Hore! Sebuah komunitas pendaki gunung terbentuk di kota Kediri - WisataHits
Jawa Timur

Hore! Sebuah komunitas pendaki gunung terbentuk di kota Kediri

Hore!  Sebuah komunitas pendaki gunung terbentuk di kota Kediri

Luar biasa indah dan menakjubkan. Dimas Primanda menyaksikan matahari terbit di atas Gunung Klothok. (DOK/Budi Arya)

Jadikan Gunung Klothok ikonik

KEDIRI | duta.co — Didorong oleh rasa prihatin terhadap kecelakaan dan bencana yang sering dialami para pendaki gunung di sejumlah daerah, beberapa pendaki gunung yang tinggal di kota Kediri, Jawa Timur akan mendirikan Komunitas Pendaki Gunung Kota Tahu.

Dimas Primanda, tokoh pemuda penggagas terbentuknya Komunitas Pendaki Gunung Kota Tahu mengatakan, pembentukan komunitas ini merupakan bentuk kepedulian terhadap sesama pendaki gunung.

“Kami optimis dengan terbentuknya komunitas pendaki gunung ini mampu menyelesaikan permasalahan yang dihadapi para pendaki gunung, khususnya yang tinggal di kawasan Kediri Raga,” kata Dimas dalam rapat, Rabu (2/1/2023).

Pria yang juga salah satu Aparatur Sipil Negara (ASN) di BPPKAD Pemkot Kediri ini mengatakan, komunitas pendaki gunung Kota Tahu terdiri dari para pendaki yang sudah berpengalaman dalam dunia panjat tebing.

“Intinya, masyarakat di komunitas akan saling berbagi pengalaman dengan pemanjat tebing pemula, termasuk akses keselamatan, perlengkapan, dan berbagai hal yang dibutuhkan untuk mendaki,” jelas Dimas.

Ia juga menjelaskan bahwa keberadaan Komunitas Pendaki Gunung Kota Tahu tidak hanya sebagai sarana edukasi tetapi juga sebagai wadah untuk bersatu sesama pendaki. Bahkan, mereka juga bertekad menjadikan Gunung Klothok sebagai icon pendakian gunung dan juga objek wisata baru di kota Kediri.

“Mudah-mudahan upaya kami didukung oleh semua pihak yang berkompeten. Bagi kami para pendaki, Gunung Klothok merupakan aset wisata yang perlu dilestarikan guna menciptakan aset wisata baru di Kota Kediri,” ujarnya.

Terakhir, Dimas juga mengatakan, jikapun terbentuk Komunitas Pendaki Kota Tahu, pihaknya akan bekerja sama dengan seluruh elemen yang ada. Apa tujuannya? sehingga keberadaan gunung tetap terjaga ketika dijadikan sebagai aset wisata pendakian.

“Kalau memang harus dikelola dengan baik. Mulai dari aturan sampah dan pendakian harus detail. Misalnya, barang apa saja yang dibawa saat pendakian, yang perlu ditekankan agar Gunung Klothok lebih tertata dan bersih. Di sisi lain juga meningkatkan potensi Pendapatan Asli Daerah (PAD),” pungkas pria yang telah mendaki sejumlah gunung di Indonesia sejak 1998 ini.

Lima gunung dengan kecelakaan tertinggi:

1. Gunung Lawu 17 jatuh
2. Gunung Meru 11 jatuh
3. Gunung Rinjani 9 jatuh
4. Gunung terbelah 7 kasus
5. Berg Gede, Sindoro, Dempo, Bawakaraeng (masing-masing 5 kasus) berjumlah 20 kasus.
6. 36 tunggangan berbeda dan 2 bukit 54 kasing

Sementara itu, lima faktor penyebab kematian di gunung:

1. Hipotermia: 25%
2. Tar jatuh dari ketinggian: 20%
3. Riwayat penyakit bawaan : 19%
4. Kalah dan Kalah: 11%
5. Api Panggang: 7%
6. Lain-lain (misalnya sambaran petir, longsoran salju, keracunan gas, tenggelam): 18%. (Tunas)

Source: news.google.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button