Festival Slikasan dan Wiwit Jadi Wisata Budaya di Tuban, Apa Bedanya? - WisataHits
Jawa Timur

Festival Slikasan dan Wiwit Jadi Wisata Budaya di Tuban, Apa Bedanya?

Festival Slikasan dan Wiwit Jadi Wisata Budaya di Tuban, Apa Bedanya?


Festival Slikasan dan Wiwit Jadi Wisata Budaya di Tuban, Apa Bedanya?

bloktuban.com | Jumat, 06 Januari 2023 12:00 siang



Festival Slikasan dan Wiwit Jadi Wisata Budaya di Tuban, Apa Bedanya?Petani Desa Pugoh, Kec. Bancar semangat menanam padi di tengah Festival Slikasan 2023.

Reporter: Ali Imron

blokTuban.com – Setiap daerah di Jawa Timur memiliki wisata budaya yang berbeda tidak terkecuali Kabupaten Tuban. Daerah di ujung barat Jawa Timur yang berbatasan dengan Kabupaten Rembang dan Jawa Tengah di sebelah barat ini juga memiliki wisata budaya.

Diantaranya adalah festival Slikasan dan Wiwit. Keduanya dilakukan dan berhubungan langsung dengan tanaman padi. Lantas apa yang membedakan kedua wisata budaya tersebut.

M. Emawan Putra, Kepala Dinas Kebudayaan, Pemuda, Olahraga, dan Pariwisata Tuban (Disbudporapar) menjelaskan, ritual adat menanam padi “Tandur” secara bersama diawali dengan upacara adat yang disebut Slikasan. Festival ini memiliki potensi yang signifikan untuk menjadi wisata budaya.

Festival Slikasan yang kini menjadi agenda rutin diharapkan dapat menjadi pendorong bagi wisatawan luar Tuban untuk berkunjung ke Tuban.

“Mudah-mudahan bisa ramai setiap tahun dan meningkatkan perekonomian desa,” ujarnya, Jumat (1/6/2023).

Festival Slikasan

Festival Slikasan sendiri berlangsung pada Kamis pagi (5 Januari) di Desa Pugoh, Kecamatan Bancar. Ratusan penduduk setempat mengenakan pakaian adat dan membawa spanduk, cangkul, buah-buahan dan makanan lainnya, serta beras.

Anda juga bisa melihat gundukan buah-buahan dan sayur-sayuran mengikuti arak-arakan keliling desa yang diikuti oleh rombongan takan dan drum band menambah kemeriahan.

Kepala Desa Pugoh Kusyanti mengungkapkan, festival Slikasan kali ini merupakan yang kedua kalinya diadakan oleh desa setempat. Tujuannya untuk melestarikan ajaran luhur bagi generasi muda dan masyarakat modern saat ini tentang pentingnya sebuah proses dalam kehidupan.

“Seperti prosesnya, kami membuat beras dari satu butir beras. Kok bisa nasi? Butuh proses panjang dari menanam padi,” kata Kusyanti.

Slikasan berasal dari perpaduan konsep budaya leluhur kuno dengan era modern. Niatnya agar mudah diterima oleh generasi sekarang, dengan indikasi tidak mengurangi nilai-nilai luhur yang ada.

“Kami Pemdes Pugoh berusaha mengedepankan rasa tanggung jawab dan rasa memiliki terhadap budaya dan adat kami agar dapat dilestarikan,” ujarnya.

Prosesi budaya yang dilakukan sebagai bagian dari festival Slikasan di desa Pugoh menjadi prosesi upacara adat setempat yang dilakukan pada awal musim tanam padi. Semua sesajen dibawa ke sumur desa untuk dibersihkan dan didoakan, termasuk padi yang akan ditanam. Kemudian mereka dibawa ke ladang untuk ditanami.

Proses penanaman dimulai dari Jago Tandur atau ketua kelompok tani yang terdiri dari 4 laki-laki dan 2 perempuan. Mereka menanam padi yang telah diarak dan dibersihkan di pinggir sawah. Selanjutnya diikuti oleh seluruh petani setempat. Sedikitnya lebih dari 400 petani ikut serta dalam “Tandur” di lahan sawah seluas 1 hektar yang telah disiapkan.

Festival Wiwit

Wiwit Festival sendiri rutin diadakan oleh masyarakat Desa Plumpang, Kecamatan Plumpang, Kabupaten Tuban menjelang musim panen. Sebelumnya, tradisi ini dilakukan hanya dalam satu hari, pada tahun 2022 festival berlangsung kemarin selama tiga hari berturut-turut.

Kegiatan diawali dengan pemanenan dan panji dunga. Malam hari dilanjutkan dengan kegiatan Tongklek Asmoro Ndono Budoyo, pertunjukan Blang Bleng Wayang dan seni tari.

Pertunjukan tari, pantomim, dan pertunjukan sastra juga berlangsung di hari kedua. Baru pada malam terakhir atau puncak kegiatan nanti, rombongan RSTX tuban dan GNX tuban serta teater tari “Pengakuan Rahwana” dimeriahkan oleh Tari Malang.

Salah satu tokoh pemuda setempat, Bambang Budiono mengatakan tujuan festival ini adalah untuk menunjukkan potensi petani muda yang ada di Kabupaten Tuban.

“Melalui hajatan seperti ini, mereka (petani muda) bisa bangga dan senang karena bisa melakukan hal lain selain menanam. Mereka (petani muda) bisa menjalankan acara dan tahu bagaimana rasanya kembali ke adat lama dan mereka bisa bangga melestarikan budaya,” ujarnya.

Inilah perbedaan mendasar dari festival Slikasan dan Wiwit di Kabupaten Tuban. Jika penasaran Anda bisa pergi ke tempat tersebut untuk melihat festival yang sedang berlangsung. [Ali]

Anda dapat menemukan lebih banyak konten menarik dari blokTuban.com di GOOGLE NEWS

Tag: # Wisata Budaya Tuban, # Festival Slikasan, # Festival Wiwit, # Budidaya Padi, # Blok Tuban, # Kabupaten Tuban, # Berita Tuban, # Tuban Hari Ini











* Mau beli/transaksi klik di bawah ini


Logo WA
Logo telepon
Logo Blokbeli

Memuat…

























Source: news.google.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button