Indonesian Speaking Festival 2022, ajang komunikasi pecinta seni - WisataHits
Jawa Tengah

Indonesian Speaking Festival 2022, ajang komunikasi pecinta seni

Rabu, 19 Oktober 2022 – 11:11 WIB

Melalui :

  • Fany Rachma (Humas Pranata Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Magelang)

VIVA – Suara riuh dan euforia menyambut kehadiran penyanyi Indonesia Tulus saat membawakan lagu berjudul Satu Kali di panggung Indonesia Bertutur 2022. Tulus tampil sebagai salah satu bintang tamu di festival musik terbesar di Taman Lumbini. Kompleks Wisata Candi Borobudur, Magelang, Jawa Tengah. Kehadiran Tulus seolah menyembuhkan kerinduan para penggemarnya yang sempat tertahan selama hampir tiga tahun akibat pandemi Covid-19.

Tidak hanya Teman Tulus, pecinta gigs dan konser musik pada umumnya bisa kembali menikmati live music setelah pelonggaran aturan pandemi tentang keramaian dan keramaian. Anda bisa kembali merasakan serunya menonton konser, mendengar lagu dan bernyanyi bersama saat Tulus membawakan lagu-lagu populernya. Sebut saja Monochrome, Your Own Space, Shoes and Be Careful on the Road, yang baru saja dirilis.

Selain Tulus, musisi lain seperti Letto, Ardhito Pramono, Om Wawes dan penampilan artis lain juga direncanakan. Tak hanya dalam negeri, 17 negara berbeda turut memeriahkan Indonesian Speaking Festival yang menjadi rangkaian acara G20 di Borobudur.

Pecinta musik dan seni tampaknya tidak peduli dengan cuaca hujan, mereka bahkan mempersiapkan diri dengan ponco atau jas hujan agar bisa terus menikmati musik yang ditampilkan.

Ikon Laura Basuki dan tur media

Laura Basuki akan menjadi ikon berbahasa Indonesia pada tahun 2022. Laura yang hadir di Media Tour rangkaian acara Bertutur Indonesia mengungkapkan kecintaannya pada seni dan budaya Indonesia. Ia mengungkapkan, selalu menyempatkan diri untuk mengunjungi cagar budaya di sekitar lokasi film. Saat syuting di berbagai kota, Laura mencari informasi tentang keberadaan warisan budaya lokal. Kemudian, saat istirahat syuting, dia menyempatkan diri untuk mengunjunginya. Laura mengaku bisa mendapatkan pengalaman yang berbeda dan menyerap nilai-nilai spiritual yang hadir di setiap warisan budaya tersebut.

Wanita yang pernah meraih beberapa penghargaan di dunia perfilman itu juga mengenakan busana etnik yang dipadukan dengan celana batik bergaris. Seniman Indonesia keturunan Jawa, Cina, dan Vietnam ini kerap menunjukkan kecintaannya pada busana bernuansa etnik yang dikenakannya. Ia suka mengenakan pakaian rancangan desainer lokal seperti Oscar Lawalata.

Dalam media tour ini, wartawan dari berbagai media diajak mengunjungi dua galeri seni dan budaya di Magelang, yaitu Rumah Seni Eloprogo dan Museum Haji Widayat. Para tokoh seni pertunjukan menampilkan ritual air dan tarian budaya. Selain itu, karya-karya busana etnik karya desainer asing dipamerkan di Museum Haji Widayat, miniatur kapal Samudera Raksa juga dipamerkan, dan tayangan video wall peradaban budaya masa lalu. Hal ini sesuai dengan tema bahasa Indonesia: “Experience the past, let the future grow”.

Pengalaman menonton bahasa Indonesia

Indonesia Bertutur menghadirkan berbagai pertunjukan media tradisional, kontemporer dan baru. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan telah menyusun festival ini sebagai sarana untuk menumbuhkan budaya dan warisan budaya yang berkelanjutan sebagai ilmu. Indonesian Speaking Festival rencananya akan diadakan rutin setiap dua tahun sekali untuk memajukan ekosistem budaya.

Festival Bahasa Indonesia mencakup 20 warisan budaya yaitu Sangiran, Liang Bua, Leang-Leang, Misool Gugus (Raja Ampat), Sangkulirang, Lore Lindu, Kutai, Tarumanegara, Kompleks Candi Dieng, Candi Borobudur, Candi Mendut, Candi Pawon, Candi Prambanan, Candi Gunung Kawi, Muara Takus, Muaro Jambi, Candi Jago, Candi Singosari, Trowulan dan Candi Bahal.

Yang lebih istimewa lagi, acara ini digelar bersamaan dengan acara G20 di Borobudur. Indonesia Speaking akan dilaksanakan pada 7-11 September 2022, dilanjutkan dengan pertemuan para menteri kebudayaan pada 12-13 September masih berlangsung di kawasan Borobudur.

Borobudur memiliki sejuta pesona yang membuatnya selalu dirindukan. Sebelumnya, destinasi wisata prioritas utama ini juga pernah dikunjungi delegasi G20 pada 24 Maret 2022 di balkon Karangrejo Borobudur. Delegasi G20 mengapresiasi dan mengagumi balkon dukung Pertamina ini dengan konsep kampung energi mandiri di kawasan wisata Candi Borobudur.

Maraknya komunikasi seni di tengah pandemi

Sebelum era pandemi, Kabupaten Magelang sering menjadi tuan rumah event seni, budaya, dan pariwisata. Sebut saja Festival Kuliner Magelang, Festival Danau Bled, Festival Puncak Ketep, Festival Lembah Merapi, Festival Lima Gunung dan masih banyak lagi. Tidak hanya itu, Kabupaten Magelang juga memiliki pasar tradisional yang diadakan pada weton-weton tertentu seperti Pasar Watugede Bandongan yang diadakan setiap Minggu Legi dan Minggu Pahing. Ada juga pasar tradisional Lembah Merapi di desa Banyubiru, dukun, yang hanya buka setiap hari Minggu.

Selama pandemi, semua peristiwa ini harus dihentikan. Sektor pariwisata paling terpukul. Ekonomi lemah dan lesu.

Namun, setelah aturan protokol kesehatan dilonggarkan, jumlah pasien COVID-19 secara bertahap menurun. Aktivitas masyarakat perlahan kembali normal. Ajang seni budaya dan pariwisata di Kabupaten Magelang kembali digelar. Tak hanya festival lokal, event internasional pun kembali bermunculan seperti jamur.

Di ajang Bertutur Indonesia, Sucoro salah satu seniman Borobudur mengaku senang karena bisa bertemu kembali dengan para pelaku seni budaya untuk memamerkan berbagai karya seni lagi. Mereka dapat kembali berkomunikasi dan mengekspresikan ide-ide segar mereka dalam ruang yang lebih fleksibel, meskipun tetap harus menggunakan protokol kesehatan.

Rangkaian festival bahasa Indonesia ini digelar selama lima hari dan dibagi menjadi beberapa pusat seni yaitu Candi Borobudur, Rumah Seni Eloprogo, Museum Haji Widayat, Limanjawi dan Galeri Apple Watu. Tujuannya adalah untuk menawarkan seniman ruang lingkup yang lebih luas untuk mengkomunikasikan karya-karya mereka. Gaya komunikasi para senimannya juga berbeda-beda, ada yang mengungkapkannya dalam bentuk lukisan, konser musik, karya seni, desain pakaian etnik yang unik, tarian kontemporer hingga pertunjukan video mapping.

Pengunjung juga memiliki kebebasan untuk memilih seni pertunjukan yang akan ditampilkan. Beberapa memilih untuk menikmati lukisan dan seni rupa di museum. Pada saat yang sama, ada pecinta musik yang siap turun hujan untuk menikmati musik musisi idola mereka. Dalam konteks ini, para seniman dan penggemarnya mempraktikkan seni berkomunikasi dengan gayanya masing-masing. Proses dinamis dalam setiap pertunjukan ini memperjelas komunikasi khusus antara artis dan penggemarnya.

Setiap fase pertunjukan dijawab secara berbeda oleh setiap penggemar. Kontribusi artis, dalam hal ini komunikator, dinikmati secara berbeda oleh para penggemar, dalam hal ini komunikator. Di sinilah proses penyampaian pesan dalam bentuk komunikasi artistik berlangsung. Hal ini sesuai dengan konsep Marco de Marinis (1983) bahwa proses komunikasi tidak perlu berbentuk timbal balik antara komunikator dan komunikator. Tapi bisa juga sepihak seperti pendidikan seni ini. Hal ini dapat diibaratkan dengan komunikasi di media massa yang sepihak di ranah publik, namun tetap dapat diterima dan dimaknai oleh pembaca, pemirsa atau pendengar.

Disclaimer: Artikel ini merupakan postingan pengguna VIVA.co.id yang diposting di channel VStory berdasarkan User Generated Content (UGC). Semua isi artikel dan isi yang terkandung di dalamnya sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis atau pengguna.

Source: news.google.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button