HNW: Berpolitik tidak meninggalkan identitas bangsa dan bangsa - WisataHits
Jawa Tengah

HNW: Berpolitik tidak meninggalkan identitas bangsa dan bangsa

INFORMASI NASIONAL – Wakil Juru Bicara MPR Dr. HM Hidayat Nur Wahid, MA menegaskan bahwa di tahun politik ini, sebagai bangsa dan bangsa, kita harus terus memperkuat prinsip identitas dan budaya kita. Politik tidak meninggalkan jati diri kita sebagai umat dan bangsa, juga jati diri kita yang sejarah terus berlanjut. Dengan demikian kita dapat terus mewarisi masyarakat dengan segala adat dan budayanya.

“Ini sangat penting di tahun politik ini agar kita tidak kemudian mengambil tindakan yang bertentangan dengan tradisi, yang tidak bermanfaat bagi masyarakat atau tidak sesuai dengan harapan masyarakat,” kata Hidayat Nur Wahid usai acara. dialog kebangsaan dan keagamaan bersama Tokoh Masyarakat, kiai, ulama dan guru di Demak, Jawa Tengah, Jumat, 25 November 2022.

Dalam rangkaian kunjungan ke Demak, Jepara dan Kudus. Sesampainya di Semarang, Jawa Tengah, HNW berwisata ke Masjid Nurul Ulum di Demak. HNW menjadi khatib dan imam untuk shalat Jumat di Masjid Nurul Ulum. Perjalanan dilanjutkan ke kompleks Makam Kadilangu untuk berziarah ke makam Sunan Kalijaga dan dilanjutkan dengan Dialog Kebangsaan dan Keagamaan di Demak.

Di kompleks makam Kjudisagu, Raden Agus Supriyanto menyambut hangat ziarah Wakil Ketua MPR yang juga Wakil Ketua Dewan Pertimbangan Partai Keadilan Sejahtera (PKS).

HNW mengungkapkan bahwa ziarah merupakan bentuk kecintaan anak bangsa kepada leluhurnya dan meneguhkan wajah Islam yang rahmatan lil alamin. “Ziarah ini merupakan bentuk kecintaan kita sebagai anak bangsa kepada para pendahulu kita. Pada momen ziarah ini, kita juga ingat bagaimana Sunan Kalijaga menunjukkan Islam sebagai agama rahmatan lil alamin,” ujarnya.

HNW menambahkan, melalui wayang, gamelan, dan tradisi seperti gerebeg dan sekaten, Sunan Kalijaga berhasil mengajarkan Islam tanpa menghilangkan budaya yang melekat pada masyarakat Jawa. Sunan Kalijaga dituding memanfaatkan wayang menjadi pameran seni yang digemari masyarakat. “Ini merupakan wujud keimanan dan kecerdasan Sunan Kalijaga dalam berdakwah,” ujarnya.

Model dakwah Sunan Kalijaga, lanjut HNW, telah mendamaikan keberagamaan dengan kehidupan masyarakat Indonesia, khususnya Jawa yang berbudaya. Karena itu, Sunan Kalijaga menjadi panutan dan seluruh elemen bangsa harus meneladani perjuangan Sunan Kalijaga untuk menjaga keharmonisan masyarakat.

Dalam dialog kebangsaan dan keagamaan bersama tokoh masyarakat, ustadz, ustadz, guru dan pengajian, HNW mengajak peserta bahwa Indonesia adalah hasil perjuangan ulama, santri, ustadz, habaib dan masyarakat lainnya.

Guru, menteri dan menteri harus berada di garda terdepan untuk membantu membangun dan menyelamatkan bangsa dan membawa agenda bangsa hingga membuahkan hasil, termasuk agenda politik.

HNW menjelaskan bahwa Indonesia menggunakan sistem demokrasi. Dalam sistem demokrasi, diperlukan partisipasi seluruh masyarakat. Pasca reformasi, kedaulatan berada di tangan rakyat melalui perubahan konstitusi. Rakyat memilih presiden, gubernur, anggota DPR, dan anggota DPRD secara langsung.

“Konstitusi dalam konteks demokrasi memberikan ruang bagi seluruh rakyat Indonesia untuk menjadi bagian dari solusi yang dapat membawa perbaikan. Perbaikan dapat dilakukan melalui pemilihan umum. Pengisi suara sangat berpengaruh. Perbedaan suara dapat menyebabkan cerita yang berbeda,” katanya.

Usai dialog kebangsaan dan keagamaan, HNW melanjutkan kegiatan dengan mengunjungi Pondok Pesantren Tahfidzul Quran Darunnuroin di Desa Jleper perbatasan Demak-Jepara dan bekerjasama dengan Ikatan Keluarga Pondok Modern Darussalam (IKPM) Darussalam Gontor Se-Pati Karisidenan im Jenang Museum, Greater Kudu.

Source: news.google.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button