Festival Pusaka Nusantara, menumbuhkan kenangan keterampilan metalurgi nenek moyang - WisataHits
Jawa Timur

Festival Pusaka Nusantara, menumbuhkan kenangan keterampilan metalurgi nenek moyang

Tosan Aji Among Culture Festival digelar di Graha Pancasila, Balai Kota Among Tani, Kota Batu. Ratusan warisan budaya Indonesia dipamerkan di festival yang berlangsung dari 14 hingga 16 November ini. (MVoice/M.Noer Hadi)

SUARA WARNA – Ratusan benda pusaka Indonesia seperti keris, betok, kudi hingga tombak dipajang di Graha Pancasila Among Balai Kota Tani, Kota Batu.

Artefak budaya dipamerkan dalam Festival Among Budaya Tosan Aji pada 14-16 November.

Tosan Aji Among Culture Festival merupakan bagian dari rangkaian acara peringatan HUT Kota Batu ke-21. Kegiatan tersebut dilakukan oleh Perkumpulan Pelestari Budaya Jawa dan Tosan Aji, Perkumpulan Sangga Praja, bekerjasama dengan Dinas Pariwisata (Disparta) Kota Batu.

Sekretaris Sangga Praja Didik Eko Purwanto mengatakan benda pusaka yang dipamerkan berasal dari Mataram Kuno, Kamardikan dan Jaman Baru. Jenis pusaka tertua yang dihadirkan pada festival tersebut adalah betok dan kudi dari zaman Mataram Kuno pada masa penyebaran agama Hindu Budha atau zaman Kabudhan.

“Kedua pusaka itu, Betok dan Kudi, lebih spesifik daripada tumpang tindih atau penguasaan pusaka. Pusaka yang sangat tua dan dianggap sebagai jimat keberuntungan bagi para kolektor Tosan-Aji,” kata Didik.

Baca juga: Pengoperasian target pasar Merjosari, menyediakan 1.143 paket sembako dan subsidi Rp 75.000

Baca juga: Mobil Rizky Febrian terbakar usai menabrak tembok jembatan, penumpangnya selamat

Baca juga: Arema sedang menyiapkan program latihan untuk mempercepat pemulihan psikologis pemain

Baca juga: Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa PT LIB, Arema tetap dikenakan sanksi berkelanjutan

Siswa sekolah dasar mengamati dan mendokumentasikan jenis-jenis pusaka yang dipamerkan pada Festival Among Budaya Tosan Aji. Kunjungan para siswa ini merupakan bagian dari metode pembelajaran agar mereka lebih mengenal keragaman warisan nusantara. (MVoice/M.Noer Hadi)

Ketika kita berbicara tentang warisan, stereotip orang terjebak pada hal-hal mistis. Padahal, kata Didik, pusaka seperti keris memiliki aspek estetika, gengsi, dan kecanggihan peradaban masa lampau yang ahli dalam bidang metalurgi. Hal ini membuat dunia takjub hingga akhirnya UNESCO mengakui keris sebagai warisan budaya takbenda.

“Nenek moyang kita bahkan lebih tua dari Eropa. Sudah ahli dalam metalurgi, menggabungkan tujuh unsur logam yang mengandung energi atom aktif. Karena bahan pembuatan Pusaka menggunakan Besi Bumi dan Besi Langit, Meteor,” jelasnya.

Baca juga: Macapat Idol, kebangkitan seni Tembang Jawa di kalangan generasi muda

Baca juga: Disparta Kota Batu mengangkat kesenian tradisional sebagai ikon wisata budaya

Baca juga: Anugerah Jalan Bintang 5 Citarasa Kuliner Nusantara Disajikan di BSFF 2022 Kota Batu

Siswa sekolah dasar mengamati dan mendokumentasikan jenis-jenis pusaka yang dipamerkan pada Festival Among Budaya Tosan Aji. Kunjungan para siswa ini merupakan bagian dari metode pembelajaran agar mereka lebih mengenal keragaman warisan nusantara. (MVoice/M.Noer Hadi)

Baca juga: Event Padhang Bulan, Disparta berkomitmen membenahi ikon wisata budaya Kota Batu

Pada hari kedua Festival Budaya Tosan Aji Among (Selasa, 16/11), para siswa sekolah dasar mengamati dan mencatat jenis-jenis pusaka yang dipamerkan.

Kepala Disparta Kota Batu, Arief As Siddiq mengatakan, tujuan acara ini adalah wisata edukasi untuk masyarakat umum. Terutama bagi generasi muda seperti pelajar agar mereka mengenal dan mencintai warisan Indonesia, warisan leluhurnya.

Festival pusaka juga menjadi cikal bakal revitalisasi budaya kota Batu sebagai ikon wisata. Selain itu, juga sejalan dengan UU Pemajuan Kebudayaan yang selanjutnya diupayakan oleh Kota Batu melalui usulan Perda Pembangunan Kebudayaan Daerah. Perda ini masuk dalam Program Perda Kota Batu Tahun 2023.

“Ini merupakan komitmen Disparta untuk merevitalisasi wisata budaya di Kota Batu untuk mencapai kejayaan. Motivasi dan landasan pemikiran kami adalah untuk memungkinkan berkembangnya semua komponen budaya,” kata Arief.(der)

Source: news.google.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button