Jawa Barat

Investasi di Kota Tasik Terus Tumbuh, Bisnis Hotel Menjadi Prima Donna

Tasikmalaya

Tingkat investasi di Kota Tasikmalaya mengalami peningkatan dalam beberapa tahun terakhir. Salah satu indikatornya adalah Kota Tasikmalaya merupakan daerah nomor 1 di Jawa Barat dengan nilai Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) tertinggi pada tahun 2022.

“Kita sudah mendapat penghargaan dari Pemprov Jabar, investasi kita meningkat lebih dari Rp 1 triliun pada tahun 2021. Ini bukti bahwa investasi di Kota Tasikmalaya terus berkembang,” kata Wali Kota Tasikmalaya, M. 2022).

Dia mengatakan sektor yang paling menonjol adalah hotel dan rumah sakit. “Saya kira dengan banyaknya hotel diharapkan jumlah kunjungan masyarakat Tasikmalaya dari luar daerah akan meningkat. Hal ini akan berdampak positif bagi kesejahteraan masyarakat. Misalnya ada tenaga kerja yang diserap,” kata Yusuf.

Yusuf mengaku cukup bangga karena meski tidak memiliki destinasi wisata, namun sektor perhotelan mampu berkembang pesat di Kota Tasikmalaya. “Kota Tasikmalaya sudah menjadi pusat perdagangan barang dan jasa di Priangan Timur, kita memang tidak punya tempat wisata. Kami punya Situ Gede, tapi masih dibangun,” kata Yusuf.

Yusuf menambahkan, Kota Tasikmalaya sering dijadikan kota transit oleh wisatawan. Salah satu indikatornya adalah tingkat hunian hotel di Kota Tasikmalaya tidak terjadi pada akhir pekan, melainkan pada hari Rabu dan Kamis.

“Saya menerima laporan okupansi hotel di Kota Tasikmalaya pada Rabu, bukan akhir pekan. Ternyata Tasikmalaya adalah transit sebelum melakukan perjalanan ke Pangandaran atau Jawa Tengah atau Jawa Timur. Mereka sedang wisata kuliner dan belanja di Tasik,” kata Yusuf.

Sebelumnya, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengatakan kota Tasikmalaya mirip dengan kota Bandung. Kehadiran wisatawan atau penduduk di luar daerah memiliki tujuan untuk berbelanja. Meski belum ada tempat wisata, Kota Tasik tetap ramai.

“Kota Tasik itu seperti Bandung,” kata Ridwan Kamil di Tasikmalaya beberapa waktu lalu.

Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk menghadapi potensi resesi adalah dengan merangsang investasi. Kang Emil menyebutkan konsep penginapan.

“Hospitality itu andalan, ada dua bentuk hospitality. Salah satunya adalah investasi besar, yang lain adalah investasi pariwisata. Saya minta agar kegiatan di sektor ini ditingkatkan dan disempurnakan,” kata Kang Emil.

(mso/mso)

Source: news.google.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button