Fokus: Oudstad, 300 tahun kemudian
Headline Ditulis oleh Moh Anhar, wartawan Tribun Jawa Tengah
TRIBUNJATENG.COM – MENJELANG akhir tahun 2022 ada kabar menggembirakan dari Kota Lama. Toh, ada enam tempat kuliner yang akan dibuka pada akhir 2022 dan awal 2023. Kabar baiknya, karena bangunan ini menggunakan bangunan tua yang sudah lama tidak digunakan atau bahkan roboh.
Melalui bisnis ini, bangunan tua dikembalikan ke kondisinya dengan menyesuaikan fungsinya dengan kebutuhan saat ini, dengan tetap menjaga orisinalitas desain bangunan.
Keberadaannya menambah semaraknya lingkungan sekitar dengan bisnis catering yang dulu sempat eksis. Diakui, ada beberapa tempat kuliner yang memudar, apalagi setelah digempur pandemi Covid-19 selama dua tahun.
Dengan adanya penyelesaian perusahaan-perusahaan baru pascapandemi, hal ini menunjukkan bahwa kawasan kota lama masih layak untuk dikembangkan lebih lanjut.
Kota Lama, kawasan dengan suasana Eropa di Semarang karena gaya desain bangunannya. Suasana Eropa diciptakan oleh pengaruh Belanda yang saat itu menguasai pembangunan kota setelah perjanjian Mataram-VOC antara Raja Pakubuwana I dari Mataram dan VOC disahkan pada tahun 1705.
Dalam perjanjian tersebut VOC sepakat untuk menghapuskan utang-utang Mataram yang menumpuk sejak VOC membantu Raja Amangkurat II menumpas Pemberontakan Trunajaya yang pecah pada tahun 1675. Salah satu butir kesepakatan itu antara lain menyetujui penguasaan VOC atas Semarang. Sejak saat itu, infrastruktur kota menjadi pusat politik hingga perekonomian terbangun.
Lebih dari 300 tahun kemudian, tepatnya pada tahun 2022, kawasan Oudstad tidak lagi menjadi pusat politik dan pertahanan melainkan tujuan wisata yang ramai.
Banyak orang menyukai tempat ini karena arsitektur bangunannya. Mereka berfoto dengan latar belakang gedung, berjalan-jalan, makan dan minum, serta menginap di kawasan tersebut. Bahkan, Disporapar Jateng mencatat kunjungan wisatawan saat libur Lebaran 2022, menjadikan candi tersebut sebagai destinasi yang paling banyak dikunjungi wisatawan di Jawa Tengah, di atas Candi Borobudur.
Pencapaian ini tentunya telah melalui proses yang panjang. Pemerintah negara bagian selalu ingin menggunakan potensi ini untuk pariwisata. Saat kita flash back masa lalu. Tidak melupakan upaya pemerintah daerah pada periode sebelumnya, pada acara pesta kembang api Tahun Baru 2015-2016 di titik KM0 Kota Semarang, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengatakan rencananya memulai pembukaan kawasan wisata Kota Llama pada 2015. akhir tahun 2015.
Seiring berjalannya waktu, revitalisasi kota tua diupayakan pemerintah pusat selama dua tahun dengan anggaran lebih dari Rp 170 miliar. Tahun 2020, Presiden Jokowi akan meninjau hasil revitalisasi tersebut. Selain optimalisasi sebagai cagar budaya,
Ia berharap kegiatan seni budaya akan mewarnai kota tua, merevitalisasi galeri dan restoran untuk mendongkrak pertumbuhan ekonomi kota Semarang.
Dulu, kawasan Kota Lama lekat dengan citra bangunan tua dan kumuh yang kosong, terlantar, terendam banjir dan dirampok.
Beberapa waktu lalu, PT Aviasi Wisata Indonesia (Persero) Injourney selaku Holding BUMN Pariwisata dan Pendukung menyatakan siap mengembangkan destinasi wisata Kota Lama.
Bahkan CEO Sarinah Fetty Kwartati mengundang calon investor dari brand besar ternama seperti Uniqlo, Periplus dan Secret Garden Village Group ke Kota Lama. Tentunya untuk mengajak mereka membuka cabang disana.
Dengan hadirnya para investor ini, diharapkan bangunan tua yang belum direvitalisasi pun bisa tersentuh. Selain menghindari kehancuran, juga dapat meningkatkan perekonomian melalui pariwisata. (*cetakan Tribun Jateng)
Source: news.google.com