Guru Besar FHUB melakukan penelitian di Tengger tentang kebijakan ketahanan pangan dan pemulihan ekonomi pascapandemi - WisataHits
Jawa Timur

Guru Besar FHUB melakukan penelitian di Tengger tentang kebijakan ketahanan pangan dan pemulihan ekonomi pascapandemi

WAKTU INDONESIA, MALANG – Tim Fakultas Hukum Universitas Brawijaya (FHUB) melakukan penelitian baru tentang ketahanan pangan dan pemulihan ekonomi masyarakat adat pasca Covid-19.

Tim peneliti Hibah Guru Besar FHUB adalah Prof. Dr. Moh. Shinta Hadiyantina, SH, MH, Dr. Dewi Cahyandari, SH, MH dan Airin Liemanto, SH, L.LM (mahasiswa S3 FHUB).

Penelitian “Mengatasi Ancaman Kerawanan Pangan dan Percepatan Pemulihan Ekonomi Pascapandemi (Studi Kebijakan Masyarakat Adat Baduy Tenganan Pegringsingan Bali, Wonokirti Tengger) ini dilakukan di Desa Wonokitri Tengger, Probolinggo, Jawa Timur pada 22-24. Juli 2022 sebelumnya.

Selanjutnya tim mengadakan focus group discussion (FGD) untuk membahas hasil penelitian di Balai Desa Wonokitri.

Sejumlah pembantu dan kepala desa setempat hadir dalam FGD tersebut. Diantaranya Iksan (Kepala Desa Wonokirti), Kusnadi (tokoh adat), Pak Hadi Sukarta (Sekdes) dan Hadi Wijaya (Ketua Asosiasi Pariwisata Bromo Tengger).

Dalam FGD tersebut, Iksan mengungkapkan hingga saat ini belum ada warganya yang terjangkit Covid-19.

“Ini zona hijau, nol kasus. Mungkin karena aktivitasnya di luar ruangan,” kata Iksan, Jumat (22 Juli 2022).

Sekdes Wonokitri menambahkan, sektor pariwisata sebenarnya bukan sumber pendapatan utama bagi warga Wonokitri, melainkan bisnis sampingan bagi sebagian warganya.

“Yang terpenting bagi mereka adalah menanam kentang,” kata Hadi Sukarta.

Sementara itu, selaku Ketua Umum Asosiasi Pariwisata Bromo Tengger, Jaya mengakui kunjungan wisatawan turun drastis akibat dampak Covid-19. Namun tidak sampai mempersulit anggota masyarakat untuk mencari makan.

Harga kentang yang baik sangat membantu stabilitas ekonomi masyarakat desa Wonokitri.

Agar pertanian berhasil, menurut Kusnadi (pemuka adat setempat), masyarakat Tengger memandu kearifan lokal mengenai waktu tanam, tata cara tanam, dan lain-lain. Warisan leluhur ini dikenal luas di Tengger. Ini adalah salah satu kunci kesuksesan spiritual.

FGD yang berlangsung lebih dari dua jam ini merupakan kali kedua yang dilakukan tim FHUB. Seminggu sebelumnya, tim Prof Fadli telah meneliti dan melakukan REA serupa di Tenganan Pegringsingan, Bali.

Rencananya, pada minggu pertama Agustus nanti, tim ini akan melakukan investigasi dan melakukan REA di Baduy.

Prof Fadli sangat gemar mempelajari kearifan lokal. Sepertinya dia sudah lama mengenal Tengger.

“Ketika saya meneliti di awal tahun 2000-an, saya sudah mengenal Pak Suja’i, seorang tokoh spiritual tradisional setempat. Saya juga bertemu Pak Munali, seorang pemandu adat lokal Pak Suja’i,” katanya.

Pakar legislasi FHUB ini, selain menggali kearifan lokal, tampaknya mencoba melihat norma secara bottom-up atau top-down.

Prof Fadli mengatakan ingin melihat apa saja norma-norma yang ada dalam ajaran Surga, hukum positif dan masyarakat adat. Termasuk kearifan lokal yang ada di nusantara ini. Sebuah kemampuan yang langka.

“Menyenangkan sekali,” kata sang profesor, putra Kiai itu, tentang penelitian tim FHUB.

**)

Dapatkan update informasi pilihan harian dari TIMES Indonesia dengan bergabung di Grup Telegram TI Update. Suka, klik tautan ini dan bergabung. Pastikan Anda telah menginstal aplikasi Telegram di ponsel Anda.

Source: www.timesindonesia.co.id

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button