tempat ini Nariketa Dwipa.
Sedangkan penduduk setempat menyebut pulau ini Pulau Kelapa. Ada juga legenda India yang mengatakan pelaut bernama Nariketa Dwipa setelah Bali, bahasa lokal Odisha kuno, yang berarti pantai pasir putih yang lembut.
Keindahan Nariketa Dwipa menarik para navigator India awal ini untuk tinggal dan menetap di pulau tersebut.
Baca Juga: LUAR BIASA Ini 5 Rekomendasi Wisata Bali yang Wajib Segera Kamu Kunjungi
Terbukanya jalur perdagangan antara India dan Bali serta penyebaran agama Hindu-Buddha di pulau ini.
Berdasarkan kepercayaan Hindu kuno, nama Bali baru digunakan secara resmi pada abad ketiga dan keempat setelah seorang raja bernama Maha Bali menyerahkan kekuasaan dan kerajaannya kepada Begawan Wisnu.
Bisa jadi legenda ini sebenarnya mengisahkan ketika penguasa setempat dan masyarakat Bali pada umumnya pertama kali menerima dan memeluk agama Hindu atau awal mula penyebaran agama Hindu di Bali.
Sejak itu, nama Bali diartikan sebagai persembahan atau awal dari sesuatu, kekuatan Yang Maha Tinggi.
Ini adalah cerita singkat tentang asal usul nama Bali, sebuah pulau yang indah, surga di bumi.
Sebuah pulau yang memiliki sejarah panjang, bahkan mungkin lebih dari apa yang kita ketahui tentang Bali selama ini.***
Source: news.google.com