Gunung Lawu, gunung favorit para pendaki di Magetan
TEMPO.CO, magetan –Gunung Lawu merupakan salah satu keindahan di wilayah Magetan. Bukan hanya pemandangan alam yang megah, tetapi Gunung Lawu menjadi bagian dari kehidupan Magetan.
Tiga akses ke Lawu
Dikutip dari indonesia.go.id, Gunung Lawu merupakan gunung dengan ketinggian 3.265 meter di atas permukaan laut. Keberadaan Lawu terjepit di antara 3 kabupaten, dua di Jawa Timur yaitu kabupaten Ngawi dan Magetan serta kabupaten Karanganyar di Jawa Tengah. Dari ketiga kabupaten tersebut, Gunung Lawu dapat dicapai melalui ketiganya.
Selain keindahan alamnya, Lawu muncul sebagai mitos seputar hewan endemik asli, Jalak Lawu. Dikutip dari situs indonesia.go.id, Ketika kudeta Kerajaan Majapahit terjadi, Raja Brawijaya V muncul dengan ide untuk mengasingkan diri ke Gunung Lawu. Setelah kedatangannya, ia bertemu dengan Wongso Menggolo dan Dipo Menggolo sebagai penjaga Desa Lawu Utara.
Pada Jumat sore, 8 Maret 2019, muncul awan topi di Gunung Lawu. (Dok. Ditto)
Setelah kedua orang itu bersumpah menjadi rakyat Prabu Brawijaya V, raja mengangkat kedua pengikutnya ke jalan Prabu Brawijaya V. Dipo Menggolo diangkat menjadi gubernur untuk menjaga Gunung Lawu dan 4 penjuru mata angin. Sementara itu, Wongso Menggolo diberi tugas untuk membantu keturunannya dan membantu mereka mencapai puncak Hargo Dumilah saat mereka mendaki Gunung Lawu.
Setelah itu, Wongso Menggolo berjanji akan melaksanakan tugas yang diberikan kepadanya oleh Prabu Brawijaya V dengan sebaik-baiknya. Kesetiaannya pada tugas melindungi dan membantu keturunannya diyakini terwujud dalam Jalak Lawu.
Selain mitos, Lawu juga terkenal dengan Telaga Sarangan yang populer di kalangan wisatawan lokal maupun mancanegara. Dikutip dari Saran.magetan.go.idTelaga Sarangan atau yang dikenal dengan Telaga Pasir terletak di kaki Gunung Lawu.
Telaga Sarangan terletak di lereng Gunung Lawu, Kecamatan Plaosan, Kabupaten Magetan, pada ketinggian 1.200 meter di atas permukaan laut, sehingga udara di Telaga Sarangan berkisar antara 18 hingga 25 derajat Celcius.
Gunung Lawu juga memiliki prasasti peninggalan dari masa lalu, yaitu Candi Sukuh dan Candi Cetho. kutipan indonesia.go.id, Kedua candi ini terletak di Desa Berjo, Kecamatan Ngargoyoso, Kabupaten Karanganyar.
Tim pemugaran Candi Sukuh menemukan kerusakan pada bagian dasar Candi Sukuh, sisi selatan berkubah dan puncak candi yang miring. Pemugaran candi akan dimulai pada pertengahan Mei dan diharapkan selesai pada 2016. Karanganyar, Jawa Tengah, 20 April 2015. Bram Selo Agung/Tempo
Menurut catatan, Candi Sukuh dibangun pada abad ke-15 pada masa transisi runtuhnya kerajaan Hindu dan penyebaran Islam. Candi Sukuh memiliki luas 5.500 meter persegi yang terdiri dari 3 teras yang dihubungkan oleh sebuah gapura.
Seperti halnya Candi Sukuh, pembangunan Candi Cetho diperkirakan pada akhir abad ke-15. Candi Cetho memiliki gaya arsitektur bahu bulat yang terdiri dari 14 teras dari atas ke bawah dan menghadap ke barat. Kedua candi tersebut juga terletak di lereng barat Gunung Lawu. Meskipun kedua candi ini berada di Gunung Lawu, namun tidak berada di Kota Magetan.
MUHAMMAD SAIFULLOH
Baca Juga: Ribuan Pendaki Rayakan HUT RI ke-75 di Puncak Gunung Lawu
Source: travel.tempo.co