Florawisata Banyukuning, Alternatif Baru Wisata Keluarga di Kabupaten Semarang - WisataHits
Jawa Tengah

Florawisata Banyukuning, Alternatif Baru Wisata Keluarga di Kabupaten Semarang

REPUBLIKA.CO.ID, HUNGARIAN – Alternatif wisata keluarga lainnya ada di Kabupaten Semarang, Jawa Tengah. Objek wisata (DTW) ini baru dihadirkan ke publik selama seminggu dan melengkapi khasanah wisata keluarga di desa tersebut.

Seperti namanya, Florawisata Banyukuning, DTW ini terletak di kawasan Desa Banyukuning, Kabupaten Bandungan, dan telah diluncurkan sebagai DTW yang mencakup tiga konsep wisata sekaligus.

Yakni, wisata keluarga, wisata kuliner, serta wisata edukasi (perkebunan dan peternakan), ditunjang dengan panorama alam lereng selatan Gunung Ungaran yang sangat menawan.

Di sebelah Pemandangan matahari terbit emas dan matahari terbenam emasFlorawisata Banyukuning juga menyuguhkan panorama pegunungan hingga 360 derajat, dengan latar belakang deretan pegunungan di Jawa Tengah.

“Sama seperti Gunung Ungaran, Lawu, Merbabu, Telomoyo, Sindoro dan Sumbing,” kata Manajer Operasional Florawisata Banyukuning Pristyono Hartanto saat dikonfirmasi di Bandungan, Kabupaten Semarang.

Perpaduan ketiga konsep wisata ini dipilih untuk menawarkan alternatif liburan dan wisata yang lebih lengkap dan menyenangkan, dengan berbagai wahana dan paket wisata yang tersedia untuk segala usia.

Selama ini, kata Pristyono, sejumlah tempat wisata baru yang muncul di masyarakat cenderung menonjolkan spot selfie yang “instagramable” dan pluralistik, menyasar segmen anak muda dan milenial.

Di Florawisata Banyukuning, anak-anak dan orang tua dapat menikmati nilai suasana liburan mereka. “Selain taman bermain, ada juga berbagai paket wisata edukasi khusus untuk anak-anak,” jelasnya.

Saat ini, lanjut Pristyono, Florawisata Banyukuning menempati total luas 7,5 hektare. Namun yang dioptimalkan baru mencapai sekitar 2,5 hektar.

Termasuk taman bunga, restoran, wisata memancing, tempat selfie, kebun anggur, kebun binatang mini (naik kuda, berbagai reptil, peternakan ikan, food court tradisional, perkemahan, dan RV.

“Untuk taman kami memiliki kelompok florikultura yang berbeda, ada rock garden Luna Maya, kebun anggur dan taman dengan koleksi bebatuan unik. Salah satunya koleksi marmer hitam dari Belanda,” ujarnya.

Ke depan, kata Pristyono, akan disiapkan areal perkebunan, seperti kebun buah-buahan (golden melon), rumah kaca aneka sayuran untuk menunjang wisata edukasi perkebunan, gubuk di tengah sawah, pasar terapung, dan sebagainya.

Termasuk kolam renang alami untuk anak-anak dan dewasa, serta amfiteater (panggung terbuka) untuk berbagai pertunjukan/pertunjukan budaya, Aviari Zoo Café dan berbagai permainan anak.

“Secara umum pengelola tempat wisata ini bekerja sama dengan pemerintah desa Banyukuning untuk meningkatkan pendapatan dan perekonomian desa,” ujarnya.

Desa wisata

Sejak pre-opening pada 17 Juli 2022, lanjut Pristyono, berbagai kegiatan peningkatan potensi ekonomi dan UMKM lokal telah dilakukan dalam acara “Pasar Minggu” sebagai ajang untuk mempromosikan berbagai potensi dan produk UMKM lokal.

Berbagai paket Wisata Desa Banyukuning (safari ‘Sambang Dusun’) dengan ATV dan Jeep juga dapat dinikmati dengan mengajak pengunjung bersafari keliling desa untuk mempelajari dan menikmati berbagai pilihan dusun yang ada di Desa Banyukuning.

Berbagai fasilitas juga telah disiapkan, mulai dari kamar mandi, toilet hingga tempat parkir seluas 6.000 meter persegi yang mampu menampung hingga 300 mobil. Biaya masuk ke kawasan Florawisata ini hanya Rp 15.000 per orang. “Setelah soft launching kami, akan ada diskon 30 persen untuk sementara waktu,” ujarnya.

Kepala Urusan Kesejahteraan Desa Banyukung (Kaur) Zaitun menambahkan, hasil musyawarah desa telah menyepakati pembentukan desa wisata untuk meningkatkan PAD dan kesejahteraan warga.

Selain itu, Banyukuning merupakan salah satu desa penunjang pariwisata di Kabupaten Bandungan yang sangat dekat dengan kawasan Candi Gedongsongo dan Wisata Bandungan.

Konsep pemberdayaan tersebut diwujudkan melalui partisipasi 95 persen staf warga Desa Banyukuning, kecuali pada level manajerial.

Food court untuk memfasilitasi UMKM bagi warga desa setempat. “Jadi tidak menambah biaya sewa yang bisa membuat harga makanan dan minuman menjadi mahal,” jelasnya.

Selain itu, pemilik kuda di Desa Banyukuning juga memenuhi syarat untuk wisata menunggang kuda. Salah satu paket wisata unggulan yang menyentuh masyarakat secara langsung adalah Wisata Desa Banyukuning.

Dengan paket wisata ini, tidak hanya masyarakat luas yang terlibat dalam bertani, tetapi masyarakat sekitar juga terangkat secara ekonomi. “Karena masyarakat yang tidak memiliki akses langsung bisa terlibat di dusunnya masing-masing,” lanjutnya.

Ada 12 dusun dengan potensi berbeda di Banyukuning. Antara lain, Dusun Tlogosari memiliki sentra Tahu Gembus, Kaliwinong memiliki sentra Alpukat, Ploso diolah dengan gula kacang dan gula aren, Mendongan sangat baik untuk kopi, Mberokan memiliki hasil pohon dan Dusun Krajan merupakan sentra hortikultura.

“Tidak hanya UMKM tetapi juga budaya lokal yang didorong untuk mendukung tempat wisata ini, seperti Reog, Jaran Jalinan dan kesenian Ketoprak,” ujarnya.

Source: repjogja.republika.co.id

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button