Jangan ditutup, itu yang dilakukan PWI Jombang di Bio Village Kota Batu - WisataHits
Jawa Timur

Jangan ditutup, itu yang dilakukan PWI Jombang di Bio Village Kota Batu

Jombang, Jurnal Jawa Timur – Puluhan wartawan dari berbagai media di Kabupaten Jombang mengunjungi kampung organik di RW 2, Desa Mojorejo, Kecamatan Junrejo, Kota Batu, Jumat (25/11/2022).

Wartawan yang tergabung dalam PWI (Persatuan Wartawan Indonesia) Jombang tidak meliput berita. Melainkan studi banding (belajar) budidaya tanaman organik di kota wisata ini.

Dikelola oleh Kelompok Wanita Tani (KWT) Mukti Asih, kampung organik ini menjadi rujukan para jurnalis karena telah berhasil mengembangkan pertanian sayuran organik.

Di sana, puluhan anggota PWI Jombang melihat langsung produksi tanaman sayuran organik. Berbagai jenis sayuran ditanam di tempat yang berbeda. Di pekarangan depan rumah sampai ke atas rumah warga

Kepala Desa Mojorejo Rujito mengaku senang atas kunjungan para pencari berita untuk studi banding di desa organik tersebut.

Menurutnya, banyak potensi yang ada di desanya. Selain sebagai desa organik, dalam bidang sosial budaya desa ini juga merupakan desa keragaman religi dan UMKM penghasil singkong dan budidaya ikan.

“Mudah-mudahan kita bisa menemukan sumber inspirasi yang cocok dan mengembangkannya di Kabupaten Jombang,” ujarnya.

Sujito mengatakan, pertanian sayuran organik dikelola oleh masyarakat RW 2 yaitu KWT dan terus berkembang selama 4 tahun terakhir.

“Jadi kelompok wanita tani di sini memiliki passion menanam sayuran organik, jadi selama 4 tahun terakhir ini kami mulai melihat hasilnya. Menanam sayuran organik memanfaatkan lahan yang ada dan terbatas,” ujarnya.

Ketua KWT Mukti Asih RW 2 Mojorejo, Utami menambahkan, budidaya sayuran organik dimulai tahun 2011 dengan melibatkan puluhan ibu-ibu yang tergabung.

“Ke-40 anggotanya adalah perempuan dan sekitar 25 orang yang menanam sayuran organik. menanam dengan tas poli dan pekarangan rumah serta di atap rumah,” ujarnya sambil menunjukkan aneka sayuran organik yang dikelola KWT.

Dia mengatakan 35 jenis sayuran organik ditanam. Sayuran, bayam, kangkung, bawang dayak, jamur dan lainnya termasuk sayuran. Semua tanaman organik ini dipanen setiap hari dan menghasilkan uang.

“Setiap hari kami panen. Penjualan tahun lalu sekitar Rp 50 juta lebih. Hasilnya untuk yang menanam dan sebagian untuk organisasi,” ujarnya.

Diakuinya, awal mula menanam sayuran organik sempat menemui kendala dalam pemasaran. Namun seiring berjalannya waktu, banyak orang yang mengetahuinya dan pembeli langsung datang ke Desa Mojorejo.

“Pembeli dari Sidoarjo, Mojokerto, Malang dan daerah lainnya. Pembeli (supplier) datang ke sini,” ujarnya.

Meski dinilai berhasil, bukan berarti budidaya tidak ada kendala. Menurutnya, kendala utama saat musim hujan adalah banyak tanaman yang rusak.

“Saat musim hujan banyak tanaman yang rusak, sehingga tidak banyak yang dipanen. Tapi itu tidak mempengaruhi harga jual,” katanya.

Menurutnya, harga sayuran organik tidak naik turun seperti tanaman lain pada umumnya, yang harganya turun (murah) saat musim panen dan akan mahal saat persediaannya sedikit.

“Dengan kami, harganya bervariasi. Paling rendah Rp10.000 dan paling mahal Rp40.000,” imbuhnya.

Sementara itu Ketua PWI Jombang Sutono mengucapkan terima kasih kepada Desa Mojorejo, khususnya ibu-ibu KWT di RW 2 yang banyak memberikan penjelasan tentang budidaya sayuran organik.

“Semoga ilmu yang kami dapatkan disini dapat berhasil diterapkan oleh teman-teman PWI Jombang sehingga dapat menambah penghasilan untuk kebutuhan ekonomi keluarga,” ujarnya.

Sutono menambahkan, studi banding UMKM ini merupakan bagian dari program PWI yang bertujuan untuk membekali anggotanya dengan pengetahuan agar mereka bisa menjadi wirausaha kreatif tanpa harus melepaskan pekerjaannya sebagai jurnalis.

“Kami melakukan studi banding dengan melibatkan 30 anggota PWI Jombang selama dua hari, Jumat dan Sabtu,” kata Sutono.

Dapatkan berita menarik hanya di Jurnaljatim.com, jangan lupa follow juga journaljatim.com di Google News dan Instagram kicauan Jurnaljatim.com.

Source: news.google.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button