Gua Randa Pangandaran mampu menghasilkan suara yang unik - WisataHits
Jawa Barat

Gua Randa Pangandaran mampu menghasilkan suara yang unik

Pangandaran

Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat memiliki banyak tempat wisata alam yang eksotik. Salah satunya adalah Gua Gunung Randa. Gua Gunung Randa terletak di Desa Masawah, Kecamatan Cimerak, Kabupaten Pangandaran. Jalannya satu jalur menuju pantai Madasari.

Untuk menuju tempat ini, wisatawan membutuhkan waktu satu jam dari bundaran Marlin Pangandaran atau sekitar 35 kilometer melalui Jalan Raya Cijulang. Begitu sampai di kantor Desa Masawah sebaiknya menggunakan sepeda motor atau jalan kaki karena kondisi jalan yang berbatu.

Gua Randa memiliki keindahan yang eksotik karena di dalamnya terdapat tebing-tebing stalaktit dan beberapa bebatuan lain yang berbentuk unik. Wisatawan membutuhkan bantuan warga setempat jika ingin memasuki Gua Randa. Selain itu, Gua Randa bisa mengeluarkan suara yang unik.

Kepala Desa Mawasah Ukan mengatakan, Gua Gunung Randa letaknya berdekatan dengan gua-gua lain di Masawah. “Situs itu berbatasan dengan Gua Cirawun yang merupakan sumber air di kawasan itu,” kata Ukan. Senin (12/5/2022).

Ukan mengatakan, terdapat bebatuan stalagtit yang indah di dalam goa yang bisa dijadikan background foto. Wisatawan yang ingin menjelajahi alam gua bisa mencoba memasuki Gua Randa. “Pengunjung yang ingin masuk ke dalam goa bisa membawa ahli musik karena stalaktit yang ada di dalam goa bisa menciptakan nada-nada musik yang indah. Anda harus memukul batu untuk membuat suara,” katanya.

Catatan sejarah menunjukkan bahwa Gua Gunung Randa sangat erat kaitannya dengan zaman pra penjajahan Belanda. Secara lahiriah, Gua Gunung Randa sebenarnya sama dengan gua-gua lain di Pangandaran. Kisah yang bertahan menyebutkan bahwa pada masa sebelum Belanda datang ke Indonesia, sekelompok perompak Pangandaran membunuh suami seorang penyanyi cantik. Tujuan pembunuhan tersebut adalah untuk menikahinya karena terpesona dengan wajah cantik penyanyi tersebut. Akhirnya, karena takut, penyanyi itu mundur ke Gua Gunung Randa.

Sementara itu, budayawan Pangandaran Erik Krisna Yudha mengatakan bahwa Gua Randa adalah tempat persembunyian Mayang Sari saat itu. “Mayang adalah seorang Sinden. Tapi karena suaminya dibunuh suku Bajo, Mayang kabur ke sebuah gua di Masawah,” ujarnya.

“Kemudian masuk ke Goa yang sampai sekarang disebut Goa Randa. Karena penamaan itu, dipercaya Mayang Sari pernah tinggal di sana, seorang perempuan yang ditinggal suaminya atau Randa,” ujarnya.

Menurutnya, Mayang Sari tidak mati di dalam goa, namun arwah Mayangsari masih hidup di Goa Randa, menurut warga sekitar. “Bahkan di dalam goa terdapat batu alam yang dulunya diduga memiliki suara seperti gendang, kenong dan gong,” ujarnya.

(iqk/iqk)

Source: news.google.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button