Jawa Tengah Optimis: Perluas branding dengan Desa Wisata Batik Bakaran - WisataHits
Jawa Tengah

Jawa Tengah Optimis: Perluas branding dengan Desa Wisata Batik Bakaran

PATI, suaramerdeka.com – Pemerintah desa (pemdes) Bakaran Wetan Kecamatan Juwana memiliki cara tersendiri dalam memperkuat batik bakar yang menjadi tumpuan ekonomi warganya. Desa di Kecamatan Juwana ini berusaha membatik habis-habisan untuk tetap jaya.

Desa ini bahkan telah ditetapkan sebagai desa wisata, dimana batik menjadi salah satu daya tarik utamanya. Batik sendiri kini mulai populer bahkan telah ditetapkan sebagai Warisan Budaya Takbenda (WBTB) oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Pemdes juga serius branding bahan tie dye gosong agar tetap kompetitif di industri tie dye saat ini.

Setiap tahun desa ini menyelenggarakan Festival Batik Bakaran untuk memperkenalkan batik yang memiliki nilai sejarah kepada masyarakat luas. Memperingati Hari Batik pada Minggu (2/10), Desa Bakaran Wetan kembali menggelar Festival Batik. Kali ini, mereka memanggil jalan Sersan Darmin ke desa untuk melakukan tie-dye bersama.

Baca Juga: Serius Amanda Manopo Mualaf? Berikut adalah fakta-fakta tentang biodata Amanda Manopo

Di jalan desa, ratusan warga, tua dan muda, tampak “berjejal” bersama. Bersama-sama mereka menulis lilin di atas kain yang telah mereka buat sketsa sebelumnya. Ada yang melakukan pewarnaan. Baru-baru ini, pemerintah desa juga meresmikan museum batik di Desa Bakaran Wetan.

Langkah ini diambil untuk mengedukasi masyarakat tentang Batik Bakaran yang kini menjadi ikon Kabupaten Pati. “Kami telah menyiapkan sejumlah koleksi. Mulai dari alat tie-dye sesekali hingga motif-motif khas zaman dulu kala ada tie-dye di Bakaran Wetan, dipaparkan pula sejarah perkembangan tie-dye hingga sembilan proses di tie-dye,” jelasnya.

Selain itu, nilai dan kegunaan filosofis dari beberapa motif dalam koleksi juga dihadirkan. Selain itu, dulu batik bukan hanya untuk pakaian, setiap motif memiliki filosofi dan kegunaannya masing-masing. “Jangan lupa Pusat Pelatihan Batik dan Galeri Batik yang bisa dibeli wisatawan.

Baca juga: Keren! Kominfo membagikan dekoder gratis, ketik NIK di web ini, STB akan segera diantar ke rumah Anda

Jadi di museum ini akan lengkap. Mulai dari edukasi membatik, edukasi, dan kalau mau beli juga bisa,” tambah Wahyu Supriyo, Kepala Desa Bakaran Wetan. Melalui perjalanan pendidikan ini, ia juga ingin memperkenalkan dan membanggakan penggunaan tie-dye bakar.

Menurutnya, konsep ini menjadi unsur penting dalam menjaga usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) tie-dye. Menurutnya, keberadaan batik bakar sendiri menjadi kebanggaan tersendiri bagi warga Desa Bakaran Wetan. Saat ini ada ratusan desain batik yang berasal dari Desa Bakaran Wetan. “Sebenarnya ada 22 desain yang diajukan untuk paten, tapi hanya 9 desain yang diterima.

Source: news.google.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button