Jawa Tengah

Jawa Tengah Optimis: Mengukur Potensi Wisata Religi Masjid Agung Sheikh Zayed

SOLO, suaramerdeka.com – BERBICARA kegiatan wisata religi di Solo tak lepas dari keberadaan Masjid Raya Sheikh Zayed.

Berlokasi megah di lokasi bekas SPBU Pertamina di kawasan Desa Gilingan Kecamatan Banjarsari, tempat ibadah ini menjadi ikon sekaligus magnet baru bagi pariwisata Kota Solo. Masjid memang sesuatu yang istimewa.

Diciptakan sebagai replika Masjid Agung Sheikh Zayed di Abu Dhabi di Uni Emirat Arab (UEA), tempat ibadah lantai dua yang dibangun pada akhir tahun 2020 ini memiliki bangunan utama seluas 8.000 meter persegi. Kompleks bangunan utama dilengkapi dengan ruang VIP, perpustakaan seluas 20 meter persegi serta ruang bawah tanah untuk kamar mandi bagi jemaah pria dan wanita.

Baca Juga: Serius Amanda Manopo Mualaf? Berikut adalah fakta-fakta tentang biodata Amanda Manopo

Masjid Agung Sheikh Zayed juga memiliki empat menara, kubah utama dan dihiasi dengan kubah kecil dan ornamen bangunan Timur Tengah. “Masjid adalah salah satu hadiah terbaik yang pernah diterima kota Solo. Karunia ini benar-benar luar biasa. Yang jelas Masjid Agung Sheikh Zayed bisa menjadi destinasi baru wisata religi,” kata Wali Kota Gibran Rakabuming Raka.

Klaim walikota tampaknya telah terbukti. Hampir setiap hari, ratusan orang memadati pelataran luar masjid yang diresmikan Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada 14 November lalu. Jumlah pengunjung meningkat setiap akhir pekan atau saat acara besar seperti Haul Habib Ali bin Muhammad Al-Habsyi pada 15-16 November dan Muktamar Muhammadiyah dan Aisyiyah ke-48 pada 18-20 November.

Meski belum dibuka untuk umum, pengunjung tampak cukup puas begitu melihat kemegahan Masjid Agung Sheikh Zayed. “Wisata religi merupakan tren baru yang jumlah pengunjungnya bisa sangat besar. Di Jawa Tengah saja, misalnya, jumlah pengunjung tempat ibadah seperti Masjid Raya Demak relatif tinggi.

Baca Juga: Siap Dapat Dekoder Gratis Hanya Dengan Ketik Nomor KTP di Website Ini, Hati Bergembira, Kegembiraan Hilang

Karena di tempat ini mereka tidak hanya berkunjung, tapi juga berdoa,” kata Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar), Aryo Widyandoko. Uraian ini membuat Dinas Kebudayaan dan Pariwisata yakin jika Masjid Agung Sheikh Zayed bisa menjadi magnet baru wisata religi dan berdampingan dengan destinasi wisata kuliner, budaya, dan komersial di Kota Bengawan.

“Banyak orang ingin datang ke tempat ibadah yang baik dan mencerminkan karakter budaya setempat. Selain megah, Masjid Agung Sheikh Zayed juga memiliki akulturasi budaya solo melalui lantai bermotif tie-dye. Terakhir, masjid bisa dikunjungi kapan saja dan tidak terbatas pada acara keagamaan seperti Haul,” kata Aryo.

Source: news.google.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button