Gubernur mewujudkan kesejahteraan warga dan mendorong Bumdes untuk meningkatkan perekonomian di sekitar Wadas
PURWOREJO || Bratapos.com – Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Sido Makmur Wadas, Kecamatan Bener, Kabupaten Purworejo, empat BUMDes di Yogyakarta. Langkah ini mengantarkan era baru bagi warga Wadas untuk meningkatkan ekonomi dan kesejahteraan mereka.
Kepala Desa Wadas Fahri Setianto mengatakan, upaya studi banding ini tak lepas dari dorongan Gubernur Jateng. Selain mendukung peningkatan kapasitas kelembagaan pengelola BUMDes, Gubernur juga memberikan bantuan permodalan.
Fahri menambahkan proyek strategis nasional akan membawa perubahan besar bagi desanya. Perubahan yang terjadi tidak hanya pada bentang alam, tetapi juga pada ekonomi dan sosial budaya. Oleh karena itu, pihaknya akan berusaha meminimalisir dampak negatif dari perubahan tersebut dan meningkatkan dampak positifnya.
“Implikasi positifnya dalam hal ini adalah harus menjadi alat untuk mensejahterakan warga Desa Wadas. Untuk itu kita harus belajar dari daerah lain yang sudah sukses,” ujarnya.
Sementara itu, Andri Kristanto, Kepala Badan Pertanahan Nasional (BPN) Kabupaten Purworejo, mengatakan situasi dan kondisi di Desa Wadas semakin kondusif. Tahap ketiga survei tanah sudah dimulai. Dari target 617 kotak, hanya tersisa 8 kotak.
“Hal itu dicapai melalui pendekatan dialogis dan langsung terhadap isu Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo. Tidak kurang dari 5 dialog antara gubernur dan kelompok masyarakat,” ujarnya. Saat ini hanya tersisa 8 bidang. Overture akan tetap dilakukan, namun dipastikan tidak ada paksaan. “Kami pastikan tidak ada paksaan, tapi kami tetap mendekatkan diri,” ujarnya.
Pada 21-22 Januari 2023, Direktur Bumdes Wadas Fuad Rofik bersama 13 pengurus lainnya mempelajari pengelolaan dan pengembangan Umbul Nglanggeran di Patuk Gunung Kidul, Tebing Breksi di Prambanan, Kebun Buah Mangunan dan BUMDes Panggung Lestari di Bantul. Mereka berusaha mencari kunci keberhasilan BUMDes di desa-desa yang mereka kunjungi.
“Kami menyambut baik kemajuan desa kami. Salah satunya adalah pengembangan BUMDes,” ujar Direktur Bumdes Wadas.
Direktur Bumdes Wadas juga menyampaikan bahwa BUMDes merupakan wadah usaha masyarakat desa yang mayoritas pemiliknya adalah warga setempat yang diwakili oleh pemerintah desa. Oleh karena itu, upaya peningkatan kesejahteraan warga yang terkena dampak proyek penggalian batu andesit untuk dijadikan pondasi Bendungan Bener harus diawasi oleh lembaga ekonomi desa, dalam hal ini BUMDes Sido Makmur.
Selain fungsi komersial, BUMDes juga menjalankan fungsi sosial dan politik saat memproses proyek-proyek besar. Ia mengungkapkan saat berdialog dan bernegosiasi dengan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dan dari BBWS Serayu-Opak, pihaknya telah meminta agar BUMDes dilibatkan baik dalam pelaksanaan maupun pengawasan. “Melalui BUMDes, kami bisa ikut memantau penambangan andesit yang awalnya kami tolak,” ujarnya.
Ke depan, pihaknya ingin merancang masterplan agrowisata pascatambang. Selain jalur hijau, juga akan ada kolam di puncak bekas tambang. Ada rencana untuk mengubah lokasi menjadi agrowisata, menggunakan keberadaan waduk juga untuk mengairi pertanian di sekitar lokasi.
Harapannya, keseriusan BUMDes berbanding lurus dengan perhatian sejumlah pihak terkait, terutama Gubernur Jawa Tengah. “Ini membuktikan bahwa kami bersungguh-sungguh. Gubernur juga harus memperhatikan niat kita dengan serius,” katanya.
Wartawan: Arifin
Penerbit: India
Source: news.google.com
