Harga tanah di Kota Batu menggila - WisataHits
Jawa Timur

Harga tanah di Kota Batu menggila

Ada provider yang menawarkan Rp 25 juta per meter

BATU – Sebagai kota wisata, Batu merupakan ladang investasi tanah. Tak heran jika harga tanah di kota apel ini bisa dibilang tinggi. Setiap kali harga naik tak terkendali.

Berdasarkan pantauan Jawa Pos Radar Batu saat menghubungi penjual tanah di sekitar Jalan Ir Soekarno, Desa Beji, Kecamatan Junrejo, Kota Batu, tanah tersebut ditawarkan Rp 9 juta per meter persegi. Dari lokasinya sangat strategis. Karena berada di pinggir jalan raya dan dekat dengan destinasi wisata Jawa Timur Park (JTP 3).

Padahal, menurut informasi seorang penjual tanah dan bangunan yang enggan disebut namanya, harga tanah di lokasi strategis di Kota Batu ditawarkan hingga Rp 25 juta per meter persegi. “Pokoknya sekarang harga tanah di Batu menggila, sudah tidak terkendali,” kata pria yang menjual tanah dan bangunannya di dekat hub wisata Jatim Park 2 itu.

Dan memang, saat wartawan surat kabar ini melakukan konfirmasi ke notaris atau juru tulis akta tanah (PPAT) di Kota Batu, dipastikan harga tanah di Kota Batu saat ini sangat tinggi. Karena Kota Batu memiliki banyak kelebihan sebagai kota wisata di pegunungan yang sejuk. Maka tidak heran jika Batu merupakan ladang investasi tanah. Banyak orang ingin berinvestasi di Kota Batu.

Menurut notaris bernama Novitasari Dian Phra Harini SE SH MKn, rata-rata pembeli tanah di Batu berasal dari kota lain. Seperti Surabaya, Gresik, Sidoarjo dan sebagainya. “Jadi pembeli tanah dan bangunan ini berniat berinvestasi di Kota Batu. Mereka mengubah kafe menjadi vila. Selain itu, cuaca di sini sejuk (dingin) dan banyak destinasi wisata. Jadi sangat cocok untuk investasi,” jelasnya.

Perempuan yang akrab disapa Dian ini menuturkan, pembeli tanah di Batu rata-rata memanfaatkannya sebagai investasi. Ada yang hanya membeli untuk dijual kembali, ada juga yang membuat tanah atau membangun rumah kedua yang bisa disewakan.

Menurutnya, kenaikan harga tanah juga menyebabkan harga tanah naik, meski lokasinya tidak strategis atau pedalaman. “Yang terjadi sekarang harga tanah bisa mahal di tempat-tempat yang kurang strategis seperti di jalan raya,” ujarnya.

Dian mengatakan, kenaikan harga tanah karena permukiman yang semakin padat dan minat investor yang meningkat. “Tahun 2016 harga tanah di Batu di lokasi strategis sekitar Rp 3 juta per meter. Kemudian menjelang tahun 2019 meningkat. Di Jalan Sultan Agung, misalnya, mencapai Rp 12 juta per meter. Padahal, harga tanah di Jalan Diponegoro kini sudah menembus Rp 20 juta per meter,” kata Dian kepada Jawa Pos Radar Batu.

Ia menjelaskan rata-rata lahan yang diincar investor di Batu dekat dengan destinasi wisata. “Saya ingat tahun 2019 harga tanah per meter cukup murah, tapi sekarang mahal sekali,” pungkasnya. (jika/penutup)

Source: news.google.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button