HUT ke-13 Pasar Tanoker & Lumpur, melambangkan solidaritas dan optimisme - WisataHits
Yogyakarta

HUT ke-13 Pasar Tanoker & Lumpur, melambangkan solidaritas dan optimisme

JEMBER, RADARJEMBER.ID- Sejak awal berdirinya, Tanoker telah menjadi ruang dan waktu bagi anak-anak Ledokombo, Jember, untuk bermain, berteman, belajar dan berkarya, dengan unsur egrang di dalamnya.

Panggung ini juga menjadi daya tarik dan ikon bagi banyak anak yang berbagi kesamaan, kebersamaan, kerjasama dan bersama-sama mereka tumbuh menjadi karakter yang baik untuk kemandirian masa depan. Sertakan nilai-nilai dan tunjukkan di banyak tempat dan acara, serta dalam aktivitas sehari-hari mereka.

Selain bersama anak-anak, beberapa kelompok kerajinan dan memasak pun dibentuk atas dukungan Tanoker. Rata-rata mereka adalah ibu-ibu eks TKI yang diberdayakan dengan memberikan pelatihan, menambah wawasan dan pengetahuan tentang pengolahan dan produksi, serta mengutamakan penggunaan bahan dan pengetahuan lokal dan tradisional warisan nenek moyang mereka, disesuaikan dengan selera dan kebutuhan masa kini.

BACA JUGA: Tanoker Ledokombo Tampil di NU Women Festival

Seiring keterampilan yang semakin lengkap, kelompok-kelompok ini nantinya akan berbagi dengan lingkungannya, sehingga pemberdayaan cukup merata. Baik di masyarakat maupun di masyarakat.

Proses pemberdayaan ini yang berkembang untuk menjangkau jangkauan yang lebih luas di kelompok lain, menjadi semakin kompleks dengan kehadiran narasumber akademik, pelatihan dari kantor, keikutsertaan dalam kompetisi, dll.

Hal ini juga berlaku untuk sekolah informal yang telah didirikan di beberapa lokasi yang didukung oleh Tanoker. Baik Sekolah Bokebok, Sekolah Pakbapak, juga Sekolah Kakek. Pendirian sekolah-sekolah tersebut membuat transfer ilmu dan keterampilan menjadi lebih sistematis dimana jadwal, waktu dan tempat kurikulum lebih tertata. Output berupa lulusan juga dicatat dan didokumentasikan.

Anak-anak dan egrangnya, kelompok perempuan dengan kerajinan dan keterampilan memasaknya, bokebok, bapak-bapak dan mereka yang sekolahnya adalah manifestasi dari gerakan Tanoker untuk memberdayakan masyarakat dalam jangkauannya, meningkatkan keterampilan, memperluas pengetahuan dan memperluas wawasan. Jangan berhenti dan berevolusi, berinovasi, beradaptasi untuk merespon perkembangan dan kemajuan. Semoga menjadi gudang ilmu yang bermanfaat bagi semua orang.

Pada Minggu (12/11) ketiganya akan hadir bersama warga dan pengunjung pada HUT ke-13 Tanoker yang digelar di kawasan Pasar Lumpur Sumber Bacaan Ledokombo.

Pasar Lumpur adalah arena karya dan kreativitas di tengah sawah yang dikelilingi sungai dan air terjun. Dihadiri oleh beragam peserta dari berbagai latar belakang, pasar lumpur saling memberdayakan untuk berbagi keceriaan, membangun solidaritas dan optimisme.

Aneka makanan sehat, enak dan unik serta kerajinan tangan yang ramah lingkungan juga dapat ditemukan di sini. Permainan outbond juga tersedia di bagian ini dengan permainan khusus seperti polo lumpur (bermain bola tangan di petak sawah berlumpur), adu bantal, balap banteng, egrang bambu, egrang remis, bakiak dan berbagai permainan menarik lainnya.

Lumpur adalah campuran antara tanah dan air, dan dari situlah kendaraan ini dengan segala aktivitasnya dapat menjadi sarana penanaman cinta tanah air. Melalui Pasar Lumpur, masyarakat bersama-sama mengelola ruang pertemuan dengan membangkitkan kepedulian terhadap lingkungan dan saling membahagiakan.

Kompetisi diadakan untuk merayakan dua acara tersebut. Seperti mewarnai untuk tingkat TK/RA/PAUD di lima kecamatan yaitu Ledokombo, Kalisat, Silo, Sumberjambe dan Sukowono, serta lomba senam putri se-Kabupaten Jember.

Di samping lomba akan diadakan Diskusi Pariwisata “Diskusi Strategi Pengembangan Pariwisata Inovatif dalam Perspektif Lokal dan Global” dengan pembicara: 1) Naseema Mustapha dari Brisbane, Australia, 2) Wahyudi Anggoro Hadi, Kepala Desa Panggungharjo, Yogyakarta dan 3) Suporahardjo, Supervisor Tanoker Ledokombo.

Dua impuls ini, kegiatan Ulang Tahun Tanoker dan Pasar Lumpur, dilakukan untuk mewujudkan hal-hal baik yang sempat tersendat akibat pandemi beberapa waktu lalu dengan memberikan tema. “Memuliakan lumbung ilmu masyarakat”.

Source: news.google.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button