"Jalan Ninja" Sandiaga Uno | merdeka.com - WisataHits
Yogyakarta

“Jalan Ninja” Sandiaga Uno | merdeka.com

“Jalan Ninja” Sandiaga Uno |  merdeka.com

Merdeka.com – Otis Homer mengingat ketua dengan baik Gerindra Prabowo Subianto memperkenalkan Sandiaga Uno di Hambalang, Bogor. Saat itu menjelang pemilihan negara bagian DKI jakarta Pada 2017, Prabowo menggalang ratusan kader Gerindra yang menjabat di legislatif. Mereka harus mengikuti pendidikan dan pelatihan di Garuda Yaksa Hambalang Padepokan.

Pada acara ini, Otis Homer sebagai salah satu kader muda Gerindra asal Papua dinominasikan untuk membacakan teks UUD 1945.

Artikel media taboola

“Di sinilah saya pertama kali mendengar namanya disebut oleh Pak Prabowo Subianto yang langsung mengusung Sandiaga Uno, kader partai yang diusung Gerindra sebagai calon gubernur DKI Jakarta,” kenang Otis saat mengumumkan momen jelang Pilkada DKI 2017 dikatakan .

Sandiaga kemudian berpasangan dengan Anies Baswedan dan memenangkan pemilihan gubernur DKI dengan mengalahkan petahana Basuki Tjahaja Purnama yang berduet dengan Djarot Saiful Hidayat.

Pemilihan Presiden 2019Sandiaga yang sudah dua tahun tidak menjabat wakil gubernur Jakarta diundang Prabowo untuk menjadi cawapresnya. Kalah di Pilpres, Prabowo kemudian menjadi Menteri Pertahanan dan kemudian Sandiaga disusul Menteri Pariwisata dan Industri Kreatif di Kabinet Presiden. Jokowi.

Sebagai kader baru, posisi Sandiaga di Gerindra melejit di level elite partai. Dalam kepengurusan DPP Gerindra periode 2020-2025, Sandiaga dilantik sebagai Wakil Ketua Umum Dewan Pembina.

Hubungan Sandiaga dengan skuat Gerindra kini memanas. Pasalnya, dalam pertemuan dengan Dewan Pimpinan Daerah (DPW) PPP PPP Yogyakarta pada akhir Agustus 2022, dia menyatakan siap mencalonkan diri di Pilpres 2024. Sandiaga mengaku siap jika ada pihak yang ingin memakainya.

Pernyataan Sandiaga itu menuai komentar pedas dari sejumlah kader Gerindra. Otis Homer yang kini menjabat Ketua Jurusan Disiplin dan Tradisi Sekolah Kader Partai, mengaku sangat kecewa dengan sikap Sandi. Selain itu, Gerindra telah memutuskan untuk mencalonkan Prabowo sebagai calon presiden.

“Sebagai skuat, saya tentu tidak menerima itu. Karena menurut saya itu bentuk pembangkangan kader terhadap pimpinan partai,” ujarnya saat dihubungi merdeka.com awal September lalu.

Otis mendesak Sandiaga mundur dari kader Gerindra jika ingin terus maju dalam pemilihan presiden 2024. Otis mendengar suara resah kader Gerindra di daerah.

“Pak Sandiaga, kalau mau mencalonkan diri jadi presiden silakan tinggalkan Gerindra, tidak harus di Gerindra,” kata Otis.

Pernyataan yang lebih kuat dilontarkan oleh politikus Gerindra Arief Poyuono, yang menyebut Sandiaga sebagai pengkhianat.

“Kalau saya lihat bagaimana? Kalau saya lihat, Desmond adalah kader yang alim, taat. Artinya mengamankan hasil Musyawarah Nasional bahwa satu-satunya calon Presiden adalah Gerindra Prabowo. Karena diputuskan saat itu dalam Rapim di sana.” masih kader yang Mbalelo, kader yang pengkhianat seperti Sandiaga. Saya ingin menjadi capres melalui PPP,” kata Poyuono dalam diskusi Rabu 7 September lalu.

Komentar Arief Poyuono itu menggemakan tudingan Wakil Ketua Dewan Pembina Gerindra Desmond Junaidi Mahesa yang menyebut Sandiaga lupa Kartu Tanda Anggota (KTA) Gerindra karena dimakan tikus.

Desmond mencatat Sandiaga merasa tidak lagi menjadi skuat Gerindra karena menerima usulan pihak lain.

“Kemungkinan kartu anggota Gerindra dimakan tikus. Kalau disantap tikus, dia nggak berasa sama Gerindra lagi, jadi maunya dicalonkan saja oleh PPP, atau pindah partai, kami tidak mengerti,” kata Desmond kepada wartawan, Rabu (31/3/2020).

Desmond disinggung komentar Sandiaga ketika dia mengatakan dia tidak ingin mencalonkan diri dalam pemilihan presiden 2024. “Karena tadi dia bilang tidak mau mencalonkan, dia masih punya kartu Gerindra saat itu, karena dia tidak punya kartu Gerindra, ada ruang lelang di PPP,” kata Desmond.

Selain itu, Desmond menduga, Sandiaga merasa kepentingannya tidak terfokus pada Gerindra. “Ya, itu normal bagi saya, dia juga bukan pendiri partai, dia datang dengan minatnya, dia keluar dengan minatnya.”

“Karena minatnya tidak terpenuhi, dia pindah ke tempat lain, tidak ada masalah juga. Jadi kalau melihat Sandiaga Uno, tidak luar biasa, sama seperti Jelangkung, dia tidak datang, dia tidak pulang.” pungkas Desmond.

2 dari 3 halaman

Sandiaga tidak mau bertabrakan

ingin ditampar

Sandiaga tak mau terjebak dalam sikap panas skuat Gerindra dan dalam beberapa kesempatan enggan menanggapi sindiran dan kritikan pedas yang ditujukan kepadanya. Ia menolak dikonfrontasi kader tentang kesediaannya menjadi capres dan berharap suasana perjuangan tetap sejuk tanpa ada upaya perpecahan.

Sandiaga mengatakan politik harus diisi dengan narasi yang bersahabat. Politik harus saling menerima.

“Saya hanya ingin mendinginkan suasana,” kata Sandiaga.

Usai rapat dengan Komisi X DPR pekan lalu, Sandiaga menyatakan masih anggota Gerindra. Dia menegaskan akan mematuhi keputusan partai. Sandiaga mengaku akan terus berkomunikasi secara intensif dengan Ketua Umum Prabowo Subianto.

Jawaban Sandiaga melayang ketika ditanya apakah dia akan meminta izin kepada Prabowo jika ingin mencalonkan diri sebagai presiden. “Tapi ini bukan waktunya untuk politik, sekarang saatnya bekerja untuk memenuhi tugas kita,” katanya.

“Ada dua tahun lagi di pemerintahan ini. Tugas sudah di depan mata, apalagi melihat persoalan ekonomi masyarakat,” ujarnya.

3 dari 3 halaman

Musra membuatnya lebih panas

menjadi panas

Panasnya hubungan Sandiaga dengan para kader terlihat saat Gerindra menggelar rapat pimpinan nasional (rapimnas) awal Agustus lalu. Saat media sosial ofisial regu dipenuhi keriuhan acara, tak satu pun unggahan Sandiaga di akun Instagram @sandiuno yang memiliki 8,9 juta pengikut, menampilkan aktivitas Gerindra.

Saat Prabowo berpidato menyatakan siap mencalonkan diri kembali sebagai capres, Sandiaga tidak hadir di lokasi Rapimnas di Sentul, Bogor. Pasalnya, Bali memiliki tugas pemerintah sebagai Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.

Senada dengan Otis Homer, Wakil Ketua Umum Gerindra, Habiburokhman menilai niat Sandiaga mencalonkan diri sebagai presiden adalah mimpi. Namun, dia tidak ingin mendorong Sandiaga mundur jika ingin mencalonkan diri sebagai presiden melawan Prabowo.

“Jadi kalau ada yang ingin mencalonkan diri sebagai presiden, silakan. Tapi saat Gerindra (mengulurkan) Pak Prabowo. mimpi, ingin terus berjalan Itu haknya,” kata Habiburokhman.

Hasil Musyawarah Relawan Jokowi (Musra) yang digelar di Bandung, akhir Agustus lalu, banyak beredar di ponsel para politisi. Pesan yang diteruskan membuat salah satu politisi mengerutkan kening. Sebagai calon presiden, ada nama Sandiaga Uno.

Kelompok politisi WhatsApp gempar. Jawab satu sama lain. Pasang link berita. Dari sisi konten, Gerindra sangat mendukung Prabowo Subianto sebagai calon presiden.

Sebuah meme bergambar Prabowo Subianto beredar. Dia menulis: “Kemarin Prabowo, sekarang Prabowo, besok saya tetap Prabowo. Maaf Ye, saya tidak bisa beralih ke hati yang lain.

Sumber internal Gerindra mengatakan Sandiaga sama sekali tidak memiliki pendukung di partai tersebut. Selama ini Sandiaga terlihat lebih mementingkan agenda pribadinya ketimbang partai politik.

Politisi Gerindra ini mengatakan, setiap kali Sandiaga ke daerah, ia tidak pernah membawa bendera partai. Bahkan, pernah mampir ke kantor partai di daerah.

“Sandiaga tidak punya chemistry dengan Gerindra,” ujarnya kepada merdeka.com.

Hasil Musra menempatkan Sandiaga di posisi kedua sebagai calon favorit relawan Jokowi. Dengan perolehan 968 pemilih atau 16,92 persen. Prabowo jauh di belakang Sandiaga dengan 635 pemilih atau 11,10 persen.

Nomor satu adalah Jokowi dengan 1.704 pemilih atau 29,79 persen. Di bawah Sandiaga ada Ganjar Pranowo dengan 921 pemilih atau 16,10 persen.

Ketua Umum Bara JP periode 2021-2026, Utje Gustaaf Patty, menegaskan tidak akan ada arahan dari hasil Musra tersebut. Menurutnya, pemilih Musra banyak yang masih muda, sehingga cocok dengan gaya Sandiaga.

“Kalau pemilih ganda, kita tidak punya fasilitas sama sekali. Tidak ada kebijakan tentang pemungutan suara ini, pemungutan suara ini, tidak ada,” kata Utje kepada merdeka.com.

Sandiaga menampik tudingan bahwa dirinya tidak pernah mengibarkan bendera Gerindra di wilayah tersebut. Ia merasa dalam kementeriannya selalu memperjuangkan program sebagai wadah aspirasi Fraksi Gerindra DPR.

Bahkan, kata dia, setiap acara kementerian selalu dipadati kader Gerindra di daerah. “Dan semakin banyak undangan karena datang dari teman-teman di daerah pemilihan atau destinasi wisata yang membutuhkan sentuhan pemerintah,” kata Sandiaga.

Seorang admin daerah Gerindra juga punya cerita tentang Sandiaga. Misalnya, pada pemilu 2019, Sandiaga hanya memiliki tiket pesawat. Semua akomodasi di area tersebut ditanggung oleh panitia.

Ditambahkan, selama ini Sandiaga sebagai menteri tidak pernah meninggalkan dana pribadi untuk membesarkan partai dengan membantu kegiatan partai politik di daerah. Sandiaga dipahami belum bisa menjalin kedekatan dengan kader Gerindra baik di tingkat pusat maupun daerah.

“Dia hanya membayar tiket (pesawat),” kata bupati.

Sandiaga menolak berkomentar ketika ditanya tentang kontribusinya kepada Gerindra. Termasuk tudingan tidak keluar modal saat menghadiri acara parpol di daerah. Sandiaga memilih bungkam saat dikonfirmasi usai menghadiri rapat di DPR pekan lalu.

Namun, mantan Wakil Gerindra itu, Zona Fadli menjelaskan bahwa kunjungan kerja Sandiaga ke daerah itu sebenarnya tidak diperbolehkan membawa bendera partai. Menurutnya, wajar jika Sandiaga pergi ke daerah tanpa embel-embel Gerindra.

“Pak Sandiaga akan ke daerah sebagai Menteri. Nggak bisa bawa nama partai kan,” kata Fadli Zon.

Dia dengan santai menanggapi suara-suara kader yang mendorong Sandiaga dipecat oleh Gerindra. Menurut Fadli, pencalonan Sandiaga dari partai lain masih wacana yang jauh.

“Menurut saya, saat mengajukan calon atau sebelum mengidentifikasi calon, perlu ada kejelasan. Sekarang kalau ada orang yang berwacana, susah kan, pihak pendukungnya tidak jelas. Kalau Pak Prabowo jelas,” kata mantan Wakil Ketua DPR itu.

Kalaupun Sandiaga diusung oleh partai lain, Fadli mengatakan Gerindra punya aturan organisasi dan dia yakin Sandiaga paham itu.

“Saya kira Pak Sandi paham apa itu Fatsun politik. Tapi saya rasa masih terlalu dini untuk melihat itu karena semua ini masih wacana,” pungkas Fadli Zon.

[bal]

Source: www.merdeka.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button