Ganjar berharap Politeknik GUSDURian mencetak tenaga ahli yang moderat - WisataHits
Yogyakarta

Ganjar berharap Politeknik GUSDURian mencetak tenaga ahli yang moderat

jakarta – Rumah Sakit Terapung Ksatria Airlangga (RSTKA) kembali menjalankan misi kemanusiaan untuk memberikan bantuan dan pelayanan kesehatan kepada ibu dan anak di 20 pulau sekitar Madura.

Pada hari Sabtu, 3 September 2022 akan dilakukan pelepasan dan seremonial penyerahan CSR untuk misi tersebut. Acara yang berlangsung di atas kapal RSTKA yang ditambatkan di anjungan/galangan Kantor Pelabuhan Tanjung Perak Area Dermaga Ujung Surabaya ini dilaksanakan secara hybrid, offline dan online, dengan partisipasi Menkes RI Rektor Unair, Perwakilan dari PT Protelindo, YBM PLN, Investree, akademisi dan relawan serta pendukung misi RSTKA.

Prof. Dr. Mohammad Nasih, SE, MT, Ak, (Rektor Unair) dalam sambutannya mengatakan bahwa misi pengabdian masyarakat yang kali ini fokus pada pendampingan dan pelayanan kesehatan bagi ibu dan anak di nusantara ini sangat mulia, sebuah misi. yang merupakan bagian penting dari misi pendidikan tinggi. Ini termasuk misi penting para profesional untuk memberikan pelayanan dan pelayanan kepada masyarakat.

Ia berharap dengan aksi nyata ini ke depannya akan lebih banyak lagi pihak yang berpartisipasi dan berkontribusi dalam misi RSTKA selanjutnya.

“Misi saat ini akan menentukan masa depan kita, masa depan Jawa Timur dan Indonesia. Untuk kedepannya kami mengharapkan kerjasama dan kontribusi dari berbagai pihak. Tentunya kami menyesuaikan dengan keahlian masing-masing. Teman-teman yang terlibat layak mendapatkan penghargaan yang setinggi-tingginya,” ujar Prof. Pech.

Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin mengakui upaya dan inisiatif RSTKA dalam melakukan pelayanan di pulau-pulau terpencil. Dia melihat apa yang dilakukan para akademisi dan relawan sebagai langkah tepat untuk membantu kesehatan masyarakat di daerah yang belum tersentuh pemerintah. Ia juga mengucapkan terima kasih atas upaya tersebut karena telah memberikan kontribusi yang besar dalam memenuhi tugas pemerintah dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada seluruh rakyat Indonesia. Inisiatif ini juga merupakan langkah efisien untuk memperkuat komunitas.

“Dengan mekanisme relawan yang sangat luar biasa melibatkan sekitar 2000 orang, dengan 60 pulau yang dikunjungi, itu sangat luar biasa. Nenek moyang kita adalah pelaut, kita terjebak dalam pandemi. Pelaut biasanya tahu bagaimana menghadapi badai besar, syaratnya mereka harus bekerja sama. Tidak ada dokter yang hebat kecuali dia telah berurusan dengan pulau terpencil. Selamat menerjang badai, selamat mengabdi kepada masyarakat,” pungkas Budi Gunadi.

Direktur Rumah Sakit Terapung Ksatria Airlangga (RSTKA), dr. Agus Harianto, Sp.B. mengatakan misinya kali ini akan fokus pada pelayanan dan dukungan serta kesehatan ibu dan anak di nusantara.

“Ini berbeda dengan pengalaman misi MARCO sebelumnya, yaitu kami mengoperasi 15 ibu hamil saat berlayar di dalam dan sekitar Kepulauan Sapeken. Itu membingungkan kami, toh kami dibujuk dengan berbagai macam hal untuk kembali ke daerah dengan RSTKA,” ujarnya.

Dr Agus juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang terlibat dalam misi perjalanan ke pulau terpencil ini. Segala dukungan, baik moril maupun materil, serta sumbangan pikiran, waktu dan tenaga dari semua pihak yang terlibat membuat misi ini dapat terlaksana.

“Akhirnya kami bisa, kami bereaksi terhadap kenyataan seperti itu, saya rasa tidak cukup untuk meminta maaf. Kami memiliki mitra dan kami memiliki teman yang mendukung kami. Terima kasih kepada seluruh pendukung, PT Protelindo, YBM PLN, Investree, akademisi, relawan dan Menteri Kesehatan yang juga hadir dalam pelepasan ini,” pungkas Dr Agus.

Dengan slogan “Menyeberangi Lautan untuk Menyelamatkan Anak Bangsa”, RSTKA yang merupakan rumah sakit yang beroperasi di atas kapal ini berada di bawah naungan Yayasan Ksatria Medika Airlangga yang didirikan oleh Dr. Christrijogo Sumartono W, dr., Sp.An. (KAR) akan berlayar lebih dari dua bulan mulai 3 September hingga 12 November 2022.

Misi ini dilakukan untuk mendukung pelayanan kesehatan rujukan bagi masyarakat di pulau-pulau sekitar Madura, khususnya dalam upaya Penurunan Angka Kematian Ibu dan Bayi (PENAKIB) di pulau-pulau tersebut. Bersama sivitas akademika Unair dan relawan kemanusiaan

RSTKA akan memberikan pelayanan dan dukungan yang komprehensif kepada ibu dan anak di nusantara dengan mengunjungi 20 pulau terpencil antara lain Saobi, Gili Iyang, Sapudi, Raas, Kangean, Soapten, Saur, Saebus, Saseel, Sepanjang, Sapeken, Paliat, Sadulang Besar, Sadulang Kecil , Pagerungan Kecil, Pagerungan Besar, Sakala, Sapeken, Gili Genting, Gili Raja. Misi tersebut resmi dibuka kali ini oleh Menteri Kesehatan Republik Indonesia.

Source: fakta.news

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button