Heritage Village ditinggalkan oleh wisatawan - WisataHits
Jawa Timur

Heritage Village ditinggalkan oleh wisatawan

Heritage Village ditinggalkan oleh wisatawan

KOTA MALANG – Wajah kawasan cagar budaya Kajoetangan kini berdandan. Wisatawan dari berbagai daerah kerap datang hanya untuk menikmati suasana di pedestrian street Basuki Rahmat. Namun, keadaan ini sangat kontras ketika Anda melihat desa pusaka yang menempati jalur-jalur di sepanjang jalan. Dalam beberapa tahun terakhir, wisatawan tampaknya jarang mengunjungi sudut-sudut desa dengan bangunan bersejarah. Bahkan Ketua Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Kayutangan Mila Kurniawati mengatakan, pengembangan cagar budaya Kajoetangan tidak membawa manfaat bagi warga sekitar.

“Konsep asli Cagar Budaya Kajoetangan adalah untuk mempromosikan budaya pusaka di wilayah desa Kayutangan. Tapi pembangunannya malah tidak membantu warga desa,” kata Mila. Selain itu, salah satu permasalahannya adalah pembangunan daerah yang terkesan dilakukan sendiri-sendiri oleh masing-masing perangkat daerah (PD). Sejak awal tahun 2018 ini, pihaknya tak mudah menjadikan Kajoetangan sebagai destinasi wisata Menurut Mila, harus ada kerjasama antara masyarakat Kajoetangan, pemerintah, akademisi dan UMKM.

Yang dijawab oleh Kepala Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata (Disporapar) Kota Malang Baihaqi akan mengadakan pembicaraan dengan PD terkait yaitu Dinas Koperasi, Industri dan Perdagangan (Diskopindag) Kota Malang. Karena desa disana masih menjadi bagian dari peninggalan Kajoetangan. Selain bangunan yang terdaftar, ada juga beberapa UMKM milik warga. “Pengembangan UMKM membutuhkan kerjasama dengan sektor UMKM Diskopindag,” ujarnya.

Sementara untuk meningkatkan jumlah wisatawan, pihaknya akan menyiapkan berbagai event di tahun 2023. Di tempat lain, Anggota Komisi C DPRD Kota Malang Bayu Rekso Aji mengatakan, persoalan tersebut menjadi perhatian bersama. Karena tujuan pembangunan harus bermanfaat bagi masyarakat sekitar. “Tujuan awal pengembangan pusaka Kajoetangan adalah untuk meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat, khususnya yang ada di desa,” kata anggota parlemen Partai Keadilan Sejahtera (PKS) itu. (yun/adn)

KOTA MALANG – Wajah kawasan cagar budaya Kajoetangan kini berdandan. Wisatawan dari berbagai daerah kerap datang hanya untuk menikmati suasana di pedestrian street Basuki Rahmat. Namun, keadaan ini sangat kontras ketika Anda melihat desa pusaka yang menempati jalur-jalur di sepanjang jalan. Dalam beberapa tahun terakhir, wisatawan tampaknya jarang mengunjungi sudut-sudut desa dengan bangunan bersejarah. Bahkan Ketua Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Kayutangan Mila Kurniawati mengatakan, pengembangan cagar budaya Kajoetangan tidak membawa manfaat bagi warga sekitar.

“Konsep asli Cagar Budaya Kajoetangan adalah untuk mempromosikan budaya pusaka di wilayah desa Kayutangan. Tapi pembangunannya malah tidak membantu warga desa,” kata Mila. Selain itu, salah satu permasalahannya adalah pembangunan daerah yang terkesan dilakukan sendiri-sendiri oleh masing-masing perangkat daerah (PD). Sejak awal tahun 2018 ini, pihaknya tak mudah menjadikan Kajoetangan sebagai destinasi wisata Menurut Mila, harus ada kerjasama antara masyarakat Kajoetangan, pemerintah, akademisi dan UMKM.

Yang dijawab oleh Kepala Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata (Disporapar) Kota Malang Baihaqi akan mengadakan pembicaraan dengan PD terkait yaitu Dinas Koperasi, Industri dan Perdagangan (Diskopindag) Kota Malang. Karena desa disana masih menjadi bagian dari peninggalan Kajoetangan. Selain bangunan yang terdaftar, ada juga beberapa UMKM milik warga. “Pengembangan UMKM membutuhkan kerjasama dengan sektor UMKM Diskopindag,” ujarnya.

Sementara untuk meningkatkan jumlah wisatawan, pihaknya akan menyiapkan berbagai event di tahun 2023. Di tempat lain, Anggota Komisi C DPRD Kota Malang Bayu Rekso Aji mengatakan, persoalan tersebut menjadi perhatian bersama. Karena tujuan pembangunan harus bermanfaat bagi masyarakat sekitar. “Tujuan awal pengembangan pusaka Kajoetangan adalah untuk meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat, khususnya yang ada di desa,” kata anggota parlemen Partai Keadilan Sejahtera (PKS) itu. (yun/adn)

Source: news.google.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button