Gua Braholo di Gunungkidul, wisata sambil belajar sejarah dari sisi manusia purba semua - WisataHits
Yogyakarta

Gua Braholo di Gunungkidul, wisata sambil belajar sejarah dari sisi manusia purba semua

YOGYAKARTA, KOMPAS.com – Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) punya tempat yang sarat sejarah, yakni Goa Braholo.

Gua ini pernah dihuni manusia ribuan tahun yang lalu dan kini menjadi salah satu kategori cagar budaya nasional di Indonesia.

Gua Braholo terletak di Semugih Padukuhan, Desa Semugih, Kecamatan Kapanewon atau Rongkop, Kabupaten Gunungkidul.

Baca juga: Jalur Alternatif Yogyakarta-Gunungkidul, Waspadai Tanjakan Cinomati yang Terjal

Jika Anda berkendara dari kota Yogyakarta, jaraknya sekitar 65 kilometer atau sekitar 2 jam perjalanan. Sesampainya di tempat parkir terdapat papan informasi tentang hasil penggalian Gua Braholo.

Pengunjung harus menaiki puluhan anak tangga sebelum akhirnya mencapai gua. Ada peti yang digali beberapa tahun lalu. Pengunjung akan disambut oleh suara kelelawar yang berkumpul di langit-langit gua.

Diketahui dari papan informasi di Goa Braholo bahwa penggalian dilakukan pada tahun 1995 di bawah arahan Profesor Truman Simanjuntak dari Pusat Penelitian Arkeologi Nasional Jakarta.

Peninggalan peradaban manusia purba

Dalam penelitian ini digali 14 kotak berisi temuan peradaban manusia purba, antara lain tembikar dan sisa-sisa biji-bijian yang sebagian dibakar.

Ada juga sisa-sisa fauna yang kaya. Penggalian bervariasi antara 3 dan 7 meter. Penggalian dihentikan karena terhalang oleh sebongkah batu kapur.

Nyatanya, bahkan di kedalaman terendah, belum terbukti steril, atau masih ditemukan fosil. Beberapa tulang manusia ditemukan, tiga di antaranya masih utuh, sisanya dalam bentuk potongan.

Pekerja yang direkrut dari warga sekitar membersihkan tulang yang ditemukan saat penggalian di Gua Braholo, Gunungkidul, Yogyakarta, Kamis (26/10/2017).  Selama ekskavasi yang akan dilakukan mulai 9 Oktober hingga 2 November ini, akan dilakukan penilaian terhadap temuan benda purbakala di Gua Braholo.KOMPAS.com/MARKUS YUWONO Pekerja yang direkrut dari warga setempat membersihkan tulang yang ditemukan saat penggalian di Gua Braholo, Gunungkidul, Yogyakarta, Kamis (26/10/2017). Selama ekskavasi yang akan dilakukan mulai 9 Oktober hingga 2 November ini, akan dilakukan penilaian terhadap temuan benda purbakala di Gua Braholo.

“Ini 4 kerangka manusia tempat tinggal Gua Braholo pada tahun 1997. Peneliti mengatakan mereka sudah menjadi manusia modern karena sudah ada pembelahan, seperti kerangka di pinggir dan sisa makanan di tengahnya,” kata juru kunci Gua Braholo Marsono, 44 ​​tahun. Kompas.com di rumahnya, Rabu (16/11/2022).

Dia melanjutkan dengan mengatakan bahwa Gua Braholo dibuka untuk wisatawan setelah digali pada tahun 1996. Wisatawan juga mengetahui sejarah goa ini.

Gua itu selalu penuh dengan peneliti

Marso mengatakan, penelitian dilakukan di gua tersebut hampir setiap tahun. Namun sejak pandemi Covid-19

“Itu sebabnya tangga dibangun pada tahun 2001. Mereka dibangun karena seorang peneliti jatuh, jalurnya adalah jalan setapak dan sangat licin saat musim hujan. Tapi setelah Covid-19, tidak ada lagi penelitian yang dilakukan di Gua Braholo,” ujarnya.

Baca Juga: Rute Wisata Menuju Longsor Gunungkidul, Perbaikan Butuh Waktu Sekitar 1 Bulan

Di sisi lain, kata Marso, jumlah kunjungan ke Gua Braholo saat ini fluktuatif. Hal ini menurutnya karena belum banyak orang yang mengetahui keberadaan tempat bersejarah tersebut.

Pihak terkait, kata dia, mengundang sekolah, khususnya guru sejarah di Gunungkidul, untuk mengedukasi Gua Braholo dua tahun lalu. Karena di sini merupakan tempat penelitian dan banyak temuan sejarah.

“Seperti minggu lalu, pihak sekolah mengirimkan siswanya untuk membuat video tentang sejarah Gua Braholo dan lainnya dan biasanya mereka datang pada akhir pekan. Ditambah masuk ke Gua Braholo gratis,” kata Marsono.

dapatkan pembaruan pesan yang dipilih dan berita terkini setiap hari dari Kompas.com. Yuk gabung di grup Telegram “Kompas.com News Update” caranya klik link lalu gabung. Anda harus menginstal aplikasi Telegram terlebih dahulu di ponsel Anda.

Source: news.google.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button