Hasil Riset BRIN: Wisata Cahaya Buatan di Kebun Raya Bogor Tidak Mempengaruhi Tanaman - WisataHits
Jawa Barat

Hasil Riset BRIN: Wisata Cahaya Buatan di Kebun Raya Bogor Tidak Mempengaruhi Tanaman

TEMPO.CO, Bogor – Riset pendahuluan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menunjukkan lampu pijar hias di Kebun Raya Bogor tidak mempengaruhi pertumbuhan tanaman. Penggunaan lampu di area pendidikan Glow di Botanic Gardens telah menimbulkan kekhawatiran tentang efek Artificial Light at Night (ALAN) pada koleksi tanaman di sana.

BRIN melakukan penelitian tahap pertama T0 dan T1 mulai Januari hingga Juni 2022. Direktur BRIN Laksana Tri Handoko mengatakan hasil penelitian menunjukkan bahwa intensitas cahaya pijar sangat rendah sehingga memiliki efek negatif pada tanaman.

“Tidak ditemukan pemicu aktivitas fotosintesis pada malam hari,” kata Handoko dalam siaran pers BRIN, Kamis 25 Agustus 2022.

Gerbang masuk untuk memulai pengalaman Glow di Kebun Raya Kasawan Bogor di Kota Bogor, Jawa Barat, 5 November 2021. Glow Botanical Gardens bertujuan untuk memperkenalkan sejarah dan tanaman kepada generasi milenial. Tempo / Dika Yanuar

BRIN saat ini sedang melakukan penelitian T2, kali ini dengan kegiatan pengunjung di lokasi objek program Glow. Penelitian ini akan berlangsung hingga Desember 2022. Dari data T2, peneliti akan melihat tren pengaruh pengunjung.

Tidak ada efek signifikan dari cahaya buatan

Hasil penelitian BRIN tahap pertama menunjukkan bahwa cahaya buatan tidak berdampak signifikan terhadap pepohonan di Kebun Raya Bogor. Lampu warna-warni yang menghiasi 5 taman program Glow memiliki pencahayaan yang rendah.

Handoko mengatakan setiap program di kebun raya, termasuk Glow, telah ditinjau, dipelajari dan disetujui oleh BRIN. Program wisata malam dikatakan memiliki nilai edukasi yang tinggi dan memenuhi kebutuhan masyarakat saat ini.

BRIN berharap Kebun Raya Bogor bisa menjadi destinasi dan referensi anak muda. Tidak hanya dapat berwisata, mereka juga dapat memahami akar budaya mereka dan meningkatkan kecintaan mereka terhadap lingkungan alam. Program Glow hanya menempati sekitar 3 persen dari total luas KBR Bogor yang mencapai 87 hektar.

Wali Kota Bogor minta hentikan

Wali Kota Bogor Bima Arya pernah meminta agar wisata malam di Kebun Raya Bogor yang menggunakan lampu pijar dihentikan. Bima meminta Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) dan IPB University melakukan penelitian tentang dampak wisata lampu malam terhadap ekosistem di kawasan lindung.

Bima Arya berbicara dengan manajer PT Mitra Natura Raya (MNR) Kebun Raya Bogor. Dalam dialog di balai kota Bogor, Bima membawa surat dari ahli botani dan mantan direktur kebun raya, yang menentang wisata malam di sana.

“Wisata malam di Kebun Raya Bogor dihentikan dulu,” kata Bima, Selasa, 28 September 2021 di Balai Kota Bogor.

BRIN dan IPB University diminta melakukan kajian ilmiah apakah wisata malam hari menggunakan lampu sorot di kawasan lindung tumbuhan dapat mengganggu tumbuhan dan ekosistem yang ada.

“Hasil kajian BRIN dan IPB University akan menjadi dasar untuk memutuskan apakah night tour bisa dilanjutkan atau tidak,” tambah Bima.

Walikota Bogor menunjuk Direktur Dinas Lingkungan Hidup Deny Wismanto untuk berkoordinasi antara BRIN dan IPB. “Apa pun tanggapan dari BRIN dan IPB, akan kami komunikasikan dengan PT MNR,” ujarnya.

Tur malam ini diprotes oleh lima mantan direktur Kebun Raya Bogor yang mengirimkan surat terbuka kepada PT Mitra Natura Raya selaku pengelola. Dikhawatirkan wisata cahaya menggunakan pertunjukan cahaya dengan latar belakang pohon di kebun raya akan mengganggu hewan penyerbuk dan serangga yang ada di kebun raya.

Surat terbuka kepada BRIN dan Direktur Utama PT MNR terkait program Glow ini disampaikan oleh 5 mantan direktur Kebun Raya Bogor periode 1981 hingga 2008 yaitu Made Sri Prana, Usep Soetisna, Suhirman, Dedy Darnaedi dan Irawati.

Baca juga: Polemik Wisata Cerah di Kebun Raya Bogor, Bima Arya: Kembali ke Data

Source: metro.tempo.co

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button