Jejak Freemason ternyata ada di gedung DPRD yang dibangun sendiri, lho? - WisataHits
Yogyakarta

Jejak Freemason ternyata ada di gedung DPRD yang dibangun sendiri, lho?

Yogyakarta

Gerakan Masonik ternyata ada di Yogyakarta. Jejaknya ada di Gedung DPRD Provinsi DIY. Bagaimana ceritanya?

Gedung Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Istimewa Yogyakarta (DPRD DIY) merupakan gedung tua yang ditetapkan sebagai bangunan cagar budaya berdasarkan Peraturan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata No. PM.89/PW.007/MKP/2011.

Gedung DPRD DIY terletak di Jalan Malioboro, salah satu pusat wisata di Jogja. Diperkirakan bangunan ini dibangun pada akhir abad ke-19. Sesuai dengan gaya arsitektur saat itu, Gedung DPRD DIY memiliki gaya India.

IKLAN

GULIR UNTUK LANJUTKAN KONTEN

Pusat Gerakan Masonik di Yogyakarta

Gedung DPRD DIY ini menjadi pusat gerakan Freemason di Jogja pada masa penjajahan Belanda. Gerakan Masonik sudah mulai menginvasi Hindia Belanda pada era 1760-an.

Gedung ini dikutip oleh situs Kemdikbud dan berfungsi sebagai tempat pertemuan anggota Freemason untuk melakukan kegiatan organisasi. Meskipun ada pro dan kontra terhadap kehadirannya, organisasi ini memiliki banyak pengikut.

Bahkan, beberapa keluarga bangsawan di Yogyakarta juga ikut dalam gerakan tersebut. Penggunaan gedung tersebut sebagai pusat gerakan Masonik di Jogja membuat gedung tersebut dikenal juga dengan sebutan Gedung Mason.

Berbagai kegiatan yang dilakukan bersifat eksklusif dan berkaitan dengan spiritualitas, yang juga membuat gedung ini mendapat julukan Huis van Overdenking atau Omah Pewangsitan.

Nama Omah Pewangsitan yang kepanjangan akhirnya disederhanakan oleh masyarakat sekitar yang menjulukinya dengan Devil’s Building. Penggunaan gedung sebagai pusat kegiatan Freemasonry akhirnya berhenti ketika Jepang menduduki Jawa.

Bangunan Masonik di Zaman Kemerdekaan

Pada awal kemerdekaan, Presiden Soekarno memindahkan ibu kota dari Jakarta ke Jogja karena alasan keamanan. Hal ini mengubah fungsi Gedung Mason untuk kegiatan sosial politik.

Saat itu gedung tersebut digunakan sebagai kantor Badan Nasional Indonesia Pusat (BPKNIP).

Sementara itu, pada tahun 1949, setelah ibu kota kembali ke Jakarta, Kesultanan Yogyakarta menyerahkan penggunaan gedung tersebut kepada pemerintah daerah DIY untuk digunakan sebagai gedung DPRD DIY.

—-

Artikel ini telah dimuat di detikJateng dan dapat dibaca selengkapnya di sini.

Tonton video “Penganiayaan di depan asrama di DIY, satu orang meninggal”.
[Gambas:Video 20detik]
(wsw/wsw)

Source: travel.detik.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button