Jadi Souvenir KTT G20, Gubernur Khofifah: Bangga masyarakat Jawa Timur - WisataHits
Jawa Timur

Jadi Souvenir KTT G20, Gubernur Khofifah: Bangga masyarakat Jawa Timur

Kris Aeng Tong Tong

Rabu 16 November 2022 : 15:34:47


Keris Aeng Tongtong sebagai souvenir KTT G20 (Foto: IN/ist)

INFOnews.id | SURABAYA – Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa mengaku bangga keris asal Desa Wisata Aeng Tongtong, Kecamatan Saronggi, Kabupaten Sumenep dijadikan cinderamata resmi KTT G20 di Bali.

Menurut Khofifah, pembuatan keris dari Desa Wisata Aeng Tongtong ini merupakan motivasi bagi desanya untuk tetap melestarikan keris yang merupakan budaya bangsa dengan nilai dan filosofi yang tinggi. Keris Indonesia juga dikukuhkan oleh UNESCO sebagai World Heritage Site of Intangible People pada tahun 2005.

“Masyarakat Jawa Timur patut berbangga karena kerajinan Bumi Majapahit ini telah menjadi oleh-oleh bagi delegasi negara-negara KTT G20. Semoga keris dari desa ini bisa menembus pasar ekspor dan semakin mendunia,” kata Khofifah di Gedung Negara Grhadi. Kota Surabaya, Rabu (16/11/2022).

Khofifah yakin usai KTT G20, nama Desa Wisata Aeng Tongtong Kabupaten Sumenep juga akan semakin terangkat. Selain itu, pada tahun 2014 desa ini dinobatkan sebagai satu-satunya desa wisata dengan empu keris terbanyak di dunia oleh UNESCO.

Desa ini, tambah Khofifah, juga berhasil meraih dua gelar yang luar biasa. Pertama, Desa Aeng Tongtong memecahkan rekor MURI sebagai desa dengan empu keris terbanyak di dunia. Dan yang kedua, Desa Aeng Tong Tong juga dinobatkan sebagai Juara 1 ADWI 2022 kategori Daya Tarik Pengunjung.

“Mudah-mudahan jumlah wisatawan yang datang ke desa ini juga meningkat, baik wisatawan domestik maupun mancanegara, sehingga membawa kesejahteraan bagi masyarakat sekitar,” imbuhnya.

Khofifah mengatakan, tak heran jika keris buatan Desa Aeng Tongtong dipilih sebagai salah satu oleh-oleh resmi KTT G20. Menurutnya, karya seni dari Desa Aeng Tongtong ini sangat istimewa karena hasilnya halus, sangat detail, dan indah baik untuk keris maupun sarung atau sarungnya.

Selain itu, tahapan pengerjaannya cukup rumit sehingga pembuatan keris membutuhkan waktu yang cukup lama. Selain itu, Khofifah menjelaskan bahwa aktivitas warga Desa Aeng Tongtong membuat keris merupakan warisan turun-temurun dari nenek moyang mereka yang merupakan empu pembuat keris sebelumnya.

Hingga saat ini, lanjutnya, pembuatan keris di desa Aeng Tongtong masih hidup bahkan menjadi mata pencaharian sebagian besar masyarakat di desa wisata ini. (info/rls/merah)

infonews.id tidak bertanggung jawab atas isi komentar yang ditulis. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab pemberi komentar sebagaimana diatur dalam UU ITE

Source: news.google.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button