Ganjar Luncurkan Ekowisata Mangrove di Muara Kali Ijo - WisataHits
Jawa Tengah

Ganjar Luncurkan Ekowisata Mangrove di Muara Kali Ijo

KEBUMEN – Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mempromosikan pengembangan ekowisata mangrove di Kawasan Ekosistem Esensial (KEE) hutan mangrove Kali Ijo Muara di Desa Ayah, Kecamatan Ayah, Kabupaten Kebumen. Hutan mangrove Muara Kali Ijo tidak hanya memiliki nilai sejarah tetapi juga berpotensi sebagai ekowisata dan sumber gula aren.

“Saya berencana mengembangkan ekowisata mangrove di kawasan ekosistem esensial hutan mangrove Kali Ijo Muara ini. Saya pernah mendengar cerita sebelumnya, itu cukup bagus. Jika kita melihat sejarahnya sejak tahun 1980-an, ternyata membuat hutan mangrove yang baik itu tidak mudah. Bisa dilihat bentuknya, cantik banget,” kata Ganjar usai melakukan penanaman mangrove bersama mahasiswa, warga sekitar dan aktivis lingkungan serta jalan-jalan menyusuri hutan mangrove Kali Ijo Muara, Rabu (27/7/2022).

Ganjar menjelaskan, sejak tahun 1984 upaya menahan gesekan sudah terlihat di pantai selatan. Pohon bakau yang ditanam telah menjadi ekosistem yang baik. Pohon-pohon baru yang ditanam juga akan meningkatkan fungsi menahan pasang surut air laut dan menjadi tempat tumbuhnya ikan.

“Sekarang kami ingin mencoba membangun pariwisata lagi, karena ada budidaya ikan dan kepiting di sana. Jika itu terjadi, saya berharap tidak hanya dibudidayakan, tetapi juga produksinya,” jelas Ganjar.

Jika budidaya berhasil dan ikan dan udang dapat diproduksi, itu akan sangat baik. Khususnya untuk mendukung pengembangan ekowisata. Pengunjung yang datang tidak hanya belajar tentang mangrove atau berjalan-jalan menyusuri hutan mangrove.

“Jadi kalau produksinya bagus, kami tuntut ini dikembangkan menjadi tempat wisata ketika orang datang ke sini untuk makan ikan, makan kepiting,” katanya.

Diakui, masih banyak yang harus diperbaiki untuk pengembangan ekowisata. Misalnya, jalur joging yang ada masih harus dibenahi. Misalnya bahan bambu yang digunakan belum cukup kuat.

“Kalau bambunya lemah, harusnya kayu ulin. Mudah-mudahan nanti ada yang bisa langsung merencanakan agar kita bisa menjalankannya, itu bagus,” jelas Ganjar.

Menurut gubernur, hutan mangrove Muara Kali Ijo ada karena kerja keras warga dan aktivis lingkungan. Ia sangat menghormati para aktivis yang menjaga dan mengembangkan hutan mangrove. Banyak tanaman lain juga menghasilkan produk bernilai ekonomi dari hutan mangrove.

“Aktivis di sini cukup banyak, lalu mereka menghasilkan uang. Ini termasuk tanaman yang tidak digunakan orang di masa lalu, seperti tanaman Nipah. Ternyata saat ini cukup banyak tanaman nipah yang berhasil dikembangkan untuk gula. Itu menarik, itu gula,” jelasnya.

Contoh ini saja, kata Ganjar, menunjukkan betapa kayanya Indonesia dalam hal ketahanan pangan. Bahkan gula dapat diambil dari pohon aren yang berdiri cukup banyak di sekitar pantai. Termasuk yang berada di KEE hutan mangrove Muara Kali Ijo.

“Ini adalah kegiatan masyarakat puluhan tahun yang baru kita rasakan sekarang. Jadi saya serahkan pada perawatan, penanaman bakau akan memakan waktu setidaknya tiga tahun. Hingga tiga tahun, proses perawatannya harus benar-benar intens. Jadi kita libatkan mahasiswa, aktivis (lingkungan) dan kampus agar semua peduli. Itu contoh yang bagus,” kata Ganjar.

Dalam kesempatan ini, selain melakukan penanaman mangrove bersama mahasiswa, warga sekitar dan para penggiat lingkungan, Ganjar juga menyempatkan diri untuk jalan-jalan. jalan joging. Ia juga memborong produk gula aren yang dihasilkan masyarakat. Sejumlah alat juga telah disediakan untuk kelompok nelayan. (Humas Jawa Tengah)*ul

Source: jatengprov.go.id

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button