Ini Sebaran Macan Tutul di Gunung Muria - Solopos.com - WisataHits
Jawa Tengah

Ini Sebaran Macan Tutul di Gunung Muria – Solopos.com

SOLOPOS.COM – Ilustrasi macan tutul jawa. (Freepik.com)

Solopos.com, JEPARA — Kawasan Gunung Muria, Jawa Tengah (Jawa Tengah) dikenal sebagai habitat macan tutul, atau memiliki nama latin Panther pardus. Lantas di manakah sebaran macan tutul di Gunung Muria?

Menurut Pejabat Muda Pengawasan Ekosistem Hutan (PEH) Badan Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Jawa Tengah, Budi Santosa, kawasan jelajah macan tutul di Gunung Muria terbagi menjadi beberapa kawasan, yang ditentukan oleh sisi utara, timur, dan barat Gunung Muria. puncak gunung yang memiliki ketinggian 5.253 kaki.

Daihatsu Rocky Promotion, Harga Mobil Rp 200 Juta Jadi Hanya Rp 99.000

“Macan tutul belum punah, yang punah itu harimau jawa. insiden satu [Desa] Petarung itu macan tutul karena masih ada,” kata Budi, Senin (31 Oktober 2022).

Budi menjelaskan, macan tutul dan harimau jawa memiliki perbedaan fisik yang sangat mencolok. Macan tutul memiliki kulit belang sedangkan harimau Jawa lebih belang.

“Perbedaan fisiknya adalah yang satu berbintik dan yang lainnya bergaris. satu satunya [macan tutul] Panthera pardus dalam bahasa Latin. satu satunya [harimau Jawa] Panthera tigris sondaeca,” jelasnya.

Baca Juga: Dugaan Mangsa Ternak Warga, Macan Tutul Muria, Tertangkap Kamera Perangkap BKSDA

Budi menambahkan, BKSDA Jateng memasang delapan kamera trap untuk merekam aktivitas macan tutul di Gunung Muria. Namun, kondisi jebakan kamera saat ini tidak representatif.

“Akhirnya, kalau tidak salah, ada delapan kamera jebakan di Desa Tempur tahun lalu. BKSDA juga memiliki kamera yang tidak representatif,” tambahnya.

Macan tutul di Gunung Muria kembali menarik perhatian. Hal ini menyusul kejadian di mana ternak warga di Desa Tempur, Kabupaten Jepara diduga dimangsa oleh hewan buas, yaitu macan tutul.

Baca juga: Perlindungan Macan Tutul dan Harimau Jawa di Gunung Muria

Setelah dilakukan penyelidikan, sosok macan tutul terekam dari delapan kamera trap BKSDA Jawa Tengah. Oleh karena itu, sangat mungkin ternak warga desa Tempur yang hilang itu dimakan macan tutul.

Arif Susiyoko, Kepala Resor Konservasi Daerah (RKW) Wilayah Pati Barat BKSDA Jateng mengatakan kamera trap yang dipasang petugas BKSDA Jateng berhasil merekam momen kemunculan macan tutul tersebut. Namun saat ini, hasil jepretan foto di camera trap sudah dikirim ke Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta untuk dipelajari lebih lanjut.

Source: news.google.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button