Jaga etika selama musim liburan - WisataHits
Jawa Timur

Jaga etika selama musim liburan

Bacon Ahmad Sanusi, M.Pd.

Oleh: Basya Ahmad Sanusi, M.Pd.

Dua tahun terakhir liburan sekolah hampir tidak bisa dinikmati karena masih dalam suasana pandemi. Berbagai pembatasan akibat Covid 19 telah diberlakukan oleh pemerintah untuk menekan penyebaran virus tersebut. Seluruh lapisan masyarakat dipaksa untuk membiasakan diri dengan istilah-istilah baru seperti work from home, social distancing, selalu cuci tangan, pakai masker, home learning, pertemuan online dan lain-lain.

Libur sekolah tahun ini telah dimulai kembali meski laporan masih ada kasus Covid-19 namun berbagai pembatasan telah dilonggarkan. Tempat wisata mulai dibuka dan dapat melayani pengunjung 100%, termasuk di kota Batu dan Malang Raya. Efek dari jeda ini adalah terlalu banyak turis yang datang ke kota ini, yang wajar saja karena sudah mandek selama dua tahun untuk bisa berwisata.

BACA JUGA: Menghargai Waktu

Jalan utama menuju tempat wisata di kota Batu dan Malang Selatan menuju wisata pantai mulai dipenuhi kendaraan pribadi dan bus wisata. Kemacetan jalan yang disebabkan oleh wisatawan luar kota memerlukan kehati-hatian khusus dari semua pengguna jalan karena jika mereka bertindak ceroboh atau tidak mematuhi peraturan lalu lintas, perjalanan berakhir dengan tragedi.

Sejujurnya, ide artikel ini berawal dari kecelakaan berkendara yang saya alami sendiri saat melintasi jalan raya utama menuju Panjen. Saat itu jalanan sangat ramai, tiba-tiba seorang ibu bermesin datang dari arah pasar Gadang dan memotong jalan. Tiba-tiba saya mengerem karena kalau tidak dia pasti tertabrak. Perilaku berkendara seperti itu tentu berbahaya bagi Anda dan orang lain.

Tidak hanya mungkin untuk mengendarai semua jenis kendaraan, tetapi ada juga faktor psikologis dan etika yang perlu dipertimbangkan. Saat mengemudi, jangan terburu-buru untuk mengabaikan rambu, melewati lampu merah dan mempercepat kendaraan sesuka hati.

BACA JUGA: Menumbuhkan Toleransi di Desa

Untuk alasan keamanan, abaikan gengsi, mobil saya lebih baik dari mobil sebelumnya, atau merasa bahwa jam terbang di jalan lebih baik daripada yang lain. Mentalitas ini akan meremehkan orang lain dan mengabaikan etika berkendara di jalan bebas hambatan.

Sekadar bahan renungan, agar tidak meningkatkan kecelakaan lalu lintas di musim liburan tahun ini, saya akan menyajikan data yang tidak kita inginkan. Korlantas POLRI bekerjasama dengan Kementerian Perhubungan menerbitkan data yang menyebutkan ada 103.645 kecelakaan di jalan raya dan 25.266 kematian pada tahun 2021. Artinya, telah terjadi 69 kematian per hari atau 3 kematian per jam akibat kecelakaan lalu lintas.

BACA JUGA: Melihat Bidadari Tak Bersayap di Hari Nan Fitri

Meskipun angka kematian akibat kecelakaan lalu lintas di seluruh dunia melebihi angka kematian akibat Perang Dunia II karena Perang Dunia II telah berakhir, jumlah kematian di jalan terus meningkat setiap tahun.

Data yang disajikan di atas hanya data dari satu tahun yang lalu, tidak menunjukkan data sebelumnya. Harapannya, data tersebut akan membuat kita lebih beretika saat berkendara, sehingga angka kecelakaan bisa ditekan.

Saat berkendara di Autobahn, kita harus memperhatikan hal-hal berikut:

  1. mengatur emosi, seorang pengemudi harus pandai menjaga suasana hati dan emosi terutama saat mengendarai mobil, ia harus menyadari bahwa pergerakan mobil terbatas, tidak seperti sepeda motor. Pengemudi harus mengambil keputusan kapan harus mengemudi dan kapan harus menggunakan pengendalian diri dalam menghadapi kendaraan lain, ia harus memastikan keselamatan penumpang yang diangkutnya. Jangan biarkan masalah pribadi menghentikan Anda mengemudi.
  2. Jaga jarak, Pengalaman menunjukkan bahwa jarak aman antara mobil kita dengan kendaraan di depan adalah 1,5 sampai 2 meter saat jalan ramai. Atau sesuaikan dengan kecepatan kendaraan, misalnya saat kecepatan 30km/jam, jarak aman 15 meter, saat kecepatan 40km/jam, jarak aman 20 meter, dan saat kecepatan 60km. / jam, jarak aman adalah 40 meter.
  3. Jangan gunakan ponsel Anda saat mengemudi, menggunakan ponsel saat mengemudi mengganggu konsentrasi dan berakibat fatal. Ketika Anda perlu menjawab panggilan atau membaca pesan penting, lebih baik berhenti, atau harus ada asisten untuk mengangkat telepon atau memberikan informasi darurat penting dari ponsel.
  4. menggunakan fungsi kendaraan sebagaimana mestinya, Untuk alasan keamanan, setiap kendaraan dilengkapi dengan berbagai fungsi seperti lampu sein, lampu hazard, klakson, rem, kaca spion dan lain-lain. Misalnya, gunakan semuanya sesuai fungsinya Saat berbelok atau menyalip, gunakan lampu sein sebagai sinyal yang sesuai, jangan gunakan lampu sein untuk belok kiri, belok kanan. Gunakan klakson seperlunya saja, karena bisa saja membunyikan klakson sembarangan dan hal ini justru akan membangkitkan emosi pengendara lain.
  5. Patuhi peraturan lalu lintas dan rambu lalu lintas, dinas marga dan polisi telah membuat rambu lalu lintas yang menjamin keselamatan pengguna jalan. Rambu-rambu yang menempel di jalan seperti marka jalan, garis tengahnya putus-putus dan ada juga garis tengah yang menerus sebagai tanda dilarang menyalip. Ada rambu-rambu lain yang dipasang di jalan seperti lampu lalu lintas, petunjuk arah dan rambu-rambu lainnya. Selama pengemudi mematuhi semua ini, perjalanan aman.
  6. Taati Adab di jalan raya, Termasuk antara lain etika di jalan, menghormati pejalan kaki, jika ada kendaraan yang memberi isyarat minta jalan, kita harus memberi kesempatan, khususnya misalnya ada ambulan atau mobil. kendaraan polisi yang membutuhkan pergerakan cepat dan diatur oleh undang-undang.

Tentu saja, beberapa etika berkendara di atas hanyalah sebagian besar saja dan masih banyak hal lain yang perlu diikuti agar perjalanan liburan Anda berjalan lancar. Bagian penting lainnya adalah memeriksa dan memeriksa kembali performa kendaraan Anda untuk menghindari kerusakan yang tidak terkendali yang dapat mengakibatkan kecelakaan fatal. Selamat Hari Raya, semoga keluarga Anda bahagia.

*Penulis adalah seorang pendidik multikultural yang tinggal di Malang. editor dr Ida Sukowati, M.Hum., Dosen UNISDA Lamongan dan anggota PISHI

Source: nusadaily.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button