Jazz Gunung Bromo sukses tetap hidup di tahun 2022 - WisataHits
Yogyakarta

Jazz Gunung Bromo sukses tetap hidup di tahun 2022

Oleh: fachrul Entertainment Senin, 25 Juli 2022 18:00

Kode – Ajang tahunan Jazz Gunung Bromo 2022 kembali digelar. Meski masih di tengah pandemi, penyelenggara telah berhasil menjual tiket pertunjukan selama dua hari di panggung terbuka Jiwa Jawa Resort Bromo pada 22-23 Juli 2022, dengan kapasitas maksimal 2000 pengunjung.

Hal ini menunjukkan komitmen terhadap kontribusi industri kreatif yang telah dilakukan PT Jazz Gunung Indonesia (JGI) dengan menjadi tuan rumah Jazz Gunung Bromo selama pandemi sejak tahun lalu dengan penonton masih dibatasi hanya 20% dari kapasitas.

JGI ingin memberi sinyal kepada pelaku industri kreatif lainnya untuk tidak menyerah dengan keadaan. “Ini momen untuk merayakan bersama dalam rangka kebangkitan ekonomi pascapandemi,” kata Sigit Pramono dalam konferensi pers yang digelar Jumat (22/7) di Ruang Resor Papua Jiwa Jawa, Probolinggo, Jawa Timur.

Ciri khas Jazz Gunung selama 14 tahun adalah hadirnya ruang kolaborasi budaya dan musisi lintas generasi yang tampil di ketinggian lebih dari 2000 meter di atas permukaan laut, serta seniman internasional.

“Yang membedakan kali ini dengan Jazz Gunung Bromo 2022 adalah kehadiran Ahmad Albar dan Ian Antono. Tidak hanya kami di sini sebagai backing band untuk Blue Fire Project, kami juga memiliki Angklung Panjak/Pengrawit Banyuwangi,” kata Bintang Indrianto, Kurator Jazz Gunung Bromo 2022.

Selain itu, Pusakata, Duo Weeger, Irsa Destiwi & Nesia Ardi, SweetSwingNoff, Duo Weeger, Ring of Fire Project feat. The Jogja Hiphop Foundation, Andien, the Komodo Project (Gilang Ramadhan, Ivan Nestorman, Adi Darmawan), Andre Dinuth and Band serta Aditya Ong Trio menghidupkan kembali jazz Gunung Bromo 2022.

Mereka tampil secara keseluruhan pada hari pertama dan kedua untuk menghibur dan mengapresiasi penonton yang datang dari dalam dan luar negeri. Pusakata berhasil membuat suasana arena pertunjukan begitu hening, dan suara Achmad Albar menggelegar, membuat penonton terhanyut dalam deretan Drama, Life, Black Ant, Zakia dan Rumah Kita Stage.

“Seperti yang dikatakan Ian Antono, di Jazz Gunung kami membiarkan musik yang berbicara, kami hanya ingin menunjukkan karya kami dan merayakan kembalinya panggung secara tatap muka,” kata Mohammad Istiqamah Djamad, pemegang nama panggung Pusakata yang memasang tur Jawa Timurnya setelah tampil di Jazz.Mount Bromo pada tahun 2022.

Di hari kedua, Komodo Project (Gilang Ramadhan, Ivan Nestorman & Adi Darmawan) tampil sangat khidmat dengan musik bernuansa etnik. Kemudian Andien berhasil menghangatkan suasana dengan lagu-lagu hitsnya dan menunjukkan interaksi yang enerjik, mengajak penonton untuk bernyanyi bersama tanpa hambatan. Namun, penonton tetap memakai masker dengan benar.

Proyek Ring of Fire feat. Jogja Hiphop Foundation juga berhasil mengajak Butet Kartaredjasa naik ke atas panggung dan ikut bernyanyi. Baginya itu adalah tahap kedua setelah istirahat karena sakit.

Semangat para pengisi acara, penonton dan penyelenggara sekali lagi dibawa ke titik seperti tahun-tahun sebelum pandemi. Mereka yang mengikuti sudah mendapat suntikan booster dan menjalani swab antigen bagi mereka yang baru saja menerima vaksin kedua.

Jazz Gunung Bromo Hari 1 (3).jpeg

PENGHARGAAN KOMPETISI GUNUNG JAZZ

Kegiatan yang selalu menjadi tradisi Jazz Gunung Bromo ini adalah memanfaatkan Jazz Gunung Award untuk mengapresiasi para pemain di industri musik jazz Indonesia yang telah berjasa selama hidupnya.

Jazz Gunung Award kali ini jatuh kepada mendiang Donny Suhendra. Menurut Bintang Indriarto dan Dewa Budjana selaku kurator Jazz Gunung Bromo 2022, dipilihnya sebagai pemenang karena kiprahnya di dunia jazz sangat kental dari tahun 70-an hingga akhir hayatnya.

“Dari segi kerja, dia adalah seorang gitaris yang sejak awal membuat karyanya sendiri, bukan hanya sebagai sessionist. Dan di zamannya banyak bermain rock, dia juga mengembangkan jazz fusion dan permainan gitar modern,” jelas Budjana.

Penghargaan tersebut diserahkan langsung oleh Sigit Pramono kepada perwakilan rekan satu bandnya di Krakatau, Gilang Ramadhan, pada malam kedua Jazz Gunung Bromo 2022.

“Kami di grup Krakatau mengalami kehilangan teman dan keluarga untuk pertama kalinya, kami sudah lama membuat musik dengannya. Kami sebagai sahabat Donny Suhendra mendoakan yang terbaik untuknya di dunia lain yang saya yakini lebih bahagia. Kami seluruh karyawan Krakatau terima kasih atas pemberian penghargaan ini,” ujar Gilang Ramadhan.

Gambar WhatsApp 2022-07-24 jam 6.16.49.jpeg

TENTANG JAZZ GUNUNG INDONESIA

Jazz Gunung Indonesia adalah sebuah konsep konser jazz bernuansa etnik yang digelar di amfiteater terbuka, destinasi wisata di kawasan pegunungan yang sejuk. Tujuannya agar musik jazz dan musisi bisa tampil sekaligus mempromosikan tempat wisata yang indah.

Jazz Gunung Indonesia dimulai pada tahun 2008 dengan judul Jazz Gunung Bromo. Kemudian, 3 tahun yang lalu, Banyuwangi juga digelar Jazz Gunung Ijen di kawasan Ijen. Saat ini Jazz Gunung telah menjadi satu rangkaian dengan Jazz Gunung Burangrang dan Jazz Gunung Toba. Rangkaian Jazz Gunung Indonesia akan ditambah dengan Jazz Gunung Slamet di Purwokerto dan Jazz Gunung Hungaria di Semarang.

Baca juga: Jazz Gunung Bromo 2022 Siap Digelar

Baca juga: Salihara Jazz Buzz 2022 akan hadir kembali, dengarkan para artisnya

Baca juga: Komunitas Salihara menyelenggarakan Salihara Jazz Buzz 2022: Next Sound

Source: mancode.id

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button