Jejak Tionghoa di balik lahirnya tahu gejrot khas Cirebon - WisataHits
Jawa Barat

Jejak Tionghoa di balik lahirnya tahu gejrot khas Cirebon

Cirebon

Cirebon dikenal sebagai surga wisata kuliner di Jawa Barat. Ada banyak makanan khas dari kota udang yang memiliki cita rasa lezat yang digemari berbagai kalangan.

Kuliner khas Cirebon yang sangat populer adalah tahu gejrot. Selain di cirebon, masakan ini mudah ditemukan bahkan di kota-kota besar Indonesia. Seperti Jakarta, Bandung dan daerah lainnya.

Tahu Gejrot sendiri terkenal dengan sajian kuliner yang terdiri dari potongan tahunan yang dipanggang dengan tekstur berlubang, dicampur dengan berbagai bumbu kemudian disiram dengan kuah khasnya.

Semua bahan tersebut dicampurkan dalam Tahu Gejrot, memberikan sajian kuliner ini rasa yang manis, gurih dan juga pedas. Maka tidak heran jika makanan khas Cirebon ini sangat digemari banyak orang.

Kepopuleran Tahu Gejrot ternyata memiliki nilai sejarah yang cukup panjang. Sajian kuliner ini dianggap sebagai salah satu makanan legendaris yang sudah ada bahkan sejak zaman penjajahan Belanda atau sebelum kemerdekaan.

Salah satu daerah yang dikenal sebagai tempat lahirnya Tahu Gejrot adalah Desa Jatiseeng, Kecamatan Ciledug, Kabupaten Cirebon. Sejarah tahu sendiri tidak terlepas dari keberadaan komunitas keturunan Tionghoa yang mendirikan pabrik tahu di desa tersebut pada masa penjajahan Belanda sekitar tahun 1919.

“Tahun kelahiran sendiri sudah ada sejak zaman penjajahan Belanda. Mungkin sekitar tahun 1919. Apalagi dengan adanya komunitas Tionghoa di Cirebon Timur saat itu,” kata dosen sejarah IAIN Syekh Nurjati Tendi Cirebon kepada detikJabar, Kamis (15/12/2022).

“Dulu ada keturunan Tionghoa di Cirebon Timur yang membawa makanan khas dari Tiongkok. Salah satunya adalah tahu. Dan di Desa Jatiseeng dulu ada pabrik tahu milik orang Tionghoa,” ujarnya.

Kemudian, seiring berjalannya waktu, penduduk setempat mencoba membuat ulang makanan khas Tionghoa dalam bentuk lain. Tahu dulu hanya sebatas digoreng, kemudian diolah dengan campuran berbagai bumbu dan juga saus. Dari situlah lahir Tahu Gejrot.

Kuah Tahu Gejrot sendiri terbuat dari gula merah rebus yang dicampur dengan kecap dan beberapa bahan pelengkap lainnya.

Tak disangka, kreasi makanan berbahan dasar tahu warga setempat ini mendapat sambutan yang sangat baik sehingga akhirnya banyak orang yang mengikuti resep tersebut.

“Banyak orang kemudian mengikuti metode ini. Akhirnya malah dijadikan komoditas dan masih sampai sekarang,” kata Tendi.

Tendi mengatakan Tahu Gejrot yang dibuat oleh masyarakat ini baru dibuat beberapa tahun setelah pabrik tahu China berdiri. Ia memperkirakan Tahu Gejrot dibuat antara tahun 1930-an hingga 1940-an.

“Pabrik tahu itu sendiri diperkirakan berdiri sejak tahun 1919. Misalnya menambahkan proses kreatif, bereksperimen dengan bumbu dan menemukan bumbu yang pas untuk kaldu yang bisa mencapai angka tahunan bisa terjadi mungkin beberapa tahun kemudian. Saya pribadi menduga (Tahu Gejrot lahir) sekitar tahun 1930 hingga 1940-an,” kata Tendi.

Menurut Tendi, nama Tahu Gejrot sendiri berasal dari kebiasaan penjualnya yang menuangkan kuah dari botol ke atas potongan tahu yang dicampur dengan beberapa bumbu. Proses ini disebut Digejrot karena terdengar suara Jrot, Jrot, Jrot saat kuah dituang.

(mso/mso)

Source: news.google.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button