Ganjar Dorong UMKM Maju Ke Kelas, 150 UMKM Desa di Jateng Ikuti Boot Camp - WisataHits
Jawa Tengah

Ganjar Dorong UMKM Maju Ke Kelas, 150 UMKM Desa di Jateng Ikuti Boot Camp

SEMARANG, Radar Bangsa.co.id – Sekitar 150 orang yang terdiri dari 100 pelaku UMKM dari desa se-Jawa Tengah dan 50 pengusaha muda terpilih mengikuti Bootcamp Gerakan Akar Digital Indonesia yang diadakan di Desa Wisata Kandri, Kota Semarang. Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengatakan pelatihan ini merupakan salah satu cara untuk melatih UMKM di Jawa Tengah agar bisa naik ke mengajar.

“Itu cara kami mengedukasi mereka, sehingga jika UKM kita ingin berkembang, mereka harus mengikuti kursus. Tadi kita diberitahu cara jualan online, kredibilitas seperti apa yang dicek, pelanggan harus bisa menerima pesanan dalam waktu yang wajar seperti yang diharapkan. Jadi terima kasih telah mengajari mereka cara memotret diri sendiri, mengajari mereka cara memotret di atas kapal, cara berkemas, cara menangani. Saya pikir mereka harus tahu. Itu yang terpenting,” kata Ganjar usai membuka boot camp gerakan Akar Digital Indonesia di Desa Wisata Kandri, Selasa (20/9).

Ganjar menjelaskan, pelatihan bagi pelaku UMKM juga terus dilakukan Pemprov Jateng melalui Dinas Koperasi dan UMKM. Ruang-ruang yang menjadi tempat pertemuan untuk berbagi pengalaman dan belajar tentang digital marketing, seperti Hetero Space, juga telah disediakan. Tinggal kemauan pelaku UMKM untuk mengaksesnya.

“Kamu harus terus berlatih. Kita punya Hetero Space, yang memiliki layanan koperasi UMKM, mereka menemani tepat waktu, mereka bisa ngobrol di media sosial, datang ngopi, kumpul bareng dan kita bisa jalan-jalan. Kita ada di Semarang, di Solo, sekarang sedang dibangun di Banyumas, nanti kita siapkan di Pantura jadi tempat pertemuan mereka,” jelasnya.

Berdasarkan pengalaman dari pertemuan dengan pemangku kepentingan UMKM. Masalah pertama yang dihadapi pelaku adalah product knowledge. Hal ini tergantung pada apakah produk mereka baik atau tidak. Menurut Ganjar, diperlukan penilaian yang adil dan objektif.

“Makanya saya uji, suka atau tidak suka produknya, ayo kita nilai, harus fair. Itu bagus, itu tidak bagus, kamu harus berani berbicara, berani mengoreksi diri di cermin,” kata Ganjar yang berbicara kepada para peserta tentang produknya masing-masing.

Masalah selanjutnya adalah modal. Untuk itu, pemerintah negara bagian telah berusaha membuka dan memfasilitasi akses permodalan bagi pelaku UMKM. Untuk mengatasi masalah ini, bank berupaya menawarkan pinjaman dengan suku bunga rendah. Ini termasuk bekerja sama dengan BAZNAS dan CSR untuk memberikan pelatihan dan akses permodalan.

“Bagaimanapun, ini tidak boleh ditinggalkan, seseorang harus menemaninya. Kemudian ketika mereka yang tidak mengerti, mereka ditemani. Mengapa produk saya tidak laris, Anda mengerti, mungkin ada yang kurang dari yang Anda miliki. Itu bantuan yang perlu diberikan,” katanya.

Untuk pengembangan digital marketing, Ganjar juga menggandeng anak muda melalui Hetero Space. Anak-anak muda ini kreatif dan bisa memberikan review produk yang sangat bagus.

“Sebelumnya juga ada kontribusi dari Lazada bagi para penjual atau pelaku UMKM untuk memperhatikan produk yang dijual di pasar. Jangan sampai pembeli atau konsumen kecewa saat menerima barangnya. Jangan sampai terlambat juga. Ini peran swasta, terutama yang sudah memiliki pasar,” ujarnya.

CEO Lazada Ferry Kusnowo mengatakan jumlah penjual yang memasuki pasar Lazada meningkat pesat selama setahun terakhir. Peningkatan terbesar justru terjadi pada masa pandemi, ketika banyak orang melakukan jual beli secara online.

“Tapi masih perlu ditingkatkan. Data kami menunjukkan bahwa permintaan konsumen dari Jawa Tengah sangat tinggi, tetapi hanya sekitar 15 persen penjual Jawa Tengah yang mampu memenuhi permintaan ini. Sisanya 85 persen masih dilayani oleh vendor di luar Jawa Tengah,” ujarnya.

Source: radarbangsa.co.id

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button