Fokus: Keren Kluthuk - Tribunjateng.com - WisataHits
Jawa Tengah

Fokus: Keren Kluthuk – Tribunjateng.com

Judul Ditulis oleh Sujarwo, Wartawan Tribun Jawa Tengah

TRIBUNJATENG.COM – Kluthuk berasal dari bahasa jawa yang artinya tua. Jadi maklum saja kalau kluthuk digunakan untuk mengumpat seperti ndeso kluthuk. Sudah pedesaan atau kampung, masih ditambah kluthuk. Tidak ada alasan untuk berkecil hati. Dalam dunia pariwisata, Kluthuk dan sejenisnya jika dikemas secara kekinian mengundang pujian.

Tengok saja Dusun Kebutuhan di Desa Temanggung, Kecamatan Kaliangkrik, Kabupaten Magelang yang sedang viral sekarang ini. Kluthuk-nya telah berubah menjadi yang keren, berjudul Nepal van Java. Karena Need memiliki pemandangan rumah-rumah penduduk yang tampak bertumpuk di lereng gunung, seperti di Nepal. Bedanya Need Hamlet berada di lereng Gunung Sumbing sedangkan Nepal memiliki Gunung Everest.

Jauh dari sana adalah kota Truro. Kota kecil di Cornwall, Inggris ini berpenduduk hanya 18.871 jiwa berdasarkan data tahun 2011. Kota ini tergolong ndeso kluthuk namun sebenarnya masuk dalam buku panduan 501 Must Visit City.

Solo kembali ke tanah air dan bangga dengan Kluthuk-nya. Memiliki Sepur Kluthuk, kereta wisata yang diresmikan Menteri Perhubungan Jusman Syafi’i Djamal pada 27 September 2009. Saat itu, Kota Solo masih dikelola oleh Jokowi.

Kamis lalu (31 Maret 2022) para delegasi G20 di Solo asyik menunggangi Sepur Klutuk. Kereta uap dengan orang-orang keren ini perlahan menyusuri rel sepanjang Jalan Slamet Riyadi berhenti tepat di Kantor Walikota Loji Gandrung. Mereka disambut Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka, putra sulung Jokowi.

Asosiasi Perusahaan Perjalanan Solo (ASITA) dan pemerintah kota juga bangga dengan program Solo Kluthuk. Sebuah paket paket wisata menyajikan itinerary kota Surakarta yang terkenal. Pada Kamis (7/7/2002) ASITA Solo juga menggelar acara bertajuk Solo Kluthuk di Ruang Rapat Swiss-Belhotel Gilingan bekerjasama dengan PT Bank Rakyat Indonesia (Tbk.). Berbentuk diskusi dimana tim ahli dari UI akan diperkenalkan untuk mencari solusi dan strategi memajukan ekonomi solo di sektor pariwisata.

Sepur Kluthuk sendiri menggunakan lokomotif uap D1410 buatan Jerman pada tahun 1921. Pada awal abad ke-20, kereta api tampak rasis dan elitis. Ia hanya melayani kepentingan transportasi elit penguasa dan penjajah. Namun, tidak nyaman bagi orang biasa untuk mengemudi. Pada masa perjuangan kemerdekaan, kereta api tampak menakutkan, dingin dan kejam. Menjadi sarana transportasi untuk mengangkut ribuan tawanan perang Belanda dan Jepang.

Beda dulu, beda hari ini. Dulu image Sepur sangat maskulin, sekarang feminim. Bersalin dengan pelayanan yang tulus, ramah, nyaman, melayani sepenuh hati. Ini adalah modal dasar dalam pariwisata.

Sepur kluthuk di Solo disebut Jaladara, diambil dari cerita pewayangan dalam lakon Mahabharata. Jaladara adalah jurus Raja Kresna yaitu Kai Jaladara. Dalam cerita, dewa disebut kereta karena ia memiliki kemampuan untuk terbang. Kereta api itu juga digunakan oleh Prabu Kresna untuk pergi ke kerajaan Hastinapura.

Dari Solo terbang ke Banyumas, Senin (18/7/2022). Pada hari ini, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo meresmikan destinasi wisata baru, Taman Terapung Mas Kumambang. Ganjar mendorong warga Banyumas Raya untuk berkreasi dan sering menggelar acara terkait optimalisasi pariwisata.

“Selain itu di Banyumas Raya sudah ada bandara di Purbalingga. Itulah kerja keras Pak Husein (Bupati Banyumas). Jika banyak event di Banyumas, penerbangan pasti akan mendongkrak perekonomian,” katanya. Meski, menurut Ganjar, Bandara Jenderal Besar Sudirman masih belum sesuai harapan.

Ya, pandemi Covid-19 relatif mereda. Sudah saatnya pariwisata semakin digalakkan untuk mengembangkan perekonomian nasional. Ini dapat bekerja dengan baik ketika semua pihak bekerja sama menuju tujuan bersama. Seperti kereta api, ia selalu berjalan di jalurnya.

Source: jateng.tribunnews.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button