Festival Payung Indonesia: Interaksi dan Literasi - WisataHits
Jawa Tengah

Festival Payung Indonesia: Interaksi dan Literasi

Klik TIMES.COM | SOLO CITY – Festival Payung Indonesia (FESPIN) kembali digelar pada 2, 3, 4 September 2022. Terletak di Puro Mangkunegaran, Kota Solo. Ini merupakan event ke-9 yang bertema The Kingdom and Umbrella. FESPIN, berdasarkan partisipasi publik, terus tumbuh dan berbagi.

“Kami berkomitmen untuk melestarikan payung tradisi Indonesia dan semakin meningkatkan kreativitas kolektif masyarakat,” kata Heru Prasetya, direktur program FESPIN, dalam siaran pers yang diperoleh Kliktimes.com, Rabu (31/8/2022). FESPIN IX diikuti oleh 81 kelompok seni dan komunitas kreatif dari 50 kota/kabupaten di Indonesia serta peserta dari Thailand, India dan Spanyol. “Khusus untuk peserta Sankhampaeng Cultural Center, Thailand, ini merupakan komitmen terhadap hubungan sister festival antara FESPIN dengan Borsang Umbrella Festival (Chiang Mai) yang sudah ada sejak 2018,” tambah Heru Prasetya, pendiri Mataya Art Heritage . Selain itu

Heru Prasetya juga berharap Festival FESPIN menjadi aset pariwisata dan juga melahirkan aset pariwisata baru dari para peserta yang pernah berkecimpung di FESPIN di daerahnya masing-masing.

FESPIN benar-benar menjadi tempat budaya di mana berbagai kelompok seni, seniman, pekerja budaya, dan pencipta bertemu. Tukang, akademisi dan berbagai profesi lainnya. Tempat pertemuan dan interaksi bagi para peserta – untuk berbagi ide, pengalaman, dan pengetahuan satu sama lain. Menjadi wadah literasi nontekstual.

Namun, dengan FESPIN IX, ada yang berbeda. FESPIN menjadi wadah literasi yang nyata dan menelurkan buku karangan berjudul Tradisi Nusantara Payungdengan kata pengantar Prof. Dr. Peter Carey, sejarawan Indonesia modern. “Buku ini muncul dari partisipasi penulis dari daerah di Indonesia karena tema festival ini menarik dan menjadi tantangan bagi penulis untuk mengungkap hal-hal yang masih tersembunyi dari tradisi nusantara,” jelas Heru Prasetya. Direktur Program FESPIN. Ada 29 penulis peserta dari berbagai daerah di Indonesia yang menyumbangkan teks mereka untuk buku tersebut.

Baca juga:
Mengirimkan “Mbah Rasimun, Maestro Payung” untuk dipamerkan di Festival Payung Indonesia ke-9

Heru Prasetya menambahkan, penerbitan buku Umbrella Tradition Nusantara oleh FESPIN IX merupakan langkah menuju inovasi. “Semoga buku ini dapat menginspirasi peserta dan masyarakat untuk menggali potensi daerahnya masing-masing. Kemudian salurkan ke dalam karya ekonomi kreatif dan jajaki peluang baru aset pariwisata dari kekayaan tradisi nusantara. Melestarikan tradisi untuk memperkuat identitas dan keunikan Indonesia. Mengembangkan tradisi untuk memperluas dan mengembangkan potensi industri kreatif dengan mempertimbangkan tradisi sebagai sumber penciptaan karya. Dengan melestarikan dan mengembangkan tradisi akan semakin memperkaya sumber daya pariwisata Indonesia,” harap Heru Prasetya.

Pada tahun 2022, FESPIN terpilih dalam kaitannya dengan salah satu dari 10 festival terbaik di Indonesia Kharisma Event Nusantara (KEN) 2022 diselenggarakan oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia. FESPIN didukung oleh Kementerian Pariwisata dan Kebudayaan Republik Indonesia, DISPORAPAR Provinsi Jawa Tengah, DISBUDPAR Kota Surakarta dan Bank Indonesia. Salam Sepayung Indonesia. (bagaimana)

Source: kliktimes.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button