Industri Pariwisata Indonesia Kebanyakan Promosi, Kurang Berkembang

Suara.com – Direktur Utama Holding BUMN Penerbangan dan Pariwisata atau Injourney Donny Oskaria menilai, pariwisata Indonesia lebih dipromosikan ketimbang dikembangkan. Hal ini pada akhirnya membuat banyak destinasi wisata yang sebenarnya memiliki potensi kurang ideal.

Jadi, jelasnya, Injourney saat ini fokus pada pengembangan pariwisata, sehingga menarik untuk dikunjungi.

Perkembangan tersebut mulai dari infrastruktur hotel hingga infrastruktur pendukung di beberapa destinasi wisata.

“Perubahan mendasar dalam perkembangan industri pariwisata di Indonesia, selama ini kita lebih banyak di advertising, tapi sebenarnya pariwisata itu bermuara pada destinasi. Itu sebabnya InJourney fokus pada pengembangan destinasi sejak InJourney,” ujarnya saat ditemui di kawasan Sarinah. Ditulis pada Selasa (6/12/2022).

Baca Juga: Muncul Halaman Admin E-VoA Palsu, Pencarian Imigrasi

Donny mencontohkan di kawasan Joglosemar, induk perusahaan saat ini sedang mempercantik kawasan Kota Lama di Semarang. Di Yogyakarta, Injourney juga tengah mengembangkan kawasan Stasiun Tugu dan Hotel Grand Inna.

“Kemudian di Solo kami juga akan mengembangkan Candi Mangkunegaran dan Race Station serta perusahaan rekaman pertama Lokananta,” katanya.

Selain itu, kata Donny, kawasan Labuan Bajo juga sedang dibangun marina untuk menjadikan kawasan itu salah satu wisata menarik yang akan memanjakan wisatawan.

“Itu akan dilakukan oleh Sarinah, tahun depan kita akan membangun marina sedemikian rupa sehingga menjadi semacam Monte Carlo. Jadi toko retail, toko souvenir dan sebagainya akan dibangun di pelabuhan tersebut,” jelasnya.

Tak hanya itu, tambah Donny, Injourney akan menjadi tuan rumah balap speedboat Formula 1 di Danau Toba.

Baca Juga: Kemenparekraf Ajak Masyarakat Berikan Pelayanan Prima Didampingi CHSE, Gelar 5.0 Sadar Wisata Sebar di 8 Desa Wisata

Di ajang balap ini, Injourney menyiapkan Bandara Silangit untuk hotel di Balige.

Source: news.google.com