Ikatan Organisasi Wanita Bogor menyatukan visi kerukunan dan kebangsaan melalui jambore - WisataHits
Jawa Barat

Ikatan Organisasi Wanita Bogor menyatukan visi kerukunan dan kebangsaan melalui jambore

Bogor, NU online

Pada pagi hari tanggal 25 Oktober 2022, suasana pagi di Desa Jogjogan, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor sudah terlihat ramai dengan aktivitas warga. Denyut nadi ekonomi warga seakan berdenyut sejak dini hari, meski hawa dingin seakan menusuk tulang.

Di tengah rutinitas pagi masyarakat asli daerah yang dikenal dengan sebutan “Puncak” ini, banyak wisatawan lokal dari Kabupaten Bogor berbondong-bondong ke Bumi Perkemahan Tepi Sungai Citra Alam dengan tas penuh. seseorang memakai menarik dan juga bantal leher di tangannya. Sementara itu, di kawasan wisata, tenda-tenda dengan atap terpal warna-warni berdiri di bawah hutan pinus.

Mereka tak lain adalah peserta Jambore Ikatan Organisasi Wanita (GOW) Kabupaten Bogor yang berencana berkemah sambil melakukan senam untuk meningkatkan kreativitas diri dalam acara bertajuk Kita tingkatkan sinergi partisipasi organisasi perempuan dalam pembangunan di Kabupaten Bogor itu.

Sesampainya di lokasi kegiatan, para peserta dibuat terkagum-kagum dengan pesona panorama puncak yang terlihat sejuk dan asri dengan latar belakang Pegunungan Salak yang diselimuti kabut tipis. Tak ayal mereka juga sibuk mengabadikan momen, berfoto selfie atau meminta bantuan relawan untuk sekadar mengoperasikan layar kamera di layar. smartphone Anda.

Menurut Ketua GOW Kabupaten Bogor Lilis Hayatun Nafsiah, total peserta yang mengikuti jambore sebanyak 123 orang, terdiri dari 18 panitia inti dan 105 peserta terdaftar. Para perempuan yang hadir merupakan perwakilan dari berbagai organisasi di Kabupaten Bogor yang tidak dibatasi oleh sekat pandangan politik, kepercayaan, suku, ras dan suku.

“Ada 64 organisasi yang menjadi anggota GOW, namun kali ini hanya 27 organisasi yang berpartisipasi dalam bentuk organisasi fungsional, profesional dan kemasyarakatan. Karena GOW ini memang memiliki fungsi sebagai wadah koordinasi antar organisasi yang memiliki visi dan misi yang sama untuk pembangunan Indonesia dan dapat mempersatukan bangsa,” ujarnya.

Ia meyakini bahwa perempuan dengan kemampuannya memiliki peran besar dalam kemajuan daerah dan masyarakat Indonesia pada umumnya dan Kabupaten Bogor pada khususnya. Syaratnya, perempuan harus lebih proaktif dan melakukan banyak hal. Bisa dengan pengembangan sumber daya manusia dan pembangunan daerah, sehingga memiliki peran yang signifikan dan strategis.

Lilis juga menegaskan bahwa GOW selalu siap bekerja sama dengan seluruh elemen masyarakat dan juga dengan pemerintah daerah untuk secara proaktif melakukan banyak hal bersama dalam upaya membangun Kabupaten Bogor. Dan kali ini, jambore berfokus pada bagaimana peserta perempuan dapat mengembangkan kapasitasnya untuk menjadi individu yang mandiri dan peduli terhadap perkembangan lingkungannya.

“Yang terpenting adalah solidaritas, terlepas dari mana organisasi kita berasal, apa keyakinan kita. Kita tidak terbagi apa warna kulit kita, apa kerudung kita, apa keyakinan kita, suku, ras dan suku kita,” tambah Lilis.

Oleh karena itu, kegiatan yang diadakan pada acara jambore ini dirancang untuk menunjukkan kepada para peserta bahwa meskipun tidak berada dalam satu organisasi yang sama, mereka dapat saling mengenal dan tetap bersama. Misalnya, diawali dengan pembagian peserta di masing-masing tenda, panitia sengaja mengacaukan nama-nama peserta agar peserta di tenda tidak ditempatkan dalam organisasi yang sama sehingga bisa saling mengenal.

“Permainan yang disiapkan juga untuk membangun kekompakan agar kegiatan bisa lancar. Ketika kita bersatu, kita berharap bersama-sama kita dapat tumbuh kuat, menciptakan sinergi untuk berbagi peran dan meningkatkan kualitas kita, “tambahnya.

Karena perempuan adalah pilar bangsa yang dapat membawa kesejahteraan bagi masyarakat. Sehingga diharapkan cita-cita Kabupaten Bogor sebagai daerah termaju, nyaman dan beradab dapat terwujud.

Salah satu peserta Jambore GOW, Sartika, mengaku sangat terkesan dengan kegiatan tersebut. Selain bisa saling bersilaturahmi dan mengenal satu sama lain, mereka juga akan mendapatkan materi-materi praktis seperti praktek membuat gerabah, ada juga materi motivasi untuk lebih semangat lagi saat sesi mindset.

“Yang lebih berkesan lagi kalau pembagian tendanya diacak jadi kita harus kenalan dengan peserta perempuan yang tidak seorganisasi seperti organisasi, ada juga gala dinner dimana kita bersenang-senang bersama dan begitulah kelihatannya panitia sudah memadatinya. kegiatannya dengan sebaik-baiknya, juga dengan aturan-aturan tertentu seperti “pada saat yang sama, organisasi tidak tidur di tenda.” Kemudian ada kompetisi kelompok, dimulai dengan kompetisi memasak dodol dan juga tarian tik tok. Semua ini membuat kegiatan semakin seru,” ujar perempuan asal Kabupaten Jonggol ini.

Wanita yang akrab disapa Tika ini juga mengaku sangat mengapresiasi toleransi dan kerjasama para peserta. Meski baru satu sama lain dan berasal dari bendera yang berbeda, mereka sangat kompak tanpa memihak organisasi masing-masing.

“Misalnya pada saat acara ada Muslimat NU, Fatayat NU, Nasyiatul Aisyiyah, Perempuan Bangsa (PKB), Perempuan Gerindra, Perempuan Persatuan Pembangunan (WPP) yang memiliki pandangan berbeda secara organisasi tetapi bersatu padu tanpa sekat.” ungkapnya. .

Pengarang: Nidlomatum MR

Penerbit: Fathoni Ahmad

===========================

Pelaporan ini merupakan hasil kerjasama dengan Kantor Humas, Data dan Informasi Kementerian Agama RI

Source: news.google.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button