Hampir 2 Tahun Status Siaga, Wisata Pendakian Gunung Merapi masih tutup - WisataHits
Jawa Timur

Hampir 2 Tahun Status Siaga, Wisata Pendakian Gunung Merapi masih tutup

TEMPO.CO, Yogyakarta – Status aktivitas Gunung Merapi yang dikelilingi oleh empat kabupaten di wilayah DI Yogyakarta dan Jawa Tengah hingga awal September 2022 masih berada pada Level III atau Siaga. Tingkat siaga belum diturunkan sejak 5 November 2020 karena aktivitas letusan di Merapi masih berlangsung, dengan batas jarak potensi bahaya terus diperbarui oleh Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta.

“Berdasarkan pantauan terakhir 26 Agustus hingga 1 September, aktivitas vulkanik Gunung Merapi berupa erupsi deras masih cukup tinggi sehingga masih berstatus waspada,” kata Agus Budi Santoso, Kepala BPPTKG Yogyakarta, Sabtu. 3 September 2022.

Agus menjelaskan, pantauan pekan lalu, aliran lahar terpantau 13 kali di arah barat daya mendominasi Sungai Bebeng dengan jarak luncur maksimal 2.000 meter. Di bagian barat daya kubah Merapi, pertumbuhan kubah masih terlihat, volume kubah adalah 1.624.000 meter kubik. Sedangkan kubah tengah berukuran 2.772.000 meter kubik.

Meski hujan dengan intensitas curah hujan 0,5 milimeter per jam selama maksimal 35 menit terpantau di Pos Pengamatan Gunung Merapi pada tanggal 28 dan 31 Agustus 2022 di Posko Kaliurang, hal tersebut tidak memicu terjadinya lahar atau arus tambahan pada sungai-sungai yang berhulu. dari Gunung Merapi.

Berdasarkan pantauan tersebut, BPPTKG Yogyakarta menetapkan bahwa potensi bahaya masih ada berupa aliran lahar dan awan panas di sektor selatan-barat daya, meliputi sungai Boyong maksimal 5 kilometer, kemudian sungai Bedog, Krasak dan Bebeng untuk Kilometer maksimum. Sedangkan untuk sektor tenggara, potensi bahaya longsoran lahar dan awan panas meliputi Sungai Voro maksimal 3 kilometer dan Sungai Gendol sejauh 5 kilometer.

“Sedangkan potensi lontaran material vulkanik jika terjadi letusan eksplosif saat ini bisa mencapai radius 3 kilometer dari puncak,” kata Agus.

Dengan potensi bahaya tersebut, kawasan puncak masih steril dari aktivitas pendakian dan berbagai aktivitas wisata lainnya seperti camping dan sejenisnya. “Masyarakat tidak boleh melakukan aktivitas di daerah yang berpotensi berbahaya,” kata Agus.

BPPTKG Yogyakarta juga mengimbau masyarakat untuk mengantisipasi gangguan abu vulkanik erupsi dan mewaspadai bahaya lahar, terutama saat hujan di sekitar Gunung Merapi. Meski sebagian hulu Gunung Merapi masih belum terjamah pariwisata dan aktivitas lainnya, sejumlah destinasi di lereng kaki gunung yang dinilai aman masih diperbolehkan beroperasi dan terus dikunjungi wisatawan.

WICKSONO PRIBADI

Baca juga: Awan Panas Gunung Merapi 5 Kilometer, Destinasi Wisata Cenderung Langsung Tutup

Selalu update informasi terbaru. Lihat berita terbaru dan berita unggulan dari Tempo.co di saluran Tempo.co Update Telegram. Klik Pembaruan Tempo.co untuk bergabung. Anda harus terlebih dahulu menginstal aplikasi Telegram.

Source: travel.tempo.co

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button