Jangan lewatkan momen menikmati 'salju' dieng, cek akhir musim pencairan es - WisataHits
Jawa Tengah

Jangan lewatkan momen menikmati ‘salju’ dieng, cek akhir musim pencairan es

Embun Es Dieng atau Bun Upas muncul saat musim hujan pada Sabtu pagi, 18 Januari 2010. (Foto: Liputan6.com/Aryadi Darwanto untuk Muhamad Ridlo)

Perbesar

Embun Es Dieng atau Bun Upas muncul saat musim hujan pada Sabtu pagi, 18 Januari 2010. (Foto: Liputan6.com/Aryadi Darwanto untuk Muhamad Ridlo)

Menurut dia, beberapa faktor yang berkontribusi terhadap pembentukan embun beku yang mendahului suhu yang sangat dingin di Dieng, termasuk pergerakan matahari yang tampak, intrusi suhu dingin, dan laju penurunan suhu dengan ketinggian.

Ia mengatakan, kemunculan fenomena Upas Tau di kawasan Dataran Tinggi Dieng pada 2021 dimulai pada Mei tepatnya 10 Mei 2021, berikutnya pada 7 Juli 2021, dan kabar terbaru 15-16 Juli 2021.

“Kemudian embun upas 2022 akan terjadi lebih awal yaitu pada awal 2022 tepatnya pada 4 Januari 2022. Kemudian pada 30 Juni 2022,” kata Sutikno.

Selain itu, fenomena dingin dan es pada malam hari di lereng Pegunungan Dieng lebih cenderung disebabkan oleh kondisi meteorologis dan musim kemarau saat ini.

Menurutnya, pada puncak musim kemarau, suhu udara umumnya lebih dingin dan permukaan bumi lebih kering.

“Dalam kondisi seperti itu, lebih banyak panas matahari yang terbuang dan hilang ke luar angkasa. Akibatnya, suhu udara di musim kemarau lebih sejuk dibandingkan saat musim hujan,” ujarnya.

Selain itu, kata dia, kandungan air di dalam tanah semakin menipis dan uap air di udara sangat sedikit, terbukti dengan kelembaban yang rendah.

Pada puncak musim kemarau di Pulau Jawa, beberapa lokasi dataran tinggi khususnya di daerah pegunungan berpeluang mengalami kondisi udara permukaan kurang dari titik beku 0 (nol) derajat Celcius karena molekul udara di daerah pegunungan lebih tipis dibandingkan dengan daerah pegunungan. di dataran rendah, sehingga sangat cepat dingin, terutama saat cuaca cerah dan tidak mendung oleh awan atau hujan.

Uap air di udara mengembun pada malam hari dan kemudian mengembun hingga menempel di tanah, daun, atau rumput. Air embun yang menempel di ujung daun atau rerumputan langsung membeku karena suhu udara yang sangat dingin.

“Ketika mencapai minus atau nol derajat, embun atau embun beku terjadi di daerah tersebut. Di Indonesia, fenomena ini dilaporkan terjadi di beberapa tempat, yaitu Dataran Tinggi Dieng, Gunung Semeru, dan Pegunungan Jayawijaya,” kata Sutikno.

Source: m.liputan6.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button