Hidroponik di Desa Kapi diharapkan bisa menjadi icon desa wisata - WisataHits
Jawa Timur

Hidroponik di Desa Kapi diharapkan bisa menjadi icon desa wisata

REPUBLIKA.CO.ID, KEDIRI – Desa Kapi di Kecamatan Kunjang, Kabupaten Kediri, Jawa Timur memiliki berbagai potensi alam antara lain pertanian, perkebunan, hasil buah dan sayur. Selain itu, dosen Fakultas Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Merdeka (Unmer) Malang, Dewi Izzatus Tsamroh, melihat daerah tersebut memiliki potensi wisata.

“Oleh karena itu, desa ini memiliki potensi besar untuk dijadikan sebagai destinasi wisata bertema agrowisata,” ujar wanita bernama Izza tersebut.

Di Desa Kapi sendiri terdapat gabungan kelompok tani (gapoktan) yang telah berupaya membangun agrowisata sejak tahun 2020. Hal ini diketahui dari kunjungan Izza ke tim pengabdian, wawancara langsung dengan kepala desa dan beberapa anggota Gapoktan.

Tim pelayanan juga menerima informasi lain terkait pengaduan masyarakat, seperti: B. Kesulitan dalam menyusun strategi desa wisata, terutama di tengah pandemi Covid-19. Melihat kondisi tersebut, Izza berharap penerapan teknologi hidroponik melalui kegiatan masyarakat bisa menjadi solusi.

Hal ini terutama untuk mengatasi permasalahan yang dihadapi masyarakat. Izza dan tim pengabdian juga bertujuan untuk memastikan bahwa teknologi hidroponik dapat dibagikan dan diadopsi oleh seluruh masyarakat.

Sehingga bisa membangkitkan citra “desa hidroponik” disana. Penerapan teknologi ini juga dapat digunakan sebagai sarana pembelajaran cara bercocok tanam tanpa menggunakan tanah.

Menurut Izza, teknologi hidroponik yang diperkenalkan di awal kegiatan pengabdian ini antara lain hidroponik sistem sumbu. Sistem hidroponik ini sangat sederhana karena dapat dipraktekkan langsung oleh masyarakat. Masyarakat hanya perlu menggunakan peralatan rumah tangga seperti bak atau ember.

“Bahkan bisa menggunakan barang bekas seperti botol bekas dan kemasan air minum kemasan bekas,” ujarnya. Sebagai informasi: Desa Kapi telah memulai program pengembangan desa wisata dengan menyediakan a.o Rumah kaca di atas sebidang tanah seluas 2.856 meter persegi.

Jenis tanaman yang ditanam di lahan tersebut, yakni anggur, terdiri dari 30 jenis, baik asli maupun impor. Selain itu, ada jenis tanaman lain seperti alpukat, durian dan semangka.

Menyelesaikan Rumah kacakemudian tim service memperkenalkan instalasi hidroponik menggunakan sistem DFT (Teknik Aliran Dalam). Sistem ini dirancang untuk menanam buah dan sayuran lainnya. “Seperti strawberry, kangkung, pakcoy, dan bayam,” jelasnya.

Izza berharap penerapan teknologi hidroponik dapat membantu masyarakat mengembangkan desa wisata edu-agro. Selain itu, aplikasi ini mampu mendorong daerah tersebut menjadi ikon desa wisata.

Source: republika.co.id

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button