Indonesia memiliki kereta wisata pertama di Asia Tenggara – KBK - WisataHits
Yogyakarta

Indonesia memiliki kereta wisata pertama di Asia Tenggara – KBK

Indonesia memiliki kereta wisata pertama di Asia Tenggara – KBK

PT Kereta Api Indonesia (KAI) menawarkan rangkaian kereta wisata pada sejumlah kereta jarak jauh di jalur Gambir-Yogyakarta. (Foto: PT KAI)

Tampilan postingan: 67

JAKARTA – Kereta api merupakan salah satu alat transportasi massal yang dapat diandalkan untuk memperlancar perjalanan masyarakat ke berbagai tujuan. Angkutan yang mampu mengangkut ratusan penumpang ini sudah ada di Indonesia selama 158 tahun.

Menurut situs web Direktorat Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan, Indonesia adalah negara kedua di Asia yang memiliki infrastruktur kereta api. Hal itu terjadi ketika Gubernur Jenderal Hindia Belanda LAJ Baron Sloet van de Beele mulai membangun jalur kereta api pertama dari Semarang ke Solo pada 17 Juni 1864.

Jalur ini resmi dibuka pada 10 Agustus 1867. Saat itu, kereta api dibutuhkan tidak hanya untuk mengangkut orang, tetapi juga untuk mengangkut hasil perkebunan seperti tebu.

Seiring berjalannya waktu, keberadaan moda transportasi berjuluk “Iron Snake” ini semakin memanjakan penggunanya. Kini dipastikan seluruh KA penumpang yang beroperasi di Indonesia berpendingin udara, baik kelas ekonomi, bisnis, maupun premium.

Sejumlah fitur di dalam mobil didesain meniru interior pesawat. Misalnya, tempat duduk dan restorannya sangat bersih dan wangi. Ada juga rak khusus untuk menaruh koper.

Setiap gerbong memiliki TV layar lebar untuk hiburan. Untuk tipe premium bahkan terdapat mini TV di setiap kursi untuk menikmati berbagai pilihan hiburan dengan teknologi Audio Video On Demand (AVOD).

Dengan berbagai inovasi tersebut, kereta api tetap menjadi pilihan utama masyarakat untuk perjalanan jarak jauh. Terobosan terbaru adalah hadirnya dua unit gerbong dengan konsep khusus yaitu Panorama atau Panorama sebagai inovasi terbaru oleh PT Kereta Api Indonesia (KAI) selaku operator bekerjasama dengan Balai Yasa KAI Surabaya Gubeng, bengkel kereta api yang telah berdiri beroperasi sejak tahun 1913.

Basisnya adalah mobil mewah dan telah dikembangkan sejak awal tahun 2022 berdasarkan produk serupa dari operator kereta api Swiss Glacier Express.

KAI menyebut produk baru ini KA Panoramic. Indonesia merupakan pengguna kereta api wisata pertama untuk kawasan Asia Tenggara dan berpeluang ekspor ke luar negeri.

Seperti dikutip dari akun media sosial Balai Yasa Surabaya Gubeng di kanal YouTube, dijelaskan bahwa bagian luar atau eksterior kereta dibalut warna hijau royal yang berkilau dengan garis-garis cat keemasan sehingga memberikan kesan mewah. Penampakan interior atau interiornya berupa gerbong dengan jendela sangat besar di kedua sisinya dan dinding bermotif panel kayu krem.

Atap transparan

Pada bagian atapnya dilapisi dengan pola persegi (atap panoramik hijau zamrud) yang memanjang transparan dari depan ke belakang. Sepintas, konsep panoramic roof ini terlihat seperti pada atap mobil. Kaca tersebut tergolong istimewa karena tidak hanya tidak mudah pecah oleh benda keras yang membenturnya dari luar kereta, tetapi juga dapat menyerap panas matahari sehingga kabin gerbong tidak menjadi panas.

Anda tidak perlu khawatir silau oleh sinar matahari, meskipun gerbongnya keren, karena ada tirai canggih yang menutup secara otomatis (automatic shade) saat kita menekan tombol di salah satu sisi kursi penumpang.

Bahkan jika Anda ingin menikmati pemandangan alam yang indah di luar kereta, Anda tidak perlu pusing. Karena 46 unit kursi empuk bisa diputar menghadap jendela besar. Di salah satu sudut kursi terdapat colokan untuk menyalakan laptop atau mengisi daya perangkat.

Di bagian paling ujung mobil terdapat rak bagasi khusus untuk menyimpan koper atau sepeda dan terdapat kursi roda di salah satu sudut jika diperlukan. Selain luas dan harum, restoran ini dilengkapi dengan dudukan toilet yang canggih serta keran dan pengering bebas sentuhan.

Dengan sentuhan teknologi canggih, air berhenti mengalir dalam hitungan detik untuk menghemat konsumsi. Fitur keselamatan di kereta wisata ini antara lain alat pemadam api ringan (APAR), pemecah kaca, dan rem darurat.

Dengan segala keuntungan tersebut, keinginan kami untuk memuaskan diri dengan latar belakang alam yang hijau selama perjalanan terbayar lunas. Selain itu, saat berkendara di malam hari, Anda bisa melihat keindahan gemerlap miliaran bintang di langit melalui atap panoramik berwarna hijau zamrud.

Sensor cahaya otomatis dipasang di kereta. Ini berguna saat memasuki terowongan, lampu di dalam mobil akan menyala secara otomatis.

Kereta Panoramic telah lulus serangkaian tes dan lulus sertifikasi kekuatan struktur kereta api, pengujian statis dan pengujian dinamis oleh Tim Uji Fasilitas Perkeretaapian, Pusat Tes Perkeretaapian Departemen Perhubungan.

Melalui akun Instagram Railroad Testing Center, mereka menyatakan rangkaian pengujian tersebut meliputi uji dimensi, uji desain, uji kebocoran, uji intensitas cahaya, uji aliran udara, uji suhu bantalan, dan uji kebisingan.

Menurut Wakil Presiden Humas KAI Joni Martinus, KA yang resmi berangkat dari Balai Yasa Surabaya Gubeng pada 11 Agustus 2022 itu diresmikan ke publik pada 24 Desember 2022, demikian diberitakan Antara. Kereta wisata ini dirangkai dengan KA Taksaka tambahan untuk melayani rute Stasiun Gambir-Yogyakarta.

Tujuan turis

Konsep kereta panorama dijadikan magnet wisata di sejumlah negara. Bahkan operator kereta api di Amerika Serikat telah merintis melayani rute ke wilayah utara sejak tahun 1945. Mereka menyebutnya Vistadome, dan dibuat khusus sebagai kereta mewah, dengan kubah kaca di atapnya sehingga Anda dapat melihat langit yang luas.

Swiss juga berhasil mengembangkan wisata kereta panorama di Eropa. Seperti dilansir dari Swiss Activities, ada lima operator kereta yang menjalankannya. Termasuk penyeberangan darat, seperti halnya Bernina Express yang membuka rute dari Chur, Swiss, ke Tirano, sebuah kota kecil di Lombardy, Italia.

Glacier Express sendiri memiliki rute khusus melintasi lautan salju dari St Moritz ke Zermatt sepanjang 291 km dan memakan waktu delapan jam dengan kecepatan tertinggi 35 km/jam.

Konsep Vistadome juga diadopsi oleh India yang mulai dibangun pada 2015 dan diluncurkan pada Desember 2016 untuk melayani rute wisata di sepanjang lembah dan pegunungan Kashmir.

Selain itu, pada Maret 2018, Jan Shatabdi Express berangkat dari Mumbai ke Madgaon, kembali melintasi Lembah Kashmir. Perdana Menteri Narendra Modi turun ke Twitter untuk memuji Vistadome saat mengujinya pada Januari 2021.

Seperti yang diumumkan oleh Conde Nast Traveler, per 3 Agustus 2022, Indian Railways telah mengoperasikan 33 gerbong Vistadome yang diatur di 23 rute kereta. Kereta wisata ini mengikuti rute pemandangan yang hijau, berkelok-kelok melintasi hutan taman nasional, melewati air terjun, dan melintasi sungai yang lebar.

India Railways juga mengoperasikan Him Darshan Express Vistadome di rute bersejarah Kalka-Shimla, sepanjang 96 km dan terletak di kaki pegunungan Himalaya. Ini merupakan jalur kereta api yang telah dinyatakan sebagai Situs Warisan Dunia UNESCO karena sudah ada sejak tahun 1855.

Jalur kereta api mencapai kawasan tersebut pada ketinggian antara 2.200 hingga 2.300 meter di atas permukaan laut (dpl). Di musim dingin, relnya tertutup salju.

Kecepatan kereta dibatasi maksimal 40 km/jam karena terdapat 912 tikungan berbahaya, 969 jembatan, dan 103 terowongan di rute Kalka-Shimla. Diantaranya Terowongan Barog sepanjang 1.143 meter dan terpanjang di India.

Pemandangan di rute ini sangat indah saat melewati pegunungan yang tertutup salju, hutan pinus, dan lembah yang dalam. Diminta oleh turis lokal dan asing, vistadome di India ini membawa rata-rata satu juta penumpang setiap tahunnya, menurut Indian Railways.

Peru Rail juga mengoperasikan Vistadome pada rute ke objek wisata terkenal dan bagian dari Tujuh Keajaiban Dunia UNESCO, Machu Picchu. Kereta Vistadome menempuh rute Cusco dengan ketinggian 3.486 m dpl menuruni Andes ke Machu Picchu di Lembah Urubamba (2.438 m dpl). Selama berkendara sejauh 111 km atau hampir empat jam kita tidak hanya dimanjakan dengan pemandangan pegunungan yang indah.

Di bagian paling belakang gerbong terdapat semacam lounge dengan tempat duduk ala restoran. Agar penumpang tidak bosan, awak kereta menyiapkan berbagai kegiatan, antara lain pertunjukan musik live, tari topeng Saqras suku Paucartambo dengan kostum warna-warni bak pelangi. Penumpang kemudian disuguhi atraksi fashion show yang menampilkan para model awak kereta.

Tentunya, penumpang juga disuguhi berbagai makanan berat dan snack oleh awak kapal selama perjalanan. Ciri unik pada gerbong gembung adalah semacam lobby dengan tempat duduk berupa sofa-sofa panjang.

Di ujung ada pintu besar yang mengarah ke balkon terbuka dengan pagar besi. Balkon ini bisa digunakan penumpang untuk berfoto ria dengan latar belakang salju Andes atau sekadar berdiri diam dan mengamati keindahan alam.

Sumber: indonesia.go.id

Source: news.google.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button