Hasil pencurangan sungai tersebut menjadi acuan politik bagi pemerintah Kabupaten Klaten - WisataHits
Jawa Tengah

Hasil pencurangan sungai tersebut menjadi acuan politik bagi pemerintah Kabupaten Klaten

Klaten – Aktivitas bantaran sungai sepanjang 30 kilometer (km) di sepanjang sungai Bagor, Yatinom hingga Ujung, Wedi akan menjadi dasar bagi Pemerintah Kabupaten Klaten dalam menetapkan kebijakan pengelolaan sungai. Kesiapsiagaan bencana berlangsung pada Kamis (15 September) dengan 150 layanan darurat.

“Hasil penyeberangan sungai ini akan menjadi dasar pembuatan peta ancaman bencana. Oleh karena itu, perlu diantisipasi segala potensi ancaman di sekitar sungai. Termasuk berbagai permasalahan di sepanjang Sungai Bagor hingga Sungai Ujung,” kata Sekretaris Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Klaten Nur Tjahjono Suharto, Kamis (15 September).

Nur menjelaskan, dengan menyeberangi sungai bisa melihat bagaimana perilaku masyarakat. Terutama dalam administrasi, apakah ada masalah sampah atau tidak. Seperti halnya potensi ekonomi wisata di sepanjang sungai.

“Kami ingin keberlanjutan kegiatan tepi sungai ini. Kami ingin melihat apa yang perlu dilakukan dalam beberapa tahun ke depan. Bisa juga mengintervensi dengan pemerintah desa setempat terkait potensi ancaman bencana di sepanjang sungai tersebut,” ujarnya.

Kepala Pelaksana BPBD Klaten (Kalak) Sri Winoto menambahkan, penyeberangan sungai tersebut melibatkan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWSBS), Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (DPUPR) dan Dinas Lingkungan Hidup (DLH). Cari dan selamatkan (SAR) dan relawan.

“Dengan penyeberangan sungai ini, kita tidak hanya melihat bahaya tanggul, tetapi juga pencemaran dari limbah rumah tangga. Termasuk memetakan apa yang bisa dikembangkan. Mengingat di sepanjang sungai ada mata air,” kata Sri Winoto. (ren/adi/bendungan)

Klaten – Aktivitas bantaran sungai sepanjang 30 kilometer (km) di sepanjang sungai Bagor, Yatinom hingga Ujung, Wedi akan menjadi dasar bagi Pemerintah Kabupaten Klaten dalam menetapkan kebijakan pengelolaan sungai. Kesiapsiagaan bencana berlangsung pada Kamis (15 September) dengan 150 layanan darurat.

“Hasil penyeberangan sungai ini akan menjadi dasar pembuatan peta ancaman bencana. Oleh karena itu, perlu diantisipasi segala potensi ancaman di sekitar sungai. Termasuk berbagai permasalahan di sepanjang Sungai Bagor hingga Sungai Ujung,” kata Sekretaris Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Klaten Nur Tjahjono Suharto, Kamis (15 September).

Nur menjelaskan, dengan menyeberangi sungai bisa melihat bagaimana perilaku masyarakat. Terutama dalam administrasi, apakah ada masalah sampah atau tidak. Seperti halnya potensi ekonomi wisata di sepanjang sungai.

“Kami ingin keberlanjutan kegiatan tepi sungai ini. Kami ingin melihat apa yang perlu dilakukan dalam beberapa tahun ke depan. Bisa juga mengintervensi dengan pemerintah desa setempat terkait potensi ancaman bencana di sepanjang sungai tersebut,” ujarnya.

Kepala Pelaksana BPBD Klaten (Kalak) Sri Winoto menambahkan, penyeberangan sungai tersebut melibatkan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWSBS) Bengawan Solo, Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (DPUPR) dan Dinas Lingkungan Hidup (DLH). Cari dan selamatkan (SAR) dan relawan.

“Dengan penyeberangan sungai ini, kita tidak hanya melihat bahaya tanggul, tetapi juga pencemaran dari limbah rumah tangga. Termasuk memetakan apa yang bisa dikembangkan. Mengingat di sepanjang sungai ada mata air,” kata Sri Winoto. (ren/adi/bendungan)

Source: radarsolo.jawapos.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button