Jawa Tengah

Gerbang Paduraksa dan Masjid Wali di Desa Jepang

Gerbang Paduraksa berbentuk seperti candi. (Jala Pantura)

Di Kudus Anda akan menemukan berbagai bangunan yang menonjolkan unsur arsitektur Islam dan Hindu. Bangunan ini membuktikan tingkat toleransi beragama yang sangat tinggi. Salah satu bangunan bergaya Islam dan Hindu adalah Gerbang Paduraksa di Masjid Jami Wali Al Ma’mur.

inibaru.id – Setelah peralihan pengaruh Hindu dan Islam, banyak akulturasi budaya yang berkembang secara alami di Indonesia. Salah satu buktinya adalah bangunan bergaya Hindu dan Islam.

Selain Masjid Agung Kudus yang memiliki bentuk mirip candi atau candi pada menaranya, Anda juga dapat menemukan bangunan serupa di Masjid Jami Wali Al-Ma’mur di Kudus.

Juga dikenal sebagai Masjid Wali Suci Jepang, masjid ini dibangun sekitar abad ke-16. Masjid Wali Suci Jepang terletak di Jalan Suryo Kudumo Gang 6, Desa Jepang, Kecamatan Mejono, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah.

FYI, nama Jepang tidak ada hubungannya dengan Jepang, kan? “Jepang” berasal dari kata Jipang, nama kadipaten tempat Arya Penangsang pernah memerintah.

Bangunan Masjid The Guardian of Japan dibangun oleh murid kesayangan Sunan Kudu, Arya Penangsang. (Berita Beta)

Dibangun oleh Arya Penangsang, murid kesayangan Sunan Kudu, bangunan ini awalnya berfungsi sebagai tempat peristirahatan setelah ia melakukan perjalanan jauh dari Jipang.

Bentuk gapura menjorok sebenarnya dibangun mengikuti bentuk bangunan di kompleks Menara Kudus. Maklum, Arya Penangsang adalah murid Sunan Kudus.

“Dulu Arya Penangsang, murid Kinasih dari Sunan Kudus. Ia berasal dari Cepu, Blora, Jawa Tengah. Kalau mencari kudus, lihat di sini, lalu buat tempat untuk istirahat dan berdakwah dan bangun masjid dengan pintu gerbang,” kata penjaga Masjid Wali Al-Ma’mur Fatkhur Rokhman Aziz, seperti dikutip dari berita Muria. Rabu (11/9222) .

“Arya Penangsang mengacu pada gurunya membuat gapura yang dipadukan dengan budaya Hindu Sunan Kudus. Kemudian dia membangun masjid dengan gapura dan menjadi masjid,” tambahnya.

Bentuk bangunan Masjid Jami Wali Al-Ma'mur.  (Harian Suci)Bentuk bangunan Masjid Jami Wali Al-Ma’mur. (Harian Suci)

Masjid Jami Wali Al-Ma’mur kini menjadi salah satu tempat wisata religi yang memiliki nilai sejarah. Gerbang Paduraksa sekarang juga merupakan bagian dari Cagar Budaya yang Dilindungi, lihat Millens.

Peninggalan Sunan Kudus juga disimpan di Masjid Wali Suci Jepang. Di antaranya masjid Mustoko, empat guru Saka hingga makam kuno.

Kebetulan, Gerbang Paduraksa Masjid Wali tidak hanya berbentuk seperti candi, tetapi juga merupakan simbol sinergi antara ulama dan pemerintah kerajaan saat itu.

“Merujuk pada penerjemah serat Jawa Kuna bernama Ki Herman Sinung Janutama, beliau mengatakan bahwa Gerbang Paduraksa merupakan gabungan dari Pangiwo (kiri) dan Harvesten (kanan),” kata Wali Fatkhur Rokhman Aziz, Wali Al-Ma’mur Masjid dikutip dari Muria News. , Rabu (9/11/22).

Pangiwo mewakili pemerintahan kerajaan saat itu. Sedangkan panen mewakili ulama. Nama Padureksan atau Paduraksa memiliki arti perpaduan yang berharga. Jadi, tujuan awal dibangunnya Gerbang Paduraksa adalah untuk mengedukasi masyarakat.

Namun, meski masjid ini telah mengalami beberapa kali perbaikan, bentuk Gerbang Paduraksa masih asli. Hanya saja dulu ada ukiran dengan desain daun dan bunga di atas pintu.

Duh jadi pengen berkunjung ke Masjid Jami Wali Al-Ma’mur dan melihat Gerbang Paduraksa ya Millens. (Fatkha Karinda Putri/E05)

Source: news.google.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button