Jejak Kiai Nur Muhammad, Penyebar Islam di Wonogiri Keturunan Sunan Ampel - WisataHits
Jawa Timur

Jejak Kiai Nur Muhammad, Penyebar Islam di Wonogiri Keturunan Sunan Ampel

Wonogiri

Nama Kiai Nur Muhammad sudah tidak asing lagi bagi sebagian masyarakat di Wonogiri selatan, khususnya warga Kecamatan Baturetno. Kiai Nur Muhammad adalah seorang ulama dan pengikut yang masih dikenang oleh masyarakat luas.

Aktivis sejarah Islam Baturetno Deddy Al Jawi mengatakan, Kiai Nur Muhammad adalah anak dari Kiai Nur Rosyid yang berasal dari Pacitan, Jawa Timur. Diurutkan berdasarkan garis keturunan, dia adalah generasi kesepuluh dari Sunan Ampel.

Saat itu, Kiai Nur Muhammad sedang berdakwah di Balepanjang, salah satu kawasan di selatan Sungai Pakem, yang saat ini berada di Kecamatan Giriwoyo. Pada saat yang sama terjadi kerusuhan di Pecinan Kartasura. Hal ini akhirnya memunculkan keinginan untuk membangun Keraton Kasunanan baru di Desa Sala.

“Waktu itu ada lomba untuk menutup sumber rawa yang akan dibangun keraton. Yang bisa memenangkannya adalah Kiai Nur Muhammad,” kata Deddy. Detik Jawa TengahJumat (12/8) malam.

Atas jasa-jasanya, Kiai Nur Muhammad diberikan sebuah perdikan (tanah bebas pajak) di sebelah utara Sungai Pakem. Penghargaan tersebut diberikan karena Kiai Nur Muhammad tidak ingin menjadi PNS. Sekarang tanah feodal itu adalah Desa Balepanjang di Kecamatan Baturetno. Sedangkan di sebelah selatan sungai, Balepanjang adalah nama sebuah dusun milik Desa Sendangagung di Kecamatan Giriwoyo.

“Kiai Nur Muhammad adalah seorang ustadz sekaligus punggawa yang memiliki jiwa kesatria, seperti Senopati. Saat itu juga ada seorang punggawa bernama Bei Poncosuro. Pantas saja sebagian besar keturunannya menjadi ulama atau tentara,” ujarnya.

Makam Kiai Nur Muhammad di Desa Balepanjang, Kecamatan Baturerno, WonogiriArea Makam Kiai Nur Muhammad di Desa Balepanjang, Kecamatan Baturerno, Wonogiri Foto: Muhammad Aris Munandar/detikJateng

Menurut Deddy, saat ini sudah banyak warga Desa Balepanjang yang menjadi tentara atau ulama. Dulu, Penghulu atau Naib di dalam dan sekitar kawasan Baturetno sebagian besar adalah keturunan warga Balepanjang. Berdasarkan bahasa masyarakat, Kiai Nur Muhammad pernah mengatakan bahwa separuh dari keturunannya menjadi ulama dan separuh lagi menjadi tentara.

Kiai Nur Muhammad adalah salah satu ulama yang menyebarkan agama Islam di Wonogiri Selatan. Juga menurut sejarah, Mangkunegoro III belajar agama di bawah bimbingan Kiai Nur Muhammad. Ada makam keluarga keturunan KGPAA Mangkunegoro III di Balepanjang.

Di Balepanjang (utara Sungai Pakem) ia mulai berdakwah kepada jemaah. Salah satu muridnya, Kiai Zein, diutus untuk menyebarkan Islam ke timur dengan mengikuti sungai.

“Al-Quran dan kayu diberikan pada waktu itu. Kini peninggalan tersebut masih bisa dilihat di Dusun Tempurkali. Ada masjid dan Al-Quran kulit yang ditulis oleh Kiai Nur Muhammad sendiri,” katanya.

Makam Kiai Nur Muhammad di Desa Balepanjang, Kecamatan Baturerno, WonogiriArea Makam Kiai Nur Muhammad di Desa Balepanjang, Kecamatan Baturerno, Wonogiri Foto: Muhammad Aris Munandar/detikJateng

Selain itu, menurut Deddy, cucunya, Kiai Irsyad Taftozani, menyebarkan agama Islam ke barat, yang kini berada di Kecamatan Eromoko dan Wuryantoro. Namun, ia segera pindah ke Branjang, Ngawis, Kecamatan Karangmojo, Kabupaten Gunung Kidul, DIY.

“Pindah ke Branjang karena dia mendapat wilayah kekuasaan. Kiai Irsyad mendirikan pesantren di sana, yang sampai sekarang masih ada.

Baca cerita lengkapnya di halaman berikutnya…

Source: www.detik.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button